7. Di Dalam Rumah Anderson

14 2 0
                                    

       Lalu, mereka pun masuk ke dalam rumah. Nasib mereka sedang mujur karena pintunya sama sekali tidak dikunci. Mereka pun segera masuk dengan hati-hati. Di dalam, banyak sekali barang antik dan tua. Tiba-tiba, mereka mendengar bisikan. Mereka pun memasang telinga.

"Apa yang akan kita lakukan terhadap anak itu? Dibiarkan saja kelaparan? Atau sebaiknya kita makan?"

Mereka pun kaget mendengar suara itu. Ternyata apa yang dikatakan Bill benar.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Jovanka.

"Ya mungkin kita harus kembali ke Hill Top dulu. Ini hampir malam dan sebentar lagi pasti pasang." jawab Justin.

"Jadi kita meninggalkan Timmy?" kata Aileen.

"Ya kita terpaksa meninggalkan dia. Mau tidak mau..." kata Justin.

Mereka pun diam-diam meninggalkan rumah itu dan menuju perahu.

         Di perahu tidak ada berbicara. Untung saja air belum pasang jadi masih sempat pulang ke Hill Top. Saat mereka tiba di rumah, mereka segera makan malam. Untung saja bibi tidak memperhatikan tangan Justin yang tertembak dan kehadiran Timmy. Setelah makan, mereka cepat-cepat naik ke salah satu kamar dan membahas yang akan mereka lakukan besok.

"Jadi besok bagaimana?" tanya Aileen.

"Yahh, seperti biasa, kita meminta bekal pada Bibi Lynn. Lalu, kita pergi ke pulau dan pergi ke rumah Anderson, bila pintunya tidak dikunci." jelas Justin.

"Kalau pintunya dikunci, apa yang akan kita lakukan?" tanya Jovanka.

"Ya, mungkin kita akan menelusuri daerah sekitar hutan, barangkali kita bisa menemukan markas mereka." jawab Justin.

"Apa besok kita bisa mengajak Max? Dia sudah lama tidak jalan-jalan." mohon Aileen.

"Ya sudah, tapi dia tidak akan berisik, kan?" kata Justin.

"Tidak akan, dia itu anjing pintar." 

"Ya sudah, kita akan mengajaknya."

"Oke," kata Aileen. "Ya sudah, kita harus tidur sekarang."

"Oh, tunggu sebentar, Tin! Perbanmu harus diganti." kata Jovanka memperingati. "Ada perban dan obat untuk luka di rumah ini?" 

"Ada, tunggu sebentar, kuambilkan." kata Aileen sambil keluar kamar. "Ini dia perban dan obatnya, Dokter Jojo."

"Hehh, kau ini... KONYOL!" kata Jovanka menyeringai.

Jovanka membuka luka Justin dan memberi sedikit obat dan menutupnya dengan perban.

"Nah, siap! Besok kita harus membawa perban ini ke sana." kata Jovanka. "Ya sudah, kita harus tidur sekarang. Selamat malam semua!"

"Selamat malam, dik. Selamat malam, Jo." ucap Justin.

       Mereka pun segera terlelap karena capek. Keesokan harinya, mereka hampir telat bangun karena semalam tidur mereka pulas sekali. Pada akhirnya, Bibi Lyn yang membangunkan mereka. "He, sampai kapan kalian mau tidur?!" kata Bibi Lynn sambil berkacak pinggang. "Iya, iya, kami akan bangun." kata Jovanka yang setengah matanya masih tertutup.

       Mereka pun bergegas sarapan dan bersiap-siap, tidak lupa dengan bekal makan siang mereka. "Ayo, Max! Hari ini, kita akan menjelajah!" kata Aileen sambil melepas rantai Max. Max pun menggonggong tanda senang. Mereka segera menuju Pulau Rahasia.

~BERSAMBUNG~



Petualangan di Pulau RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang