3. Pesan SOS

20 3 0
                                    

"Apa itu, Tin???" tanya Jovanka penasaran.

"Ini kan... Ini pesan SOS! Ada sebuah kertas didalamnya. Ayo coba kita buka." kata Justin sambil mencoba membuka botol tersebut.

Tolong aku! Aku dikurung di sebuah pulau. Semua orang di sini kanibal. Mereka mungkin berusaha untuk memakanku. Satu hal yang kutahu tentang mereka adalah mereka trauma dengan...

Bill Alexander

"Wow, ini pesan yang aneh . Siapa Bill Alexander? Tetapi, pesan ini tidak ditulis sampai selesai. Jangan-jangan..." kata Justin terkejut.

"Jangan-jangan apa?" tanya Aileen tidak mengerti.

"Jangan-jangan dia sudah mati dimakan orang-orang di sana. Tadi dia bilang bahwa orang-orang di sana kanibal. Bisa jadi dia sudah dimakan atau mungkin dia tidak sempat menulis sisa pesan itu."

"Hiii, aku tidak bisa membayangkan orang makan orang. Kalau begitu, kita tidak bisa pergi ke sana dong?

"Yahh, kemungkinan begitu. Kita tidak akan mengambil resiko yang akan membahayakan hidup kita."

"Bagaimana kalau orang itu bohong?"

"Ya, satu-satunya jalan untuk membuktikannya adalah pergi ke sana. Tetapi dia bilang, orang-orang di sana trauma dengan sesuatu, entah itu makanan atau suatu benda..."

"Lalu, apa yang akan kita lakukan sekarang??"

"Yahh, mungkin kita akan membuat rencana untuk sementara."

"Apa besok kita akan pergi ke Pulau Rahasia?"

"Hmm, ke sana terlalu bahaya untuk kita. Mungkin kita harus mengajak polisi atau orang dewasa lainnya."

"Yahh, mungkin kali ini kita tidak bisa menjelajah di Pulau Rahasia."

Tetapi dugaan anak-anak salah. Mereka akan melewati petualangan yang seru di Pulau Rahasia. 

       Setelah mereka menemukan pesan tersebut, mereka pergi ke pantai dan makan siang di sana. Mereka pun makan dengan lahap karena mereka berenang di teluk lama sekali. Tiba-tiba, sebuah bola mengenai kepala Aileen. "Aww, apa lagi kali ini?" kata Aileen hampir tersedak sosisnya itu. "Aduh, maaf kak. Aku tidak sengaja melemparnya..." kata seorang anak berusia sekitar 8 tahun itu. 

"Ya, tidak apa-apa. Siapa namamu?" 

 "Namaku Richard. Aku tinggal di Hill Top.  Kakak tinggal di mana?" 

"Wow, aku juga tinggal di Hill Top. Ini teman-temanku, ini kakakku bernama Justin. Ini temanku Jovanka dan kakaknya bernama Timmy."

"Hai, Richard. Salam kenal." sapa Justin dengan ramah.

"Salam kenal juga" kata Richard tersenyum. "Oh, maaf, aku dipanggil oleh teman-temanku. Sampai jumpa lagi, Kak!" 

"Daahh...!" kata mereka berbarengan.

"He, lucu juga itu anak. Lugu sekali mukanya saat dia minta maaf pada Aileen." kata Timmy geli.

"Ternyata dia juga tinggal di sekitar Hill Top. Kamu kenal dia, Tin?" tanya Jovanka.

"Aku tidak pernah melihat dia di sekitar rumah kami. He, itu ada tukang es krim! Ada yang mau krim??"

       Semua tidak ada yang menolak es krim. Udara di pantai memnag sangat panas. Tidak lama kemudian, Justin kembali dengan 4 buah es krim. Semua kebagian masing-masing satu. "Hmm, es krim di udara panas sangatlah sedaapp..." kata Jovanka sambil menjilat es krim vanillanya. Sehabis mereka makan es krim, mereka berjalan arah pulang. "Besok kita ke mana, Kak?" tanya Jovanka. "Yah, kita tidak tau. Mungkin saat tiba di rumah, kita akan mencari perahu miilik Justin. Bila ada, mungkin kita akan pergi ke Pulau Rahasia." jawab Timmy.

       Sesampainya di rumah, mereka meletakkan barang-barang mereka di kamar mereka dan langsung keluar menuju gudang. Di gudang, mereka sibuk mencari perahu milik Justin dan Aileen. Beberapa menit kemudian, Timmy menemukan sesuatu.

"He kalian, sini coba. Aku menemukan sesuatu!" 

"Ini baru...!!!" kata Jovanka bersemangat.

~BERSAMBUNG~

Petualangan di Pulau RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang