6. Aaron Smith

15 2 0
                                    

"Aku... Aku Aaron Smith" kata Aaron. "Aku adalah keturunan dari keluarga Anderson. Karena itu, aku ingin menemukan harta yang ditinggalkan keluargaku. Maka, jangan ganggu aku!" 

"Kau bohong, kan?" tanya Timmy.

"Hahahaa, sayang sekali kalian salah. Aku tidak bohong."

"He, ayo pulang! Kakakku sudah sangat kesakitan. Lihat, tidak berhenti berdarah! Dasar kau!" kata Aileen. "Sini kau!" Aileen mendatangi orang itu, hendak memukulnya.

"Dik, jangan pukul dia! Nanti kau berakhir sama sepertiku." kata Justin memperingati.

Aileen pun tidak jadi memukulnya. "Terima kasih, Kak." ucap Aileen sambil meneteskan air matanya.

"Sekarang kita pulang?" tanya Jovanka.

"Tidak, kita tidak akan pulang... Nanti bibi akan panik dan malah tidak meperbolehkan kita pergi lagi. Tenang, aku tidak apa-apa. Jangan cemaskan aku." ucap Justin.

"Tidak apa-apa gimana?!" bentak Aileen.

"Sudah, sudah... Aileen, kamu bawa kain?" tanya Jovanka.

"Hmm coba kulihat." kata Aileen sambil membuka tasnya. "Ini ada!" 

"Nah, boleh kupinjam?"

"Boleh saja."

"Ok, ada air bersih?"

"Ada! Nih...!"

"Ok, makasih. Nah sekarang, tahan ya Tin..."

"Siapp..." kata Justin.

Lalu Jovanka pun menuang air bersih itu ke luka tembak Justin, lalu membalutnya dengan kain.

"Dah jadii..." kata Jovanka.

"Wahh... Kamu mahir sekali. Kok kamu bisa melakukannya?" tanya Aileen penasaran.

"Yahh, cita-citaku ingin menjadi dokter."

"Ohh, pantesan... Oke, makasih ya, Jo..." kata Justin berterima kasih.

"Nah, kalau begini kita kan tidak pulang..." kata Jovanka senang.

"Ok, ayo kita lanjut. He, di mana Aaron?" tanya Timmy.

"Ya sudah, rencana kita, kita diam-diam mencari dia, sekalian melihat apa yang dia lakukan." kata Justin. "Setuju?"

"Setuju!!!" kata mereka berempat dengan serempak.

Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka. 

"Ke mana kita sekarang?" tanya Aileen.

"Kita ke rumah bertulis Anderson's House." kata Justin

       Mereka pun langsung menuju rumah itu. Saat mereka tiba di sana, mereka melihat Aaron dan mungkin bersama teman-temannya sedang membuka rumah itu. Ternyata, pintu rumah itu mereka kunci dan mereka bawa kunci itu. Itu menjadi alasan mengapa tadi Justin dan Timmy tidak bisa membuka pintu rumah itu. 

"Ternyata mereka sengaja mengunci rumah itu. Mungkin mereka ingin mencari harta di sana juga." kata Justin.

"Yahh, bisa jadi. Gimana kalau kunci itu kita ambil?" kata Jovanka.

"Wah! Ide bagus itu, Jo! Selagi mereka di dalam, kita ambil kuncinya," kata Timmy. "Aku akan ambil kunci itu."

"Baiklah, tapi kau harus hati-hati. Jangan sampai mereka mendengarmu." kata Justin.

       Timmy pun bergegas mengambil kunci itu dengan hati-hati. Tetapi, dia tidak sengaja menginjak ranting pohon dan berbunyi keras. Aaron dan komplotannya pun mendengarnya dan bergegas keluar. Mereka melihat bahwa ada anak mendekati rumah Anderson. 

"He, kamu! Apa yang kau lakukan di sini?! Bersama siapa kau ke sini?" tanya orang yang kemungkinan salah satu komplotannya Aaron.

Sementara itu, Justin, Jovanka, dan Aileen sedang memperhatikan Timmy yang tertangkap basah itu.

"Dasar Timmy, habislah riwayatnya kalau begini... Dia sudah tertangkap basah." kata Justin sambil menepuk jidatnya.

"Kakakku ini memang ceroboh... Biarlah dia rasakan itu, siapa suruh tidak hati-hati." kata Jovanka kesal.

Lalu, mereka melihat Timmy dibawa masuk ke dalam rumah itu. 

"Yahh, dia sudah dibawa masuk." kata Justin. " Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?" 

"Entahlah..." kata Jovanka bingung.

"Yah, mungkin kita bisa diam-diam masuk ke sana." kata Justin.

"Tapi kalau kita ikut tertangkap?" tanya Aileen. 

"Ya, tidak apa-apa. Mungkin kita akan bertemu Timmy... Hehehee..." 

"Ya sudah, ayo kita masuk saja..." kata Jovanka.

Mereka pun segera masuk ke rumah itu.

~BERSAMBUNG~


Petualangan di Pulau RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang