8. Ke Pulau Rahasia Kedua Kalinya

12 2 0
                                    

        Mereka pun segera menuju Pulau Rahasia. Sesampainya di sana, mereka langsung pergi ke rumah Anderson. Mudah-mudahan pintu rumah itu tidak dikunci. Akhirnya, mereka pun sampai di depan pintu rumah itu. Dengan perlahan, Justin mencoba membuka pintu itu. Dan ternyata nasib mereka sedang sial, mereka tidak berhasil membuka pintu itu.

Tetapi saat itu, mereka baru sadar kalau Max tidak bersama dengan mereka. 

"He Max dimana?!" kata Aileen yang lupa untuk tidak berbicara keras.

"Shh, diam kau! Bisa-bisa suaramu didengar oleh mereka!" perintah Justin.

       Tetapi itu sudah terlambat. Komplotan jahat itu sudah mengetahui bahwa mereka pasti akan kembali ke pulau itu. Maka, mereka membuat siasat untuk menangkap mereka saat mereka mencoba untuk membuka pintu. Mereka menunggu di balik sebuah pohon besar dan rencana mereka berhasil. Mereka berhasil menangkap ketiga anak tersebut.

"Hahahaaa!!! Kalian sangat pintar karena ingin kembali ke pulau ini. Bila kalian tidak kembali, kalian mungkin lebih beruntung. Kami sangat senang karena banyak yang bisa kami santap hari ini!" ucap salah satu komplotan Aaron.

"Santap??" tanya Justin pura-pura tidak tau.

"Ya, kalian akan kami santap! Yah, sebenarnya kami ini kanibal."

"Ya, kami sudah tau."

"Dari mana kalian tau?"

"Dari surat SOS yang ditulis oleh Bill Alexander. Dimana dia sekarang?"

"Ohh, Bill... Ya, kami mengenalnya. Dulu dia juga seorang komplotan kami. Tetapi suatu hari, kami melihatnya pergi ke kantor polisi dan kami curiga karena dia akan memberitahu sesuatu tentang kami. Yahh, jadi kami memutuskan untuk membunuhnya. Mungkin dia sempat menulis pesan tentang kami."

"Ya, tapi dia tidak sempat menyelesaikan pesan itu."

"Aku tidak tau akan hal itu. Pokoknya, kami akan menyandera kalian seperti teman kalian itu. Dia terlihat sangat menyedihkan dan kurus. Ya sudah, kami tidak ingin berbasa-basi terlalu lama. Jadi, selamat mati!"

       Mereka bertiga pun dibawa masuk ke dalam rumah di tengah hutan itu. Mereka melewati lorong-lorong yang dingin dan gelap. Bagaimana mungkin ada harta yang tersimpan di tempat seperti ini. Lalu, di satu ruangan, mereka bertemu dengan Timmy. Dia terlihat sangat kurus dan menyedihkan, seperti kata mereka. 

"Hei Timmy! Timmy! Ini kami!" teriak Justin. 

"Justin! Itukah kamu?!" jawab Timmy yang baru saja terbangun dari mimpinya yang buruk.

"Iya! Ini aku, Justin!"

Dan mereka disatukan  di satu ruangan. Mereka hanya punya waktu sampai malam.

"Bagaimana nasib kita sekarang?" tanya Justin putus asa.

"Ya, kita tinggal menunggu. Ajal sudah dekat." kata Timmy sambil mendongak ke atas.

"He kau ini, jangan melucu di saat seperti ini" kata Jovanka.

"Ya habis gimana lagi? Memang aku salah?" kata Timmy kesal.

"Ya, keliatannya kalian salah. Dengar itu." kata Justin.

"Iya benar! Itu kan suara..."

~BERSAMBUNG~


Petualangan di Pulau RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang