2. Membingungkan

24 2 0
                                    

"He, ini kan peta... Ini peta Pulau Rahasia!!!" kata Aileen dengan lesung pipitnya yang muncul di pipinya.

"Ha, apa? Pulau Rrr"

"Pulau Rahasia..."

"Pulau apa itu??"

"Sini kutunjukkan pulau itu." 

Mereka pun segera keluar dari gudang dan melihat pulau yang ditunjuk Aileen.

"Itu Pulau Rahasia. Konon, diceritakan ada satu keluarga besar yang tinggal di sana. Katanya, mereka terkenal akan kekayaannya. Mereka punya banyak emas dan permata."

"Lalu, bagaimana keadaan keluarga tersebut?"

"Yah, katanya sih, semua anggota keluarga mereka sudah meninggal. Itu cerita sudah sangat lama. Kata orang sih, itu takhayul. Tapi ada juga orang yang pergi ke sana untuk mencari emas yang ditinggalkan keluarga tersebut. Tapi semua orang yang pergi ke sana dikabarkan tidak pernah kembali."

"Apa ada orang yang tau di mana harta tersebut?"

"Tidak, tidak ada yang tau. Rahasia tersebut dibawa mati."

"Wihhh, bayangkan saja kita menemukan harta itu. Pasti kita akan menjadi kaya raya!"

"He, ini sudah malam. Ayo makan!" kata Bibi Lynn.

"Iya, kami datang!!" ucap keempat anak itu berbarengan. 

       Keempat anak itu segera masuk kembali ke dalam rumah. Mereka tidak lupa untuk mencuci tangan mereka. Tidak lama, di ruang makan hanya terdengar suara kunyahan dan gesekan piring. "Yamm, enaknya ini ayam goreng. Semua makanan yang kita makan saat lapar terasa sangat enak di perut." kata Justin sambil memegang dua paha ayam. "Kau ini, rakus sekali! Aku saja baru makan satu potong ayam. Lihat, bahkan Jovanka belum makan sedikit pun ayam." kata Timmy.

Mereka pun cepat-cepat menghabiskan makanan dan beranjak naik ke atas, ke kamar tempat mereka tidur.

"Bagaimana besok? Kita akan pergi ke Pulau Rahasia?" tanya Jovanka bersemangat.

"Hmm, aku tidak tau. Aku takut nasib kita berakhir sama dengan para pengunjung yang pernah pergi ke sana. Eh iya, kalau kita mau pergi ke sana, kita naik apa?" tanya Justin balik.

"Iya juga sih... Tapi besok kita kan bisa mencari perahu di gudang lagi. Kalau tidak ada, ya tidak bisa ke Pulau Rahasia. Ya sudah, besok kan kita mau ke pantai dan mandi-mandi di laut, jadi kita tidur saja sekarang."

"Ya sudah, ayo tidur."

Beberapa menit kemudian, semua anak sudah tertidur pulas.

       Keesokan harinya, Timmy bangun lebih dulu. Dia melihat keluar dari jendela dan ternyata cuaca di luar cerah, pas untuk mereka yang akan pergi ke pantai. Timmy pun segera membangunkan ketiga temannya itu. Mereka turun bersama untuk sarapan dan meminta perbekalan pada Bibi Lynn untuk nanti di pantai. Mereka segera mengemas semua barang yang mereka perlukan nanti di pantai. Mereka pun langsung pergi ke luar rumah menuju pantai.

"Cuacanya sangat sempurna untuk pergi ke pantai. Ayo cepat!" kata Jovanka bersemangat.

"Iya iya... Pantai, kami datang!" kata Aileen.

Akhirnya mereka pun sampai di pantai. Kulit mereka coklat disiram sinar matahari. 

"Ayo kita taruh barang-barang kita di sini. Kita akan pergi mandi di laut. Lihat, di situ ada teluk kecil, mungkin kita bisa berenang di situ" kata Timmy. 

Mereka pun meletakkan barang-barang mereka dan pergi berenang. Air laut dingin sekali dan membuat anak-anak segar.

TIba-tiba, saat Justin berenang, kepalanya mengenai sesuatu yang aneh seperti plastik.

"Aww, apa itu?" kata Justin sambil memegangi kepalanya yang terkena sebuah botol.

"Hah, kenapa Kak?" tanya Aileen.

"Tadi ada sesuatu mengenai kepalaku tadi saat berenang. Barang itu terasa seperti plastik."

"Hah? Terasa seberti botol?

"Iya kayaknya. Hmm, mungkin di sekitar sini. Nahh, ini dia. He, ini..."

"Apa itu, Tin???" tanya Jovanka penasaran.

"Ini kan..."

~BERSAMBUNG~

Petualangan di Pulau RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang