{ forehead }

4.2K 630 22
                                    

"Felix," panggil Changbin ketika ia baru saja menghenyakkan diri di sofa, melepas penat setelah melalui kesibukan hari ini, "bisa ke sini sebentar?"

Felix yang saat itu baru selesai membersihkan piring-piring kotor yang menumpuk di basin bergegas mengeringkan tangan. Suara Changbin yang terdengar rendah dan serak membuat Felix mengerutkan kening. "Ada apa?" tanya pemuda itu saat ia mengambil tempat di sisi Changbin, menyusupkan jemarinya di ruang kosong antara jemari sang kekasih. Dinginnya tangan Felix membuat Changbin menoleh ke arah Felix.

"Kok tanganmu dingin?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Felix, pemuda itu balas bertanya. Felix pikir sepertinya ada yang disembunyikan Changbin dari dirinya.

"Habis cuci piring," jawab Felix lugas. Ia tahu Changbin pasti ingin mengalihkan pembicaraan. Sayang sekali Felix belum ingin membiarkan topik pembicaraan mereka berhenti sampai di sana. "Ada apa, Changbin hyung?" ulangnya.

Pemuda itu mengeliat untuk merenggangkan otot-ototnya sebelum menyandarkan kepala di pundak Felix. "Cuma capek aja habis kerja."

"Beneran?"

"Iya."

"Nggak ada masalah sama produser lain kayak kemarin, kan?" Felix menaikkan alis. Changbin menjawabnya dengan gelengan.

"Itu kan cuma salah paham, Yongbokie. Bukan hal yang besar."

Felix mendengus pelan, "Tapi kamu bete sampai di apartemen. Bahkan kamu nggak mau melihatku sampai menjelang tidur. Aku kan jadi kepikiran."

Mendengar pengakuan Felix, Changbin otomatis menegakkan kepala. Ditatapnya Felix dengan sorot bersalah. "Maaf."

"Nggak apa, lagian sudah berlalu," Felix menggenggam jemari Changbin yang bertaut dengan miliknya lebih erat, sedikit mengguncangnya, "Aku nggak masalah kalau hyung nggak mau cerita. Tapi tolong jangan abaikan aku tanpa bilang apa-apa. Aku pikir kau marah padaku."

Changbin menatap Felix lamat-lamat, memperhatikan sinar matanya yang meredup saat mengingat kejadian tempo hari. Rasa bersalah itu semakin besar menggerogoti hatinya. Maka sebelum Felix mengatakan apapun, Changbin menangkup kedua pipi kekasihnya dengan telapak tangan agar mereka bisa saling bertatapan.

"I'm so sorry. Don't be sad, please."

Wajah Changbin perlahan mendekat hingga ia bisa mendaratkan kecupan lembut di kening Felix. Dan pemuda itu tidak melepaskan kecupannya hingga Felix menghembuskan napas pertanda lega.

"I'm not," bisik Felix sembari melingkarkan lengan di leher Changbin, menarik pemuda itu dalam pelukan. ***

of all the places worth to be kissed ✓Where stories live. Discover now