{ extra: changbin's arms & back }

3.1K 456 75
                                    

Jam digital di nakas samping tempat tidur menunjukkan angka tiga lewat dua menit. Felix terbangun dari tidurnya karena ingin ke toilet. Pemuda itu turun dari ranjang dan menyeret langkah menuju kamar mandi yang ada di luar kamar. Beberapa menit kemudian Felix kembali, menjatuhkan tubuh ke ranjang dengan bunyi debam samar sebelum menarik selimut menutupi tubuh.

Saat ia memutuskan untuk berbaring menyamping, matanya yang separuh terbuka tidak sengaja menangkap siluet punggung dan lengan Changbin. Dalam keremangan lampu tidur yang menyinari kamar mereka, kulit punggung sang pemuda yang tak tertutup pakaian terlihat hangat. Mengundang Felix untuk mendekat, menempelkan telapak tangan di sana.

Tato kecil berupa sebaris ungkapan dalam bahasa Latin di tulang belikatnya sedikit menggoda untuk digigit. Luceo non uroㅡI shine, not burn, gumam Felix dalam hati, tersenyum. Tipikal Changbin, pemuda itu selalu pintar menemukan kata penuh makna yang membuat kekaguman Felix bertambah akan sosoknya.

Tidak ingin membuat Changbin terbangun, Felix berusaha menempelkan bibirnya dengan amat perlahan di sana.

"Mm, kenapa Lix?"

Namun sepertinya usaha Felix tidak membuahkan hasil. Mendengar gumaman serak Changbin, Felix jadi merasa bersalah karena sudah mengganggu kekasihnya yang sedang terlelap. Ia bergegas menjauh sebelum menyelimuti punggung Changbin dengan selimut.

"Ng...nggak apa-apa, hyung. Aku cuma..."

Ucapan Felix terhenti begitu saja saat Changbin meraih lengan sang kekasih dari balik punggung, membawanya melingkari pinggangnya sendiri. Wajah Felix perlahan menghangat saat jemarinya tidak sengaja menyentuh otot perut Changbin yang liat. Terkekeh, pemuda itu lantas beringsut mendekat sebelum kembali mendaratkan kecupan di punggung Changbin.

"I want to be your little spoon tonight so don't ever let go," Changbin kembali bergumam, suaranya semakin lama semakin pelan hingga berganti menjadi dengkur halus. Felix menahan tawa kecil sebelum mendaratkan kecupan berulang-ulang di sepanjang lengan dan punggung Changbin yang bisa dijangkau.

"Dasar manja," ledek Felix dengan nada penuh sayang, menuai protes dari Changbin yang mencubit punggung tangan Felix tanpa tenaga. Pemuda itu terkekeh geli.

"Tapi aku sayang."

Tidak butuh waktu lama bagi Felix untuk kembali berkelana ke alam mimpi, bergelung di balik selimut dengan tubuh Changbin yang hangat di pelukannya. ***

of all the places worth to be kissed ✓Where stories live. Discover now