2. He's Nusa

253 17 11
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Aisyah •

Aku mengendarai motorku dengan kecepatan sedang. Seperti biasa aku selalu bersenandung sholawat saat mengendarai motor, meskipun aku tahu jika hal itu tak diperbolehkan karena akan mengurangi tingkat kefokusan pada perjalanan, namun aku fokus kok mengendarai motor sembari bersenandung sholawat. Lagipula aku sudah memakai masker yang artinya tak akan ada orang mengetahui jika aku tengah bersenandung, bisa-bisa saat pengendara lain melihatku, dikira aku sudah gila karena ngomong sendiri.

Saat melewati jalan yang tak terlalu ramai, tiba-tiba aku dikejutkan dengan klakson motor yang ada disampingku. Aku menoleh dan melihat siapa pengendaranya. Aku memicingkan mataku tapi tetap berusaha untuk fokus dalam perjalanan, aku merasa tak asing dengan motor itu, tapi dimana ya? Ah tapi kan pabrik tak hanya membuat satu jenis motor.

"#¥β^##$^α¥β!" aku mengerutkan keningku. Cara bicaranya tak jelas sekali, mungkin akibat mulutnya yang tertutup masker hitam itu.

"Hah?" sebisa mungkin aku harus tetap fokus pada perjalanan.

Dia membuka maskernya dan membuka kaca helmnya, saat itulah aku dikejutkan dengan sosoknya yang entah mengapa membuatku jengkel.

"Berhenti, woy!" teriaknya, kemudian ia mendahuluiku dan mencegatku seperti orang yang mau membegal.

Aku mendengus tak suka, untung saja tak ada banyak motor yang berlalu lalang di jalanan ini, kalau ada sudah pasti banyak yang mengklakson.

Aku memberhentikan motorku ditepi jalan. Lalu kubuka helm dan menurunkan maskerku. Menatap wajahnya dengan kesal, dia juga berjalan ke arahku. Entah mengapa dia tiba-tiba memberhentikanku disini, apakah benar dia mau membegalku? Lagipula jalanan ini cukup sepi. Please, Aisyah singkirkan pikiran negatifmu itu.

"Apa-apaan ini? Mengapa anda sengaja memberhentikan perjalanan pulang saya?" tanyaku kesal.

Dia berdecak, "Oke, nggak usah terlalu formal."

"Apa?" mungkin karena efek di jalan atau karena angin yang membuat sedikit telingaku budeg untuk sementara.

"Aku cuma mau ngasih tahu kalau rok gamismu terlalu panjang dan itu bahaya. Pas kamu ngendarain motor kain rokmu terus terkibas-kibas ke belakang. Takutnya nanti nyangkut ke roda dan yang lebih membahayakan, kamu bisa jatuh."

Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya, mengapa dia jadi sok perhatian? Apakah aku yang terlalu menganggapnya menyebalkan jadi pas ketika mendapat peringatan darinya aku malah menganggapnya sok. Padahal mungkin jika orang lain yang diberitahu hal ini pasti akan berterimakasih.

Aku menatapnya curiga. "Kenapa kamu jadi sok perhatian gitu?" tanyaku padanya.

Dia nampak terkejut, sedetik kemudian dia terkekeh. Kenapa dia aneh sekali? Apakah selain memiliki kelainan di pita suaranya dia juga memiliki kelainan masalah kejiwaan? Lagi-lagi aku harus beristighfar dalam hati karena terus saja bersuudzon jika bertemu dengan makhluk yang satu ini.

AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang