4. Layaknya Senja

144 16 3
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Aisyah•

Today, this hour, this minute, and this second too, i feel like i'm dreaming. Apa-apaan aku ini malah ikut satu mobil dengan Ikan Nus, kenapa aku malah mengiyakan ajakan dia. Ah, malu sekali rasanya. Malu karena aku sering kesal dan tidak sopan padanya, tapi sekarang aku malah menumpang mobilnya. Aku duduk di jok belakang nomor dua, sedangkan Ikan Nus duduk di depan menyetir. Eh, tapi di samping dia juga ada seorang perempuan yang tak sengaja aku lihat dari kaca mobil ketika aku mau masuk ke dalam. Aku tidak tahu itu siapa, dia memakai jilbab, mungkin saja keponakan, atau mungkin...istri?

Hah? Kenapa aku ini? Hey! Hentikan pemikiran anehmu ini, Aisyah!

"Kamu mau kemana?" aku sedikit terkejut ketika Ikan Nus bertanya padaku.

"Ke rumahnya Risa. Kamu tahu rumahnya dia, kan?" tanyaku memastikan, siapa tahu dia tidak mengetahui rumahnya Risa, secara kita satu kelas juga baru memasuki awal perkuliahan.

Dia terdiam sejenak, "aku tahu kok, aku pernah ke rumahnya."

Wow, dia pernah ke rumah Risa ternyata? Kira-kira ngapain, ya, dia ke rumah Risa?

"Oh baguslah." Aku mengalihkan pandanganku dari depan ke kaca mobil yang ada di sebelahku, memandangi hiruk pikuk jalanan yang kian padat menjelang siang hari ini.

Sudah dua puluh menit kami di perjalanan dan sedari tadi hening sekali, aku merasa awkward disini, sebenarnya aku tidak suka dengan situasi seperti ini. Situasi yang begitu tegang dan aneh, aku tidak tahu perasaan seperti apa ini.

Ingin sekali rasanya aku mengetahui gadis yang duduk di depan jokku kini. Sejak awal dia hanya diam, ya mungkin karena aku tidak mengajak dia berbicara. Apa aku ajak bicara saja?

"Emm,"

"Nah sudah sampai."

Perkataanku terpotong oleh Nusa. Sontak saja aku tidak jadi untuk mengajak gadis itu berbicara. Aku menatap ke sekeliling lewat kaca mobil. Ternyata memang sudah sampai, mobil Nusa sudah terparkir di depan gerbang sebuah perumahan. Ternyata Risa tinggal di sebuah perumahan.

"Emm, terimakasih, ya, sudah mau mengantarkanku kesini," ucapku pada Nusa. Nusa menatapku lewat spion sembari tersenyum, sontak aku mengalihkan pandanganku ke arah lain. Mengapa tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang aneh?

Aku membenarkan tas selempangku di pundak kanan sebelum keluar dari mobil Nusa. Tak sengaja saat aku sudah di luar aku menatap seorang gadis yang duduk di depan jokku tadi, dia menatapku, wajahnya sungguh sangat cantik dan mungkin dia masih seusia Alysa. Ketika mobil Nusa sudah berlalu dari hadapanku. Aku mulai melangkahkan kakiku untuk masuk ke rumah Risa.

AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang