5. Bandara?

126 15 0
                                    

• Aisyah •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


• Aisyah •

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Satu persatu baju yang sudah terlipat rapi itu dimasukkan ke dalam koper, tidak hanya baju saja, namun berbagai perlengkapan yang akan ia bawa ke Madinah. Aku melihat sekilas baju milik Kak Ale yang kini berada di tanganku, tak terasa air mata mengalir hingga mengenai baju milik Kak Ale. Dengan segera aku mengusap air mataku dan memasukkannya dalam koper warna hitam miliknya.

"Semuanya baik-baik saja, Aisyah. Nggak perlu menangis, ya, Kakak bakalan hubungi kamu terus kok," ucapnya sembari memasukkan sepatu putih ke dalam koper, dia menatapku sembari tersenyum.

Aku mengangguk dan tersenyum tipis, hatiku mendadak merasa sakit, nafasku sesak. Aku tidak tahu mengapa ini terasa berat untuk berpisah dengannya. Padahal saat masa kecil dulu, setiap kali aku dengan dia bertengkar, aku sampai berkata dalam hati bahwa aku ingin jauh darinya, sangat jauh darinya dan tidak pernah bertemu dengannya. Ah! Masa kecilku memang seperti itu, aku sering sekali bertengkar dengannya, namun jika diingat-ingat rasanya itu lucu.

Tapi saat sekarang ini, aku hanya ingin selalu dengannya, mungkin sekarang aku baru sadar bahwa aku tidak bisa jika jauh darinya, aku selalu membutuhkannya. Ternyata punya saudara itu ada rasa menyenangkannya ada pula tidaknya.

Ting!

Ponselku berbunyi, tanda ada notifikasi pesan masuk, dengan segera aku membukanya.

+62 823-456x-xxxx
|Heh kapan kamu mengembalikan buku saya?
08.56
|Bukankah sudah saya bilang kalau kemarin buku saya sudah harus di rumah saya?
08.56
|Pokoknya saya nggak mau tau, besok kamu harus ketemu saya di perpustakaan!
08.57

Sejenak aku mengernyitkan keningku saat membaca pesan dari nomor tak dikenal itu. Buku? Buku apa? Sejak kapan aku pinjam buku? Karena bingung aku melihat unamenya, dan betapa terkejutnya aku ketika melihat uname itu bernama Nusa? Sejak kapan aku pinjam buku milik Nusa?

Me
|Maaf, tapi aku nggak pernah pinjam buku punyamu
08.59
Read

Hah? Cuma di read doang? Karena tak mau ambil pusing, aku pun kembali membereskan semua perlengkapan Kak Ale, sebab pukul setengah sembilan nanti kami sudah harus menuju bandara untuk mengantarkan Kak Ale.

***

"Nusa, apa kamu sudah siap?" sosok yang dipanggil Nusa itu menolehkan kepalanya setelah ia terlalu fokus dengan ponselnya.

Wajahnya tersenyum saat tau siapa yang kini bertemu pandang dengannya, seorang perempuan yang sangat ia cintai dan sudah ia anggap sebagai ibu sendiri, meskipun wajahnya sudah berkeriput, namun kecantikannya masih tetap nampak.

"Ah iya, Nek. Apa kita pergi sekarang?" tanya Nusa. Nenek itu mengangguk. "Hmm padahal Nusa pengennya Nenek tinggal disini saja, kenapa Nenek harus kembali ke Madinah?" tanya Nusa sembari merangkul pundak Neneknya dengan pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang