Jangan tanyakan seberapa hancurnya aku melihat mereka seperti ini :(
[Sekar ayunanda putri]
•
•
•
☁☁☁Malam yang sunyi, ke sunyian yang di ciptakan oleh malam seketika lenyap di saat hujan mengguyur kota Makassar. Sesekali halilintar menghiasi suara hujan yang terus bergemuruh. Suasana dingin membangunkan seorang anak gadis di tidurnya yang sudah cukup panjang. Sekar, anak balita yang masih berumur 6 tahun kini duduk menikmati suara hujan yang seakan menjadi musik yang merdu. Dia menatap setiap butir air hujan yang turun ke bumi dari celah celah jendela kamarnya.
Hampir setengah jam dia duduk bersila di atas kasurnya. Hujan yang sedari tadi dia dengar terus saja berkelahi dengan halilintar. Aktivitas yang dia jalankan saat ini membuat kerongkongannya kering. Sekar bergegas menuju dapur untuk mengambil segelas air untuknya. Tetapi, langkahnya berhenti seketika samar samar dia mendengar suara keributan di ruang tengah rumahnya. Sudah dia tebak, akan ada keributan di setiap malam di rumah ini.
Tanpa sadar langkahnya mengikuti suara keributan yang terjadi. Jantungnya berhenti berdetak setelah melihat pemandangan yang begitu menghayat hatinya. Malaikat tak bersayapnya mendapatkan tamparan yang begitu kuat dari seorang yang sering dia panggil sebagai pahlawannya. Sebutir air bening jatuh tepat di pipi mungilnya itu.
Sekar semakin mendekat ke orang tuanya dengan langkah yang bergemetar. Tatapan tajam terus dia arahkan ke ayah tercintanya. Ayah tercinta? Pantaska dia mencintai ayahnya setelah apa yang dia lakukan kepada ibunya? Dia rasa tidak! Dia tidak melihat sisi lembut ayahnya lagi, ayahnya berubah seakan menjadi zombie yang siap menerjang mangsanya.
Sekar meraih tangan ibunya setelah sampai di dekat sang ibu. Melihat bekas merah di pipi ibunya, semakin membuat amarahnya mendidih. Sekar kembali menatap ayahnya penuh ke bencian, sedangkan orang yang di tatap hanya bisa menetralkan nafasnya yang tersengal. Sekar berjalan ke arah ayahnya dengan penuh amarahnya. Rasanya Sekar ingin membalas berbuat ayahnya.
"AYAH JAHAT!!!" Sekar berteriak histeris ke arah ayahnya. Tidak peduli bagaimana tatapan mematikan ayahnya saat ini. Yang dia peduli saat ini ibunya yang menangis tersedu di atas lantai yang tidak beralas.
"SEKAR TIDAK PUNYA AYAH MACAM INI! AYAH SEKAR BERUBAH!! AYAH SEKAR TIDAK SAYANG SAMA IBU DAN SEKAR LAGI!!!"
Hujan yang sedari tadi mulai redah, memperjelas teriakan sekar. Teriakan yang penuh luka, dan beban yang selama ini dia tanggung sendiri. Tidak lupa sudah berapa air bening itu jatuh.
Clara- ibu Sekar meraih tubuh anaknya itu dan mendekapnya sangat erat. Sekar luruh di dekapan ibunya. Ibunya yang kuat akan cercaan ayahnya, kini terlihat sangat rapuh.
"Sudah sayang, jangan menangis lagi. Ibu baik baik saja kok" Clara mencium puncak kepala Sekar dengan sayang, menenangkan buah hatinya.
Sekar mendongak ke atas untuk melihat wajah ibunya "Ibu tidak baik sekarang ini, Sekar tahu ibu rapuh saat ini" Sekar kembali menyembunyikan kepalanya di pelukan sang ibu yang tidak kalah menangisnya. Sedangkan orang yang telah menampar ibu Sekar hanya bisa melihat pemandangan ini. Dua orang yang dia sayang kini menangis karena ke egoisannya.
☁☁☁
Jam dinding kini menunjukkan di angka 3. Itu artinya Sekar sudah hampir 3 jam menangis dalam dekapan ibunya, bahkan nyaris tertidur. Melihat buah hatinya tidur di dekapannya, Clara menggendong tubuh kecil itu menuju kamar Sekar. Tidak memperdulikan bagaimana keadaan Bagas- Ayah Sekar karena yang lebih sakit adalah dirinya.
Tuduhan yang di lontarkan kepadanya membuat dia tidak percaya kepada suaminya. Tuduhan yang sama sekali tidak dia lakukan. Apakah kepercayaan itu sudah hilang untuk Clara hanya karena cerita dari anak2nya yang tanpa bukti? Yang harus Clara salahkan siapa? Bagas yang cepat mempercayai anak anaknya akan cerita palsu itu atau takdir yang sedang menimpahnya sekarang? Sungguh,Clara tidak ingin melihat keluarganya hancur. Tidak ingin membiarkan Sekar jadi sasaran hancurnya keluarga mereka. Sungguh takdir sedang bermain di keluarga mereka.
Clara menidurkan buah hatinya pelan pelan takut mengganggu tidur sang buah hati. Di tatapnya Sekar dengan tatapan sayang seorang ibu, lalu mencium dahi anaknya. Tanpa Clara sadari, di balik mata Sekar yang tertutup dia merasakan sentuhan ibunya. Merasakan di saat Sekar di cium oleh ibunya, sungguh dia tidak ingin kehilangan ke dua orang yang dia sayangi.
Clara yang berniat keluar dari kamar Sekar di hentikan dengan sentuhan tangan kecil yang mungil. Tatapan sendu Sekar nyaris membuat Clara meneteskan air mata.
"Jangan tinggalkan Sekar bu" Gumam Sekar yang masih di dengar oleh Clara di ikuti dengan suara serak Sekar
"Ibu tidak akan meninggalkan Sekar, ibu akan selalu bersama Sekar" Clara melepaskan tangan Sekar yang bertautan di lengannya, lalu memeluk Sekar yang sedang berbaring. Kembali mata itu menghasilnya tetesan air bening.
" Sekar sayang Ibu dan Ayah" Sama halnya Sekar, dia juga menangis dalam diam.
"Iya ibu tahu itu" Clara melepaskan pelukannya dan memberikan senyuman yang tulus kepada Sekar. Senyuman yang menandakan bahwa dia kuat demi Sekar. "Sekarang Sekar tidur, malam udah larut. Hujan juga sudah berhenti. Ibu mau ke kamar dulu" Sambil menarik selimut Sekar dan menutupi tubuh anaknya sampai dada.
"Tapi aku suka hujan,bu. Hujan musik yang paling indah menurutku" Clara hanya senyum menanggapi perkataan anaknya. Lalu mencium sekali lagi dahi Sekar.
"Tidur sekarang" Setelah mengatakan itu Clara berbalik memunggungi Sekar dan hilang di balik pintu.
Satu tetes kembali jatuh di pipi Sekar, tapi cepat cepat dia tangkis. Dia tidak ingin menjadi lemah di hadapan ibunya lagi, dia ingin menjadi alasan ibunya kuat.
Setelah itu, tanpa dia sadari mata itu terlelap dengan sendirinya. Berharap yang mempunyai mata pekat hitam itu hari yang dia jalani saat ini hanya mimpi. Dan setelah bangun kejadian itu tidak ada di dunia nyata.
Sungguh miris kehidupan seorang anak gadis yang bernama SEKAR AYUNANDA PUTRI.
Apakah keluarganya akan tetap bertahan dan kembali ke sedia kala atau akan terpecah belah?
Kita lihat di part selanjutnya ;)
Pertama aku mau minta maaf 🙏pada pembaca setia cerita ini😌 karena cerita yang aku tulis yang lalu, aku hapus dan di ganti dengan cerita yang sekarang aku tulis. Tapi tenang jalan ceritanya sama kok cuma kata katanya yang tidak sesuai dengan cerita yang lalu. Jadi aku harap cerita ini lebih menarik😊
Jangan lupa beri suara cerita ini yah😁 Kalau perlu comentlah😊
Salam dari Si penulis❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Hilang
RandomCerita tentang anak kecil yang berumur 6 tahun, telah mengalami hidup yang pahit. Anak balita yang hanya ingin melihat keluarganya kembali utuh. Anak balita yang harus kehilangan kasih sayang di saat umurnya masih membutuhkan sosok orang tua. Takdir...