Part 2

1.2K 26 3
                                    

Melihat senyum kalian itu sudah cukup membuatku tenang :)

                   
                    [Sekar Ayunda Putri]
                                     •
                                     •
                                     •
                               ☔☔☔

Waktu terus berjalan, tidak terasa kejadian itu sudah 3 hari yang lalu. Semuanya terlihat baik baik saja, seakan tidak ada kejadian yang pernah menimpah keluarga kecil mereka. Apa yang di rasakan Sekar? Tentu kebahagian. Walaupun ayah dan ibunya tidak seperti dulu lagi yang suka saling bercanda satu sama lain, tetap itu membuat sekar tenang. Setidaknya tidak ada lagi keributan dan kekerasan yang dia lihat.

Sekarang mereka sedang berkumpul di meja makan menikmati sarapan paginya. Sekar yang duduk di depan ibunya dengan memakai seragam sekolah taman kanak kanak menatap ayahnya yang duduk di sampingnya. Ada sesuatu yang ingin dia cerita kepada ayahnya, tetapi ketakutan mengalahkannya. Sehingga Bagas menyadari bahwa anaknya sedang menatapnya. Terlebih dahulu Bagas menghabiskan makanan yang sudah terlanjur berada di dalam mulutnya. Setelah itu dia membalas tatapan anaknya, sambil menautkan alisnya.

"Sekar kenapa menatap ayah seperti itu? Ada hal yang ingin Sekar ceritakan?" Suara lembut yang keluar dari mulut Bagas membuat Sekar tenang.

Clara yang melihat Bagas bertanya lembut ke Sekar hanya bisa menyungginkan senyum kepada Sekar.

"Ada apa sayang?" Bagas kembali bertanya dengan menambahkan embel embel sayang dan membuat Sekar tersenyum hangat.

"Apa Sekar bisa minta tolong pada kalian?" Sekar bertanya hati hati takut salah bicara. Sambil menatap ke dua orang tuanya bergantian.

"Kenapa harus minta izin? Yah sudah bicara" Titah ayah sekar, tanpa melanjutkan makannya.

"Besok hari ibu, dan orang tua di harapkan hadir ke sekolah..."

Belum saja cerita sekar kelar, tetapi perkataan itu sudah di potong oleh Ayahnya. "Yah sudah besok Ayah datang" sambil memberikan sekar senyuman yang begitu tulus.

"Rotinya di makan dulu Sayang, lalu kita siap2 ke skolah Sekar" Titah Clara yang sedari tadi hanya menyimak perbincangan antara anak dan ayah.

5 menit keheningan menyelimuti mereka. Tidak ada suara kecuali aduan sendok dan piring. Setelah mereka makan, Bagas bergegas dari duduknya dan tidak lupa Bagas mengecup puncak kepala sang anak lalu melangkah ke ruang tengah. Sekar yang termasuk anak tunggal perempuan di rumah ini berniat membantu ibunya.

"Sekar bantu ibu yah"

"Tidak usah sayang,biar ibu aja. Kamu siap2 gih pakai sepatu trus kita pergi sekolah" Sambil membereskan piring yang ada di atas meja.

"Bu, Sekar nggak usah di antar yah. Biar Sekar aja sendiri yang kesekolah, kan sekolahnya dekat" Sekar memberikan senyum meyakinkan untuk ibunya yang terlihat tidak setuju dengan keputusan anaknya.

"Nggak!Ibu nggak biarin Sekar jalan sendiri" Clara menolak mentah2 usulann Sekar.

"Nggak papa kok bu, Sekar bisa sendir kok"

Senja Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang