Part 4

551 27 3
                                    

Percayalah bahwa setelah hujan pasti ada pelangi :)
[Sekar Ayunanda putri]



💔💔💔

Dua hari kejadian perihal yang membuat Sekar pasrah. Dan tepat hari ini pun ayah dan ibunya sah bercerai. Tidak ada yang bisa menentang keputusan Bagas bahkan Sekar sekalipun. Ok! Bertanya tentang hak asuh? Hak asuh di berikan kepada Bagas, dan itu membuat Sekar memberontak tidak terima.

Sekar hanya ingin bersama ibunya, Sekar tidak ingin bersama ayah dan saudara saudara laknatnya itu. Tidak satupun orang yang tau perasaan Sekar sekarang. Mereka semua sibuk dengan apa yang terjadi.

Sekar menatatap nanar ibunya yang sedang berbincang bersama tantenya-saudara dari ibunya. Ingin rasanya Sekar berlari dan memeluk erat ibunya. Akan tetapi cengkraman tangan yang begitu kuat di lengannya tidak bisa berbuat apa apa. Putri- saudara perempuan Sekar yang terus mencekram tangan mungilnya, bahkan nyaris berbekas merah.

Merasakan bahwa cekraman itu tidak kuat lagi, dia menghempaskan tangan putri lalu berlari sekuat tenaga untuk cepat sampai ke ibunya. Akan tetapi langkahnya yang sebentar lagi sudah sampai pada garis finish kini di tahan oleh tangan yang kekar. Sekar terus memberontak, tetapi tenaganya dan tenaga pria itu berbanding terbalik.

"AYAH LEPASKAN SEKAR, SEKAR INGIN IBU BUKAN AYAH" Teriak Sekar dan terus memberontak ingin di lepas.

Clara yang medengar terikan anak semata wayangnya, seketika meneteskan air mata. Sungguh dia tidak ingin anaknya seperti ini, dia pun jga tidak ingin berpisah dengan buah hatinya. Akan tetapi lagi lagi takdir tidak berpihak kepadanya.

"IBUUUU! TOLONG SEKAR BU, SEKAR MAU IBU. LEPASKAN SEKAR AYAH,LEPASKAN!" Sekar terus saja memberontak, tidak lupa air mata yang tidak bisa dia bendung lagi.

Seakan bumi mengerti keadaan Sekar sekarang, bumi mengeluarkan isinya. Hujan tiba tiba turun sangat deras, menyatuhkan air mata Sekar dan airnya yang terus mengalir. Sekar tidak memperdulikan itu, bahkan dia menyukainya. Clara pun sama halnya, dia tidak memperdulikan sederas apa hujan yang menimpahnya. Dia hanya ingin mendekap anaknya yang mungkin akan menjadi yang terakhir.

Sekar yang merasakan kebebasan kembali berlari ke arah ibunya, Clara pun ikut berlari sambil merentangkan tangannya. Setelah mereka berhadapan, Sekar langsung hambur ke pelukan ibunya. Menyalurkan rindu yang sudah beberapa hari dia bendung. Sungguh adegan yang mengharukan.

Di bawah derasnya hujan semua orang menyaksikan adegan ini. Terharu itulah yang mereka rasakan sekalipun itu Bagas. Beda dengan pria yang berdiri di belakang Bagas. Tersenyum miring bertanda dia berhasil melenyapkan satu orang di keluarga Bagas. Rencana yang sudah dia susun rapi bersama saudara saudaranya kini berjalan dengan lancar. Tega! Satu kata yang harus di lemparkan ke pria itu. Sebegitu inginkan dia menghancurkan keluarga ayahnya sendiri yang sangat terlihat harmonis. Anak macam apa dia? Yang hanya memikirkan tahta dari pada kebahagian ayahnya. Ok lupakan perihal pria laknat itu bersama saudara saudaranya.

Kembali ke cerita....

"Ibu, jangan tinggalkan Sekar. Sekar tidak mau bersama mereka, mereka jahat. Mereka tidak sayang Sekar" Sekar mengadu apa yang dia rasakan kepada ibunya, berharap ibunya pun ikut mengerti perasaannya sekarang.

Clara mengecup puncak kepala Sekar lama lalu berkata" Mereka tidak sayang sama Sekar, tapi harus Sekar tahu. Diantata mereka itu ada satu orang yang sangat menyayangi Sekar"

Senja Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang