Karena aku yakin Allah tidak akan menguji di atas kemampuan hambanya
💞💞💞
Sekar Ayunanda Putri
Di ujung Timur sang fajar masih malu untuk menampakkan cahayanya, tetapi gadis kecil yang berada di dalam kamar yang bernuansa biru itu sudah siap dengan pakaian merah putihnya. Menatap wajahnya yang semakin hari semakin tirus.
"Apa ini aku?" Gadis tersebut bertanya ke diri dirinya sendiri, lalu tertawa miris melihat kondisinya yang berubah seratus persen.
Semuanya berubah hanya beberapa bulan, dia dan kepribadiannya. Setelah mengamati dirinya sendiri, dia melenggangkan kakinya menuju ruang makan. Di sana tidak ada seorang pun yang dia temukan. Sekar tertawa sumbang memikirkan nasibnya sekarang. Lagi-lagi butiran bening itu ingin kembali turun. Tetapi, dengan lincahnya Sekar menghapus dengan kasar air mata itu. Dia tidak ingin terlihat lemah walau nyatanya dia memang sedang rapuh.
"Ibu aku merindukanmu." Gumam Sekar.
Tanpa dia sadari Bagas melihat semuanya. Mulai Sekar datang sampai dia mengatakan kata yang membuatnya semakin bersalah.
Sekar duduk di mana ibunya sering duduk di saat mereka sedang makan bersama. Semuanya terbayang seakan itu adalah nyata. Tapi sayangnya dia sedang ada di dalam dunia khayalannya. Pupuslah sudah pertahanan Sekar agar tidak mengeluarkan air matanya. Kini dia tidak bisa membendung semua yang ada di dalam hatinya.
Bagas yang melihat itu segera menghampiri buah kecilnya itu lalu mendekapnya sangat erat. Dia merindukan anaknya yang dulu yang ceria dan periang. Tapi sayangnya dia yang membuat semuanya terjadi.
Sekar yang mendapatkan dekapan itu hanya diam sambil terus menangis. Bohong jika dia tidak merindukan dekapan ini.
"ayah, aku merindukan ibu." Ucap Sekar parau
Bagas hanya diam, dia terus saja mendekap buah hatinya dan mencium puncak kepala Sekar lama.
"apa ayah tidak bisa kembali pada ibu lagi? aku mohon." Ucap Sekar memohon, dia melepaskan dekapan ayahnya. Menatap ayahnya penuh permohonan. Berharap ayahnya bisa mengabulkan semua. Sedangkan yang di tatap hanya mampu diam.
Melihat ayahnya yang diam, Sekar hanya bisa menghela nafas lalu berdiri dari duduknya dan menghapus jejak air matanya.
"kalau begitu Sekar pamit, Sekar mau ke sekolah." Sekar berlalu dari hadapan ayahnya tanpa melakukan apa yang dia lakukan dulu ke orang tuanya.
Bagas hanya diam melihay sang buah hatinya pergi tanpa ingin mencegahnya.
Sekar berjalan sendiri menuju sekolahnya. Jalanan yang masih terlihat begitu renggang akan kendaraan membuatnya begitu tenang. Setidaknya suasana seperti inilah yang dia inginkan.
Sekar terus berjalan, bahkan sekolahnya sudah dia lewati. Berjalan tanpa arah dan berhenti di mana kaki itu lelah melangkah. Ikut bermain di mana takdir akan membawanya.
☀☀☀
Wanita paruh bayah yang sedang bersujud memohon agar semuanya berakhir. Dia yakin Sang Penciptanya tidak akan memberikan ujian di atas kemampuannya. Dan dia juga yakin akan jalan takdir yang di berikan sang penciptanya akan lebih indah dari pada rencanya sendiri.
Mengadu kepada Allah adalah hal yang membuatnya begitu nyaman. Semua keluh dan kesahnya akan dia curahkan kepada sang pemilik yang ada di bumi dan di akhirat. Allah adalah tempat yang paling nyaman untuk akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Hilang
RandomCerita tentang anak kecil yang berumur 6 tahun, telah mengalami hidup yang pahit. Anak balita yang hanya ingin melihat keluarganya kembali utuh. Anak balita yang harus kehilangan kasih sayang di saat umurnya masih membutuhkan sosok orang tua. Takdir...