Retak

13 1 0
                                    

Tau kah makna retak?
Ia sperti setengah dari rusak,
Terlihat hampir tidak layak,
Bhkan bisa di bilang sedikit koyak,,
Ia adalah hati yg kian membotak,,,
Akibat jiwa yang sudah membrontak..

Pagi ini aku bangun dari tidur ku, aku raba tubuh ku kenapa terasa sangat kaku, aku menarik selimut lalu menutup seluruh tubuh ku, aku mencoba tidak panik tapi entah bgaimana rasa nya ini tidak baik,

Tak lebih dari 15 menit perut ku terasa sangat sakit, aku tidak bisa bergerak, dari ujung rambut hingga kaki ku terasa sangat kelu, aku menggit bibir yang semakin lama semakin kuat, aku takut akan mengeluarkan darah dari bibir ku hingga aku coba untk melepas gigitan itu. Kemudian aku melengkung melilitkan perut ku dengan selimut, oh ya Allah ini sakit sekali rasa nya, kepala ku sangat pusing bahkan aku mual dan selalu saja ingin muntah.

Tak dapat aku menghitung berapa banyak aku muntah dalam waktu kurang dari 30 menit, setiap berdiri aku merasa sangat pusing seperti tubuh ku tidak kuat menopang nya, aku mencoba mendobrak rasa sakit ku, ternyata rasa sakit itu lebih kuat dari yang aku fikirkan..

Kemudian aku berfikir, ya Allah kenapa sakit nya berlebihan sekali, luka hati ku masih merekah dan basah sekarang tubuh ku yang kian melemah,,

Tepat pukul 08.00 wib, ibu memberiku segelas air hangat dan sepiring nasi putih yang masih panas, kata ibu nasi putih bagus untk membantu meredakan sakit perut ku, aku mengenggam nasi itu dengan tangan ku, lalu aku mulai menelan nya seiring dengan air mata ku yang menetes, aku yakin ibu tau apa yang aku tangisi, tapi ibu hanya diam memandang aku memakan nya.

Setalah makan aku tertidur sebentar, tidak pulas tetapi bisa membuat mata sembab ku istirahat,

Saat aku tertidur aku bermimpi tentang Sufa, ah lagi lagi dia, saat itu dia mulai berdiri di samping ku, ia menanyakan kondisi ku, ia memberi aku sebotol lasegar, yah minuman yang selalu ia beri saat aku mulai merasa lelah, ia memberi ku perhatian nya, tanpa suara ia melakukan seperti tidak ada hambatan untuk kami, seketika tubuh ku mulai merasa lebih nyaman dan kuat, aku menangis oh Sufa mungkinkah energi ku tertinggal pada jiwamu..

Saat itu ak tersentak ktika air mata menetes di pipi, ibu mengusap nya dengan hangat, aku membuka mata kulihat ibu memegang kening ku merasakan apakah aku sudah merasa baikan tapi entah kenapa tubuh ku semakin terasa lemah semua mkanan yang masuk ke perut ku keluar begitu saja, perut ku melilit kepala ku sangat sakit, ya Allah kenapa begini..

"Kakak masih sakit perut? Kita ke dokter yah" kata ibu sambil mengusap air mata ku yang terus saja jatuh,

"Masih buk, nanti aja coba mkan makan obat magh dulu bu mngkin nanti sembuh" aku tidak ingin ibu khawatir dengan kondisi ku, lalu ibu mengangguk pelan ia terlihat seperti sedang bnyak fikiran entah karena aku atau msalah pekerjaan kantor yang memang salalu menghantam nya, aku merasakan lelah ibu yang kini menjadi cambuk untuk ku..

Berjam-jam berlalu tapi perut semakin sakit kepala ku semakin pusing tidak bisa aku kendalikan rasa ini, benar-benar membuat tubuh ku hancur dan hati ku semakin berkeping-keping, mata ku kian sembab karena aku menangis sepanjang hari..

Matahari sudah mulai membenamkan diri nya, bulan pun naik menggantikan tugas nya, yah bulan dan matahari meski mereka tidak pernah bertemu tapi mereka selalu mendampingi dan selalu menyinari..

Aku kalah, hari ini aku benar-benar kalah karena ayah dan ibu memin ta aku kedokter, sebenar nya aku enggan sekali, aku fikir besok aku sudah akan sembuh. Tapi bagaimana lagi agar mereka tidak khawatir lebih baik aku turuti dulu saja,

Untung saja dokter itu adalah kak Lezky sepupu ku, anak dari saudara ayah ku jadi dia paham bagaimana cara menanggapi ku.
"Kak mulai besok makan nasi putih hangat dan air hangat saja dulu yah jangan makan yang lain" kata kak Lezky

"Benar-benar tidak boleh yang lain kak?" Kata ku menatap nya kelu..

"Tidak kak, karena perut kakak harus memproses makanan netral saja dulu, kalau ada rasa dari makanan lain nanti kakk lebih sering mual dan muntah"

"Iya kak, tapi sampai kapan?"

"Nanti kalau sudah tiga hari tidak ada perkembangan, kita opname yah" kak Lezky membujuk ku karena ia tau aku tidak pernah di impus dan itu akan membuat ku sulit..

"Wah lama yah kak"

"Maka nya kakk cepat sembuh biar gak makan itu tiap hari, ini obat sirup nya 3x sehari, kapsul nya 2x yah diminum serempak" smbil menyerahkan sebotol sirup dan 3 tablet pil kapsul yang harus aku makan bersama nasi dan air hangat,

Kemudian aku pulang kerumah, aku merebahkan tubuh ku di kasur, aku mendengar dering telfon ku yang tidak berhenti, ketika aku angkat ternyata itu dari teman ku Nica, aku mengangkat nya dan berbicara dengan nada lemah..

"Eifi kamu kemana saja?? Kamu tau gak?? Cepat buka watthsap sekarang aku mengirin gambar untuk mu" nada nya sangat panik,

"Apa yang kamu kirim?? Jangan membuat ku semakin panik" aku membuka wattshap dan ketika aku lihat, ya Allah Sufa mengunggah foto wanita itu bersama nya di rumah sakit, wanita itu sedang duduk menatap ibu nya dan wajah nya di tutup dengan moticon smile love, lalu ia mengucapkan kata-kata indah yang membuat aku merasa sesak.

"Bagaimana?? Dia memang keterlaluan kan, sudah aku blang jangan pernah simpatik padanya, untuk apa, bahkan dia tidak menghubungi mu kan sampai detik ini, jadi sudah lah aku berharap Allah membuka mata mu secepat nya" Nica berbicara dengan mulut yang memang begitulah dia, aku tidak tersinggung karena itu makanan ku sehari-hari..

"Aku sakit, aku.."

"Apa?? Sakit apa? Apa aku bunuh saja Sufa karena keterlaluan terhadap mu, ah rasa nya ingin aku buat ia mati saja" Nica berbicara lagi dengan mulut pedas nya

"Coba berhenti bicara, bagaiman aku ingin mengatakan nya kalau kamu selalu saja begitu, dengar baik-baik yah, aku sakit, aku cuma di izin kan makan nasi putih dan air putih, kalau 3 hari tidak ada perkembangan aku harus di opname" kata ku dengan air mata yang sudah tumpah semenjak melihat pesan wattshapp...

Nica kemudian langsung diam tidak bicara, mungkin ia merasa bersalah memberi tahu aku informasi itu, wajar saja karena ia tidak tau kondisi ku hari ini, dia tidak berbicara lebih dari 5 menit, kemudian dia melembutkan suaranya

"Eifi, aku menyayangi mu sungguh, kau sahabat yang terbaik yang aku miliki, aku tidak ingin kamu terus seperti ini, sekarang kamu harus bangkit, kamu harus tunjukkan kamu bisa tanpa dia, kamu kuat Eifi kamu wanita yang hebat, aku kenal kamu sangat mengenal mu" Nica membujuk ku dengan anggun.

"Iya aku mengerti, aku tau kamu tidak salah, aku hanya masih bodoh berharap ia akan kembali pada ku, berharap semua hanya mimpi yang tidak ada arti, berharap aku bangun bsok pagi semua sudah selesai"

"Sudah lah, jangan di sesali, semua ada hikmah nya, sekarang lanjutkan saja hidup mu, aku dan yang lain menyayangi mu, jadi jangan kecewakan kami"

Itu lah yang aku suka dari Nica meski kadang ia berkata kasar aku tau ia sayang pada ku, ia selalu bersama ku, bahkan ia selalu saja mendukung aku dalam segala hal,, aku percaya itu, setidak nya aku masih punya banyak sahabat yang sayang pada ku..

Meski aku retak, meski hati ku mulai meretak lebih dalam, meski saat aku hanya bisa mencicip hambar nya nasi dan air putih sambil melihat senyum dan tawa Sufa bersama orang lain,, meski aku menangis meratapi jiwa ku yang kian rapuh, meski aku terus berfikir kenapa ia setega itu pada ku, tapi aku harus tetap hidup kan.. aku harus tetap bangkit kan,, bukan untk dia tapi untk orng yang sayang pada ku.

Baik lah hati, baik lah diri mari kita coba memperbaiki keretakan ini..

Menjarah Arah HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang