1/3 malam

15 1 0
                                    

Saat semua sudah kelam
Suara angin pun kian padam
Rintik hujan terus meredam
Denting suara jarum jam
Menyampaikan pesan bahwa kini sudah sepertiga malam

Dinding kamar membisu
Tubuh semakin kelu
Semut tak tau yang di tuju
Ohh, hati terasa kelu

Air mata selalu bergulir
Rentak dingin kian mengalir
Alunan musik seperti petir
Ahh, inikah sakit yang menggelintir

Sajadah adalah kasur yang aman
Allah tempat cerita ternyaman
Al qur'an selalu menghadirkan kedamaian
Meski hati kian merasa kesakitan

"Harusnya aku yang di sana, dampingi mu dan bukan dia, harusnya aku yang di sana dan bukan diaa.."
"Harusnya kau tau bahwa cintaku lebih darinya,, harusnya yang kau pilih bukan diaa.."

Lagu yang aku putar berulang kali, bahkan sampai gendang telinga ku mencoba untuk pura-pura tuli karena bosan mendengarnya, hati ku kacau, sungguh benar-benar kacau, air mata ku terus jatuh dan jatuh..

Setiap sudut kamar aku memandang kosong, setiap ujung tembok aku merenung sesak, nafas ku sepenggal, tubuh ku terkulai,, suara ku bahkan tak sanggup keluar,, ibu ayah bisa kah kau buat senyum anak mu ini kembali, entah bagaimana cara nya entah dengan berdo'a agar nyawa ini di cabut saja tak apa, sakit sekali rasa nya, ini tidak hanya soal hati tapi juga soal fisik ku yang kian melemah, opname??? Jauh kan aku dari itu ya Allah..

Semua nya, boneka doraemon, bucket bunga sidang, bucket bunga wisuda, kolase foto studio, kolase foto box, foto close up ktp, baju, tas, jilbab, semuaa nya masih tersusun rapi di tempat nya,, ingin rasa nya ku ambil lalu ku buang, ku bakar, ku pijak, ku hancurkan, aku remukkan seremuk hati ku yang tak kan pernah kembali pulih lagi,, aku tak berani menjamin berapa tahun agar hati ini bisa kembali menemukan puing-puing hati yang remuk..

Aku muak, aku lelah, aku capek dengan keadaan, dengan takdir yang sangat buruk untuk ku, dengan air mata yang tidak pernah bisa ku tahan, dengan tubuh yang selalu ku paksa untuk berdiri, dengan perut yang tak terima nasi putih itu lagi, lidah yang tak mampu merasakan hambar air itu lagi, tenggorokan yang mulai benci menelan obat, meminum sirup.. aku mulai muak dengan semua nya,, sampai kapan aku begini?? Hingga aku berfikir lebih baik aku mati saja besok pagi..

Aku memejam mata tepat di pukul 21.40 malam, aku ingin tidur, mengistirahatkan mata, hati dan tubuh ku yang kian terasa lelah meski hanya berbaring berhari-hari di kamar.  Aku mulai memejam, aku niat kan untuk bangun di pertiga malam, aku ingin bercerita kepada Allah sakit nya yang aku pendam, bagaimana bisa aku di buang begitu saja, bagaimana bisaa...

Memang benar, jika di niatkan hal baik pasti akan terjadi, tepat pukul 02.00 malam aku terbangun, aku segera mengambil wudhu dan sholat tahajud,, aku mencoba kuat, benar-benar ku coba kuatkan kaki untuk berdiri, untuk menyembah Nya, untuk mengadu seluruh kisah hidup ku dengan Nya, aku yakin Dia sudah tau jauh sebelum aku tau, tapi rasanya berbagi pada Sang Pencipta ini lebih membuat ku lega..

Saat aku angkat kedua tangan ku, aku mulai berseru menyebut nama nya, seketika kaki ku bergetar hebat, tubuh ku mulai menggigil, kepala ku terasa pusing, aku mencoba mengabaikan semua, aku tau Allah akan menguatkan hingga selesai sholatkuu

Tak selelsai bacaan surat Al-Fatihah ku, seluruh tubuh ku kian merunduk, tapi aku selalu memaksa nya, terus ku paksa, aku coba membaca surat itu lebih keras agar aku khusu' tapi ya Allah air mata ku mulai jatuh dengan sendiri nya, di balik remang" surah Al-qur'an yang ku baca air mata ku tidak berhenti mengalir, bahkan aku berfikir mungkin sholat ku tidak diterima..

Tida hal indah yang membuat ku menangis, tapi aku menangis karena betapa banyak nya dosa ku, bnyak nya maksiat ku, untk dekat dengan Nya dan mengadu rasa nya aku tak sanggup, aku malu, aku merasa tidak pantas, aku merasa diri ku sangat kecil seperti butiran debu jalanan..

Menjarah Arah HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang