7). Arnan Meyra

27 7 0
                                    

#Next part sebelumnya

Arnan POV

Saat aku sedang melihat fotoku dan Aris saat kecil,tiba-tiba notifikasi pesan WA masuk di ponselku. Ternyata yang mengirim pesan adalah Meyra Aliana Bella. Seseorang yang sudah membuatku tersenyum. Aku langsung membuka roomchat nya.

Meyra: Assalamualaikum nan😄

Arnan: Waalaikumsalam Mey😊

Meyra: Aku mau ngomong serius
boleh?

Arnan: Boleh lah Mey:)

Meyra: Arnan aku mau ada status
di hubungan kita,gk cuman
temen dkt!

Arnan: Mksd kmu?

Meyra: Gk ada orang yang mau di
gantungin nan,aku pengen
kepastian tntng hubungan
kita!

Aku tertegun membaca pesan dari Meyra,aku mulai mengerti maksudnya. Aku berfikir,Meyra memang sangat baik selama ini dia yang membuatku nyaman. Tetapi apakah yang akan aku putuskan ini benar? Namun aku juga tidak mau kehilangan dia,karna dia zona nyamanku saat ini.

Terkadang aku juga berfikir apa aku benar mempuyai perasaan padanya,aku takut aku hanya menjadikan Meyra hanya sebagai pelampiasan atas kesepianku. Tetapi kata orang jika seseorang selalu bahagia melihat orang yang di cintai bahagia,maka itu benar cinta.

Meyra mengirim pesan kembali padaku. Karna aku tak kunjung membalasnya.

Meyra: Maaf ya nan kalau aku
lancang ngomong gituh,
aku cuma pengen
ngeluarin unek-unek aku
ajh!

Arnan: Km gk salah Mey:)

Arnan: Ok,jadi kita mulai sekarang
punya status hubungan
"Pacaran"😘😂

Meyra: Pacaran?😀

Arnan: Iya Mey

Meyra: Thanks baby😶😍

Aku tertawa melihat chattanku saat aku meresmikan hubungan kita, Hm.meresmikan? rasanya memang Alay. Tapi tidak apa, yang penting Meyra bahagia, Meyra itu anak yang cantik aku suka yang ada dalam dirinya, walupun dia suka bawel. Dan aku yakin dengan perasaanku ini. Semoga ini bukan hanya obsesi ku untuk mempertahankannya sebagai teman dekat yang aku kagumi.

😍😍😍😍😍

Saat di sekolah tak jarang aku tertawa sendiri, mungkin karna aku selalu membayangkan saat aku bicara bahwa kita pacaran, rasanya terasa begitu menggelikan. Dan terlebih ini adalah pertama kalinya aku berpacaran.

Walau aku tak yakin dengan keputusanku untuk berpacaran, karna aku pernah mendengar bahwa di islam tidak di perbolehkan untuk berpacaran, tapi mau bagaimana lagi, rasanya saat ini aku ingin mempertahankan Meyra dan mau melakukan apapun untuknya. Toh aku pun tidak melakukan yang macam-macam dengannya, bertemu pun hanya melempar senyum simpul.

Seperti saat ini kita berpapasan di koridor kelas IX dan aku hanya menyapa seadanya dan tersenyum simpul padanya, begitupun dia. Walau sebenarnya ada rasa berbeda diantara kami setelah chattan semalam.

***

Saat gue ingin memasuki kelas, ternyata sudah ada tiga manusia sudah berdiri di ambang pintu kelas, dan gue juga bingung ngapain mereka ngehalangin jalan?

"Bagus ya" Ucap Ahman sambil tersenyum sinis

"Apaan sih?" Jujur gue bingung dengan kelakuan mereka sekarang.

Cinta Untuk Sahabat?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang