13). Rencana

15 2 1
                                    

🍃Percayalah, Allah adalah penulis skenario terbaik, jadi apapun yang dia berikan padamu,terimalah dengan senang hati,mungkin saja itu yang terbaik🍃


Arnan POV

Aku bingung apa yang sebenarnya terjadi hari ini di sekolah,aku sebenarnya bermimpi atau berhalusinasi?

Semuanya terasa begitu sulit di mengerti,kenapa dia bisa disini? Kenapa aku harus pindah di pondok ini? Ya Allah jika saja abiku tidak sedang sakit,mungkin aku akan bisa pesantren ditempat yang jauh, ponpes yang selama ini aku inginkan, dan juga terlebih keuangan abiku sedang menurun.

Alasanku tidak jadi bersekolah di ponpes sebelumnya, yah memang karena ini, bisa saja jika aku bersekolah di tempat yang jauh,lebih membutuhkan biaya yang banyak. Sementara abiku sakit dan membutuhkan biaya untuk berobat, dan juga aku tidak mau di saat abiku sedang sakit,aku malah jauh darinya. Jadi kali ini aku akan melakukan apapun demi kesehatan abiku, aku tidak mau kehilangan lagi orang yang aku sayangi setelah umi yang aku sayangi meninggalkanku.

Tadinya aku pun mengurungkan niatku untuk ke ponpes,karna aku khawatir dengan keadaan abiku jika harus jauh dengannya, ya walaupun tidak sejauh ponpes sebelumnya, namun abiku melarang dan bersikeras untuk aku tetap bersekolah di pesantren dan menggapai cita-citaku. Sungguh abiku memang tak pernah menghiraukan dirinya demi untuk masa depanku, sampai sekarang aku pun terkagum padanya.

Sekarang yang aku tak mengerti kenapa sahabat masa lalu ku, Bukan! ralat! mantan sahabat masa laluku selalu saja satu sekolah denganku, satu kelas denganku,dan nama kita tercamtum jelas di absensi berdempetan. Apa ini? Aku tidak menyangka Aris akan bersekolah di sini, atau jangan-jangan?

"Jangan-jangan dia sengaja emang ngikutin gue? Dia kan pernah bilang suka sama gue. Dan dia tau soal informasi gue sekolah dimana, dari Meyra!" ucapku spontan, entah kenapa aku langsung terpikir dengan perkataan Aris waktu itu.

Maaf karna telah mempunyai perasaan untukmu.

Yah kata maaf itu, dia punya perasaan padaku? Apa dia tidak salah? Padahal selama ini aku membencinya, padahal aku sempat senang karna yang aku tahu dia tidak akan satu sekolah lagi denganku, entah mengapa aku muak melihatnya. Aku selalu terbayang masa laluku jika melihatnya. Jika tidak ada korban mungkin aku tidak akan sebenci ini.

Sekarang bagaimana caranya agar dia menjauh dariku? Aku benar-benar tidak mau melihatnya lagi. Aku tidak suka dengan sifatnya,egonya,dan dia menutupi semua itu dengan kealiman?!

Seketika aku memikirkan sesuatu untuk bisa jauh dengannya, tapi apa ini tidak terlalu jahat? Ah tidak apa-apalah, entah mengapa dendam ini tidak bisa terobati setelah aku mengetahui faktanya.

Tunggu aja Arista! gue akan buat lo gak betah dari pesantren ini, maafin gue yang jahat,gue tau gue jahat,tapi ini karna lo dan keluarga lo sendiri.

"Lagi apa lo? Senyam senyum gitu,tapi tunggu ini bukan senyum bahagia,tapi lo kaya tokoh antagonis tau gak! Kalau senyum gitu" Ahman tiba-tiba saja datang menghampiriku sambil tertawa, dan kini ia duduk disampingku.

"Gue emang pemeran antagonis!" ucap gue sambil menyunggingkan senyum kecut

"Maksud lo?"

"Lo akan tau nanti"

"Hah?"

Author POV

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Untuk Sahabat?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang