6

886 61 2
                                    

Cipratan-cipratan air membasahi wajah Yoona yang masih asik berkhayal di alam mimpi. Tangan Yuri pun tak henti-hentinya beraktifitas di dalam gayung, berusaha untuk membangunkan adiknya nan akhir-akhir ini mulai berubah menjadi gadis pemalas di setiap pagi. Entah karena pengaruh apa, tapi meskipun tidur tak pernah lewat dari jam 9 malam, Yoona selalu saja bangun pukul setengah 8 pagi jika tidak di bangunkan. Dengan tangan memeluk guling begitu erat, ia seolah enggan bangun dari kasur.

Setelah berusaha selama 5 menit akhirnya Yoona bisa di bangunkan namun dengan wajah masam menampar netra seorang Im Yuri. Pria itu hanya bisa tertawa akibat melihat tingkah laku adiknya. Meskipun harus dengan cara yang sedikit jahil, tapi setidaknya Yoona tak pernah marah sungguhan. Ketika hidangan sarapan pagi di siapkan, ia akan kembali menjadi sumringah seketika. Rasa jengkelnya di makan oleh masakan sederhana dari Yuri.

Beberapa hari yang lalu pria tersebut memutuskan untuk belajar memasak nasi goreng. Berbagai alamat website di internet coba ia masuki untuk mencari gambar nasi goreng yang menurut penglihatannya enak kala di makan. Dan sampailah saat ia mempraktekan cara memasak nasi tersebut. Dengan bumbu instan serta tambahan daun bawang dan sedikit cabe merah ia masukan bersamaan. Hasilnya? Tidak buruk. Apalagi saat ia menambahkan telur dadar di atasnya.

Yoona datang saat ia sudah rapi dengan setelan jasnya dan menghampiri meja makan. Gadis itu menyendok nasi yang sudah di siapkan oleh Yuri selama 5 kali. Setelah di rasa sudah cukup untuk mengganjal perut agar tidak berbunyi berisik saat bekerja, Yoona berpamitan untuk langsung berangkat. Seperti biasa ia harus menunggu bus dahulu. Beruntung saja hari ini tak lama, angkutan umum tersebut sudah tiba saat ia berdiri selama 3 menit.

Di perjalanan mata rusanya sibuk menglihat keluar jendela. Banyak lalu lalang kendaraan dari awar berlawanan karena ia duduk di kursi sebelah kiri. Matahari sudah mulai sedikit menampakan sinarnya menembus kaca dan membiaskan cahaya ke tubuh Yoona. Gadis itu terpejam memikirkan sesuatu. Bukan mengenai masakan Yuri yang ia cicipi tidak enak melainkan, Yoona memikirkan tentang perkataan Sooyoung saat kemarin sore. Gadis itu sadar bahwa ia selalu berbohong dengan dirinya sendiri beberapa hari ini tapi mengenai itu, Yoona bersikukuh untuk tidak salah melangkah.

Fikirannya mengenai cinta untuk Jessica adalah salah selalu membayangi fikiran. Terlebih lagi dengan penuturan seorang Choi Sooyoung nan berkata padanya dengan lantang bahwa ia tahu mengenai perasaan Yoona. Bukan sekedar debaran jantung biasa melainkan lebih dari itu. Ia normal. Yoona bahkan masih berharap pada pria nan di sukainya dulu tapi anehnya, penyataan pria bermarga Choi itu selalu menghantui. Seolah beruasaha menggoyahkan pendirian teguh Yoona tentang apa yang di rasakannya.

CKIITTTTT!!!

Lamunan Yoona pudar seketika saat supir bus mengerem mendadak. Ia mencoba menilik ke depan dan terlihat bahwa sang supir tengah terengah-engah sambil menarik nafas dalam, lalu menghembuskan gusar melalui mulutnya. Jujur saja Yoona tidak panik saat itu namun salah satu pemandangan tak wajar membuat keningnya mengernyit heran. Si penyebab ulah mengapa bus harus di rem secara mendadak adalah karena ada dua orang pria berjaket hitam, lengkap dengan masker dan juga topi. Ia menutupi sebagian wajahnya hingga orang-orang tak mungkin dapat mengenali siapa sosok tersebut.

Sejenak Yoona bermain dalam fikirannya. Meski bus kembali melaju dengan perlahan, namun entah kenapa ia mendapat sebuah kecurigaan saat melihatnya. Arah berlawanan itu, pria tadi datang dari arah kantor tempat ia bekerja. Dan sesaat setelah itu, bus berhenti untuk menurunkan gadis tersebut. Yoona bergegas menuruni bus dan berlari secepat yang ia bisa. Rasa gelisah menghantui dirinya saat berada di lift. Bibir pink itu Yoona gigit dengan keras guna menghilangkan sedikit rasa cemas nan menyerang fikiran.

Setelah terbuka, Yoona kembali berlari menuju ruangannya. Ia membuka pintu dengan sedikit kasar akibat kekhawatiran membuat rongga dadanya menjadi sesak. Apalagi setelah habis berlari, nafas Yoona masih terhengal-hengal akibat tak bisa memasok udara dengan benar. Matanya membulat saat sudah berhasil masuk ke dalam. Terlihat di sana bahwa seseorang yang ia khawatirkan tengah baik-baik saja duduk di kursi kebesarannya. Gadis itu menatap heran sang asisten nan datang tergesa dan melihatnya seperti seorang yang hendak di terkam harimau.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang