2

1.3K 73 9
                                    

Kedatangan Yoona ke apartemen benar-benar dengan perasaan yang campur aduk. Kecewa, marah, cemas bahkan khawatir di seperkian detik di perjalananpun tak ada waktu untuk merasa tenang sama sekali. Alasan pertama karena Yoona tidak tahu apa yang berada di fikirkan Yuri hingga bisa-bisanya ia menulis artikel seperti itu dan yang kedua adalah Yoona di landa kebingungan tentang siapa orang nan memberitahu hal tersebut pada sang oppa.

Memang tujuan awal ia bekerja di kantor Jessica adalah untuk menggali beberapa informasi yang bisa di bagikan kembali ke khalayak ramai tapi akal sehatnya masih bekerja. Naluri manusia yang memikirkan privasi seseorang sangatlah berharga dan tak perlu di publish ke publik sama sekali lalu hanya perlu menyimpan untuk diri sendiri pun masih mendarah daging.

Yoona sama sekali tak melupakan batasan sebagai seorang manusia normal dan menjadi orang yang terlalu buta akan pekerjaan untuk mendapatkan uang sehingga harus mengorbankan orang lain.

Tidak. Yoona tidak seperti para wartawan gila di luar sana. Saat sebelum bekerja di kantor Jessica ia memang menjadi wartawan sama seperti Yuri. Tapi lagi-lagi karena skandal sebelumnya yang di alami Jessica membuat orang-orang menggila. Karena faktanya, meski sudah pernah mendapat masalah besar, masyarakat pengguna sosial media atau penikmat berita masih tak tahu banyak tentang kepribadian Jessica.

Bermula dengan perbedaan klarifikasi resmi tapi juga berakhir dengan damai. Bukannya menyambut bahagia, mereka malah semakin di buat penasaran dengan sebab akibat yang terjadi. Mengapa terjadi perjanjian perdamaian begitu mudah? Hal itulah nan juga membuat Yuri membantu Yoona untuk memata-matai Jessica. Yoona memang tertarik tapi hanya saja ia mempunyai visi misi tersendiri dan berbeda dari Yuri tentunya.

Tujuannya hanyalah untuk mencari beberapa informasi yang akan membuat para fans Jessica gemas atau bahkan mengubah pola fikir beberapa orang pembenci di luaran sana. Sepertinya Yuri sudah kelewatan batas dengan menambah mata-mata lagi di kantor. Tapi siapa orang itu, Yoona sama sekali tidak dapat menebak dengan begitu mudah terlebih lagi oppa nya itu tergolong orang yang tertutup meski dengan keluarga sendiri.

Beberapa rahasianya tidak akan dapat di ketahui kecuali Yoona memutuskan untuk memata-matai balik Yuri. Tapi mungkinkah ia bisa? Sedikit keterlaluan memang jika seorang dongsaeng menyelidiki oppa nya sendiri.

Mata Yoona masih setia mencari keberadaan Yuri karena setelah ia datang, netranya sama sekali tidak dapat menangkap adanya tanda-tanda dari anak tertua Im tersebut di apartemen. Entahlah kemana perginya tapi karena hari yang sudah terlalu larut bahkan Yoona tidak bisa menahan kantuk dan lelah yang dengan terpaksa membuat ia harus melupakan sejenak masalah sebelumnya.

Tapi baru saja matanya tertutup sejenak, gendang telinga Yoona mendengar suara pintu membuka lalu menutup kembali. Sepertinya orang yang di tunggu-tunggu kedatangannya sejak tadi sudah datang. Gadis berperawakan seperti pria itu langsung menuruni kasur meninggalkan sejumlah penat dan mata berkantungnya yang berniat hendak tidur untuk menghampiri Yuri. Yoona bisa menebaknya sekarang, pasti oppa nya itu sehabis datang bertemu dengan si mata-mata.

Terlihat dari beberapa peralatan nan menggantung di bahu dan genggamannya. Sebuah kamera dan tas berisi netbook. Mata rusa Yoona tidak bisa untuk tak menatap dengan tajam pada iris coklat Yuri yang kini masih setia memasang ekspresi datar lantas bingung. Sambil mengangkat sebelah kening, Yuri lebih dahulu membuka pembicaraan yang sepertinya sudah membuat sang dongsaeng marah.

"Mwo?"

"Mwo? Apa oppa tidak sadar atas kesalahan mu dan apa kau tidak penasaran kenapa aku menelfon saat setelah kau merilis artikel itu?" Tanya Yoona yang masih menahan emosi menggebu-gebu.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang