8

751 59 14
                                    

Pemandangan sunyi serta gelap gulita terlihat di sepenjuru ruangan bekas gudang penyimpanan tak terpakai. Perlahan-lahan kaki mulai terus menyusuri sudut-sudut gudang serta mata yang terus awas tak satupun nan luput dari tangkapan netra. Bermodalkan cahaya satu-satunya dari layar blitz ponsel, penerangan tersebut di sorot ke berbagai arah sambil terus mengawasi kondisi di sekitar. Namun setelah berusaha selama hampir satu jam, usaha yang di kerahkan sama sekali tak membuahkan hasil menguntungkan. Terlebih lagi dengan seorang gadis nan masih bersama mereka, sudah terlihat letih dan menunjukan menahan lelah di raut wajahnya.

Yoona tertunduk lesu saat semua sudut ruangan telah mereka telusuri dan tak ada satupun yang di temukan di sana. Lantas gadis itu heran mengapa pesan singkat pada ponselnya menyuruh si bungsu Jung untuk datang ke sana sendirian? Bahkan jejak-jejak kaki pun tidak terdapat di sana lalu kemana perginya Krystal? Apakah sebuah rencana untuk mengecoh mereka?

Sedang Sooyoung sibuk dengan Sunny yang sudah terjatuh akibat kakinya nan lemas, Yoona menarik nafas panjang kemudian mengeluarkannya melalui mulut dengan perlahan. Ia mendekati kedua sahabat dari Jessica tersebut kemudian berjongkok untuk ikut melihat bagaimana keadaan Sunny saat ini. Terlihat bahwa peluh sudah berceceran di wajah dan bibirnya sedikit terlihat pucat. Yoona bingung dengan gadis tersebut lalu bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata gadis itu belum sempat mengisi perutnya sama sekali. Pantas saja ujar Yoona, itulah nan mendasari mengapa kondisi fisik Sunny menjadi lemah setelah beberapa jam melakukan perjalanan yang cukup melelahkan.

"Pulanglah lebih dulu Soo aku yang akan mencarinya." Tutur Yoona sembari memandang Sooyoung tanpa lupa mengukir senyuman seolah ia baik-baik saja.

Padahal yang terjadi juga adalah dirinyapun begitu merasakan lelah nan sama seperti Sunny. Kurang tidur karena sibuk menjaga sang atasan di rumah sakit kemudian saat pulang ke rumah ia tak sempat makan pula dan perutnya hanya terisi oleh satu kaleng minuman bersoda. Bahkan sesekali Yoona harus mengernyit sakit akibat lambungnya yang terasa perih. Jika saja Sooyoung memegang lengan Yoona sekarang maka pria tersebut pun akan tahu bahwa tubuh dari asisten pribadi Jessica itu sedang bergetar. Sejujurnya ia juga merasakan lemas pada kaki tapi Yoona terus memaksakan langkahnya untuk menelusuri seluruh pojok gudang.

"Kau tidak bisa mencari Jessica sendirian di tengah malam seperti saat ini. Kau harus pulang terlebih dahulu lalu besok kita akan melanjutkannya lagi."

"Tapi-"

"Ku mohon jangan membantahku Im karena jika sesuatu hal buruk terjadi padamu maka itu justru akan menyulitkan kita juga."
Yoona terdiam untuk beberapa saat.

Di satu sisi ia tak ingin pulang lebih dahulu karena Jessica masih menghilang bahkan mendapat petunjuk jejak mereka pun tidak ada. Satu sisi lain, Yoona juga tak ingin menyusahkan orang lain apalagi ia tahu dengan kondisinya sekarang yang sudah mulai lemas, dirinya tidak akan cukup kuat pula untuk mencari Jessica sendirian.

Jika dirinya jatuh pingsan karena kehabisan tenaga di gudang tersebut siapa nan akan datang menolongnya saat itu? Orang-orang tak tahu bahwa dirinya sudah tersungkur tanpa daya, sehingga satu-satunya yang Yoona bisa lakukan hanyalah menunggu esok hari ketika Sooyoung datang kembali.

Gadis tersebut lebih memilih untuk menurut kali ini dan bukan berarti ia bisa tenang. Sepanjang perjalanan Yoona hanya diam termenung dengan wajah kusutnya hingga membuat Sooyoung beberapa kali melirik ke arah gadis tersebut tapi juga tak berniat memberikan pertanyaan. Ia harus berfokus bergegas pulang lalu mengantarkan gadis-gadis nan bersamanya sekarang. Nampak bahwa perjalanan mereka yang jauh cukup membuat fisik keduanya menjadi lemah. Rasa letih menghantam Sunny juga Yoona nan bisa di lihat jelas oleh Sooyoung melalui matanya.

Sejam kemudian, Yoona sudah bisa berhasil sampai di rumah. Ia berterima kasih pada pria yang tingginya tak jauh berbeda dengan dirinya tersebut kemudian langsung berpamitan untuk masuk ke dalam apartemen. Laju langkahnya tak kalah pelan saat meninggalkan mobil, bak tidak bertenaga dan energi terkuras habis-habisan.
Memang seperti itulah kondisi Yoona sekarang bahkan saat membuka pintu lekudian mendorongnya dengan sisa-sisa tenaga yang masih tersisa. Tapi beruntung pintu besi tersebut terasa mudah terbuka saat ada seseorang nan kebetulan juga mendorongnya dari dalam.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang