Forbidden Love : Special Chapter

1.1K 63 13
                                    

Bulan berganti menjadi tahun dan sekarang sudah hampir satu dekade, berlalu begitu cepat. Peristiwa indah berubah menjadi kenangan buruk seiring jarum jam terus menerus berputar, masih melekat jelas walaupun tak lupa di penuhi pula dengan usaha melupakan setiap detiknya.

Selalu bersikap seolah ia baik-baik saja, hari ini wajah cantik Yoona berbinar. Menampakan aura layaknya seorang bidadari.

Lain dari biasanya, pakaian yang gadis tomboy itu kenakan malam ini begitu feminim, membiarkan sebagian dadanya terekspose bebas sehingga Yoona memancarkan seluruh keanggunannya sebagai seorang gadis di depan seluruh tamu.

Rambut hitam panjang Yoona tergerai bebas ke samping, menambah kesan bahwa ia sudah benar-benar berubah dari dahulu.

Namun tidak. Ia masihlah sama seperti dahulu, gadis tomboy yang selalu berlagak lebih kuat dari oppanya.

Tentu saja, pakaian tersebut bukan dirinya yang dengan senang hati memilih untuk di kenakan melainkan sang oppa lah yang berperan layaknya stylist pribadi.

"Berhati-hatilah Im, karena di sini banyak lelaki hidung belang. Adik oppa yang cantik ini bisa saja di goda terus menerus oleh mereka." Ujar Yuri memberitahu Yoona yang sesekali menyesap minumannya tersebut.

Gadis itu mendelik pada Yuri kemudian melipat tangannya di atas perut.

"Sebelum mereka mendekat, aku sudah menakut-nakutinya dengan memasang ranjau di sekitar kaki mereka, oppa." Canda Yoona terkikik kecil di iringi tawa Yuri yang setidaknya akan terdengar oleh beberapa orang di pesta tersebut.

Yuri mengangguk sembari mendahului Yoona, mencari kursi untuk mereka duduki bersama lalu menikmati acara.

Matanya melihat-lihat ke sekitar. Terlihat begitu banyak tamu undangan yang menghadiri pesta tersebut sehingga ia hanya dapat melihat meja dengan kursi tersisa sepasang lagi.

"Oppa, tunggu. Bawakan mereka minuman juga!" Seru Yoona meraih segelas air berwarna ungu tersebut sebelum Yuri bergegas menariknya agar tak kehilangan kursi kosong tersebut.

Namun badan Yoona seakan membeku saat sampai di meja tersebut. Tak hanya dirinya, dua orang yang duduk lebih awal di kursi itu pun mendadak menjadi terpaku dengan kedatangan Im bersaudara yang begitu tiba-tiba.

Seharusnya mereka tak perlu berlebihan. Dalam sebuah pesta yang di adakan oleh seseorang, sudah menjadi hal wajar jika Yoona akan menemui seorang yang tak dirinya kenal.

Akan tetapi di sanalah dasar masalahnya. Orang tersebut bukanlah orang asing. Ia familiar di mata Yoona.

"Ehmm, maaf." Yuri berdehem. "Kami tidak akan mengganggu kalian." Lanjutnya kemudian menggenggam tangan Yoona sembari ingin beranjak pergi.

"Tidak masalah, kalian bisa duduk di sini. Kursi yang lain sudah penuh." Suara gadis tersebut sontak menahan langkah Yuri dan Yoona.

Yuri masih berusaha melihat ke sekitar. Kepalanya celingukan mencari kursi lain namun apalah daya, yang di katakan gadis itu memang benar.

Yuri melirik pada Yoona yang masih terdiam membisu di tempatnya berdiri. Tangannya mulai meraih pergelangan Yoona agar gadis itu ikut duduk di sampingnya meskipun ia tahu bahwa hati adiknya tersebut tengah merasakan sesak.

"Kami berniat membawakan minuman, tapi hanya mengambil satu, maaf." Yuri memaksa senyum pada bibirnya saat menyodorkan gelas tersebut untuk lebih mendekat pada Jessica, karena Yoona masihlah terus diam mematung di tempatnya.

Layaknya di tarik keluar, gadis beriris rusa itu seolah tak memiliki nyawa lagi sesaat setelah melihat kembali sosok Jung Jessica duduk di hadapan matanya. Orang yang ia harap tak bertemu lagi dengannya selama sisa umur.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang