9

690 59 13
                                    

Langkah gusar dengan terus mondar mandir di ruang tamu terus saja di lakukan seorang pria tanpa berniat berhenti meskipun sudah mendapat sebuah teguran untuk duduk bersama. Kuku-kuku jari ia jentikan satu sama lain lalu sesekali juga mengusap dan menggigit bibirnya sendiri guna berusaha memikirkan apa yang sebenarnya terjadi serta, untuk apa dirinya melakukan hal tersebut sekarang.

Dentuman jantung berdetak lebih keras dari biasanya entah karena sebab apa, tapi rasa khawatir tak mendasar terasa begitu mengganggu aktifitasnya siang ini. Raut wajah cemas tak bisa luntur begitu saja terlebih lagi dengan kekalutan tersebut masih bersarang dalam fikiran. Ekspresi tidak bisa berbohong meskipun sudah mencoba karena merasa tak enak pada tamu, tapi mau bagaimana lagi ia tak pandai dalam menyembunyikan hal itu. Semuanya mengalir begitu saja tanpa bisa di cegah.

Pranggg!!!

Bertambah kalutlah perasaan kala suara mengagetkan tak di duga-duga terdengar bergema melewati gendang telinga. Sebuah bingkai kaca berisi foto keluarga, dengan anggotanya berjumlah 2 orang pria dan 1 orang gadis tengah tersenyum lebar memandang ke kamera, sembari merangkul pundak satu sama lain. Ke-tiga orang tersebut telihat bak berumur sepantaran padahal, salah satu atau tepatnya pria yang menempati posisi berdiri di tengah sudah berusia hampir menyentuh angka 60, namun ia tetap masih terlihat begitu muda. Tamu-tamu yang baru melihat atau mengenal keluarga tersebut mungkin tidak akan menyangkanya.

Bingkai nan terpajang tepat di belakang sofa tersebut tiba-tiba jatuh dari tempatnya yang sebelum itu menggantung dengan kokoh. Tak ada angin begitu pula hujan menyertai, namun foto tersebut justru jatuh dan membuat kaca dari pelindungnya pecah menjadi ukuran yang kecil-kecil hingga berserakan di sekitar tempat terjatuhnya.

Yuri mencoba menelaah pertanda buruk apa nan sekarang Tuhan tunjukan padanya terlebih lagi ia yakin bahwa harusnya bingkai berisi foto keluarga Im tersebut tak akan kungkin jatuh bahkan meski hembusan angin meniup benda tersebut.

Umur bingkai yang sudah menggantung selama 3 tahun di apartemen adalah penguat asumsi Yuri saat ini. Hatinya langsung gelisah tak karuan sembari jari jemari pria itu mulai mengambil beberapa pecahan kaca yang tersebar di lantai. Saking tak tenangnya, ia bahkan tak terfikir bahwa benda tersebut bisa saja melukai tangannya karena kini Yuri sama sekali tidak menggunakan sarung tangan atau benda lainnya untuk melindungi jari si pria berkulit tanned.

Seohyun yang melihat kejadian tersebut jelas langsung membantu si pemilik rumah tanpa di suruh sekalipun karena ia sadar, menumpang tidur di tempat orang tanpa berharap imbalan sudah menjadi bentuk kemurahan hati paling besar dari Yuri. Tentu saja gadis itu merasa tak enak jika harus diam saja meski niatnya terus saja di tolak.

"Kenapa kau begitu gelisah?" Tanya Hyoyeon setelah Yuri memutuskan untuk duduk di samping pria bermarga Kim tersebut.

Ia masih diam dengan tatapan mengarah ke depan, hampir terlihat seperti tak menyiratkan apapun. Bukannya tidak mendengar atau sengaja mengabaikan pertanyaan Hyoyeon tapi Yuri juga ragu dengan alasan yang mungkin akan ia berikan karena dirinya sendiri pun tak tahu apa nan sedang di fikirkan. Hati pria itu masih saja berselimut rasa khawatir terhadap sang adik, padahal sudah jelas Yoona berpamitan beserta memberikan alasan untuk bertemu dengan klien tapi Yuri tetaplah ragu.

"Aku memikirkan Yoona."

"Kenapa tidak mencoba menelf-"

PLAKK!!!

Telapak tangan besar Yuri mendarat keras di atas jidat Hyoyeon hingga memperdengarkan bunyi yang begitu nyaring bahkan hingga ke kamar. Seohyun nan sedang membuang sisa pecahan kaca di tempat sampah dekat dapur bahkan tertarik untuk melirik pada sumber suara dan saat itu ia menemukan wajah sang kekasih tengah menekuk tak suka. Entah apa sebabnya, gadis tersebut juga tidak bertanya meskipun dalam hati sedang bertanya-tanya penasaran. Ia hanya tertarik duduk kembali di samping prianya sama seperti tadi.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang