c

37 3 1
                                    

Aku Ka. Dia Ri. Tapi kami bukan kari. Seberapapun menyebalkannya Ri, Ka tidak akan pergi. Tapi tidak tahu juga nanti. Lihat kondisi dan situasi.

"Ka, kayaknya gue jadi ambil kedokteran deh." Kata Ri suatu sore di telepon.

Aku yang sedang membaca novel lantas menutupnya sebelum menandai halaman terakhir yang kubaca dan menyesal sedetik setelahnya.

"Serius? Di mana?"

"UI mungkin."

"Beneran ya?"

Ri sempat diam sebentar, sebelum menjawab, "Iya kayaknya."

Entahlah. Rasanya, aku tenang dan senang?

"Woi. Kok diem sih lo?"

"Ya, mau ngomong apa?"

"Terserah lo lah."

Tut tut tut

"Ye, dasar bocah. Emang aku harus bilang apa? Gitu aja ngambek."

Aku mengetikkan pesan untuk Ri satu menit kemudian.

Ka : beneran ya, Ri. Awas aja ganti lagi.

Ka : gue seneng masa kita otw satu jurusan? Ya walaupun gak tau sekampus apa enggak.

Ka : tapi takut deh gue. Lo kan rese maksimal. Dunia perkuliahan gue gak tenang lagi nanti.

Ri : bsk lo berangkat sndr.

Kan? Ri memang rese maksimal.

🐰🐻

EntahlahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang