e

35 3 2
                                    

Aku Ka. Dia Ri. Tapi kami bukan kari. Ri itu temanku. Sekaligus ojek pribadiku. Tapi menurut Ri, aku itu musuhnya--menurutku sih, habisnya dia galak.

Ka : Ri, gue beli batagor dulu ya

Ri : beli dmn?

Ka : deket tempat les kok, bentar doang

Ri : jgn lama-lama

Ka : iye bawel

"Yuk Sav, beli batagor."

"Udah izinnya?" Savina tertawa, meledek. Aku mendengus. "Nurut banget sih sama Ri? Ibu kamu juga bukan, Ka."

"Nurut lebih baik daripada diomelin,"
Kataku. "Lagian nurut sama Ri untung juga lho."

Alis Sav naik, "Apa untungnya?"

"Gak usah naik ojek, hemat ongkos hehehehe."

Sav tertawa, mengiyakan ucapanku barusan.

"Eh Sav, bentar. Ada abang susu. Aku beli dulu ya."

Setelah beli susu dan dua batagor,siapa tau Ri mau batagor juga, aku kembali ke arah tempat les, sedangkan Sav ke halte bis.

Aku melambaikan tangan begitu melihat Ri sudah datang. Dia hanya diam menatap batagor yang aku bawa.

"Gak lama kan?" Tanyaku takut-takut.

"Ka, lo tau gak, ada teknologi namanya kantong plastik?" Kata Ri sewot.

Aku bingung. Apa sih? Kok dia jadi marah-marah?

"Ck, itu liat dah bawaan lo. Ribet banget sih? Hp taroh kantong atau tas kan bisa," Ri menunjuk-nunjuk hpku dengan dagunya. Aku otomatis melihat tanganku yang penuh dengan barang-barang--susu, batagor, dan hp. "beli batagor dua gak dikasih kantong plastik sama abangnya?"

Aku menggeleng. Ri menghela napas.

"Nanti kalau jatuh semua kan gak jadi dimakan, Ka, gimana sih lo?"

"Yaudah kan gak jatuh," Aku nyengir. "lagian siapa yang suruh buru-buru? Kan gue gak kepikiran masukin hp ke tas. Gak kepikiran minta kantong plastik juga."

Ri mendelik galak. "Salah gue gitu?"

"Salah abang batagornya." Kataku cepat. Aku menyodorkan batagor ke arahnya. "buat lo nih."

"Pegangin lah. Gue kan nyetir motor. Gimana sih lo?"

Ohiya.

Salah lagi aku.

"Buruan naik."

"Iya iya."

Gimana naiknya ya? Tanganku kan penuh.

"Ri?"

"Apa?"

"Tolong pegangin dulu dong, gue gak bisa naik nih."

"Gak."

"Is elah."

Akhirnya aku harus menaruh hp dan susu di dalam tas ranselku terlebih dahulu. Jadi lama kan? Salah sendiri gak mau dimintai tolong. Dasar pelit.

🐰🐻

EntahlahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang