h

22 3 0
                                    

   Aku Ka. Dia Ri. Tapi kami bukan kari. Aku harus bagaimana? Aku terbiasa ada Ri disekitarku.

   Ri masih belum seperti biasa. Waktu itu aku tanya,

"Terus... gimana, Ri? Lo gak temen gue lagi?"

Ri malah tertawa. Bilang aku konyol.

"Ya masih temen lah, Ka." Mataku berkaca-kaca.

"Tapi kok lo gitu?" Tanyaku.

"Gitu gimana?"

"Kayak jauhin gue."

Ri diam. Dia tahu aku mudah menangis. Dia juga tahu aku tidak suka ditinggal dan merasa ditinggal.

"Hmm, gue gak jauhin lo sebenarnya. Biasa aja." Ri menghela napas, kemudian melanjutkan. "lo tau kan, Ares suka sama lo?"

Aku mengangguk. "Tapi gue kan udah gak suka, Ri."

"Iya tau gue, tapi gue gak enak sama dia. Gue takut dia ngira aneh-aneh. Lo kan kemana-mana ngikutin gue mulu." Aku melotot. Sembarangan! Aku gak pernah ngikutin Ri kalau ke dia kamar mandi. Lagipula, Ri yang lebih sering mengikutiku.

Ya, kita kan teman. Memangnya salah?

Lama-lama, aku jadi sebal dengan Ares. Ri juga, kenapa harus gak enak sama Ares, sih?

"Emang dia gak ngechat lo?"

"Ngechat sih. Minta tolong doang."

"Nah yaudah, kan sama aja ada gue sama gak ada gue? Lah lah, jangan nangis Maimunaaaah."

Aku sesenggukan. Mau malu juga sudah terlambat. Aku gak suka kalau ada orang yang berkata seakan-akan mereka mau pergi.

Bagaimana aku mau biasa saja kalau aku sudah terbiasa?

"Sa-sama aja apanya s-sih, Ri? Jelas-jelas beda, Bambang." Aku menutup mukaku dengan telapak tangan. "g-gue jadi berangkat sekolah sendiri, jajan sendiri, balik sendiri. Lo mah, jahat banget."

"Yeu, dasar bocah! Bilang aja gak ada yang jajanin sama nebengin. Modus lo jelek." Ri tertawa. "santai aja sih, Ka. Udah ah, jangan nangis. Gitu aja nangis."

Aku juga tidak mau menangis. Apalagi di depan Ri. Tapi rasanya air mataku susah berhenti.

"Maaf ya Ka, gue suka marah-marahin lo."

Ah, Ri itu. Katanya aku disuruh berhenti menangis, tapi dia malah bilang seperti itu. Padahal Ri tau, kalau aku tidak suka Ri bilang maaf. Ri menepuk kepalaku pelan.

"Gak apa-apa, Ka. Cengeng amat sih lo. Gue masih temen lo, elahhh."

Hari ini, aku mendapat perasaan baru yang langka;

On the way ditinggal teman.

Apa kalian pernah merasakannya?

Jangan deh. Rasanya sakit.

🐰🐻

EntahlahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang