Destiny 4

1 0 0
                                    

Persahabatan bukan hanya tentang kebersamaan dan keakraban . Tapi persahabatan juga tentang sebuah kepercayaan.

Sisy dan Kate cengar-cengir sendiri sambil mengajungkan jari nya berbentuk Y . Kate dan Sisy bergegas menuju kursinya . Chila , Sheina , Reina dan Aurora mengulum tawa nya , ia seakan meledek Sisy dan Kate.

"Apa lo?!" Ucap Kate menatap Aurora sinis.

"Apaan sih Kate , selow aja kali." Ucap Aurora tertawa .

Akhirnya mereka melanjutkan pembelajaran sampai jam terakhir , Sisy dan Kate ingin mengajak Chila pulang bersama . tapi Chila menolaknya , lagi-lagi Chila tidak mau merepotkan temannya itu.

"Ayolah Chila , Lo temenan bareng kita udah berapa lama?" Sisy menggoyangkan lengan Chila .

"Nggak usah , gue bisa pulang sendiri kok lagian ini masih awal." Ucap Chila .

"Serah lo dah. Ayo sy! sampe lo kenapa-napa awas aja dasar kepala batu." Kate menatap Chila kesal .

Chila tertawa melihat kedua temannya itu , ia melihat mobil Sisy yang semakin mejauh darinya . Chila pun duduk di halte tempat biasa , Chila paling malas jika menggunakan mobil sendiri saat pergi sekolah , jalanan macet ia pasti terlambat.

"Sekali-sekali ah cobain pakai angkot" Ucap Chila.

Chila melambaikan tangannya memanggil angkot yang sedang ingin melewatinya , ia pun naik ke angkot itu . hanya ada empat orang disana , dua ibu-ibu , supir dan satu knet.

"mau kemana neng?" tanya supir itu .

"jalan kemang raya blok A1" Ucap Chila .

Angkot itu berhenti di persimpangan , ibu-ibu yang bersama Chila tadi turun . Chila sedikit canggung , hanya dirinya sendiri di angkot ini .

Chila menyibukkan dirinya , ia pasang headseat ketelingannya dan membaca sebuah novel .

Knet mobil itu duduk disamping Chila , ia menatap Chila dengan tatapan yang jahat. Chila berusaha menepis pikiran jahatnya dan kembali fokus pada buku yang dibacanya itu .

sudah hampir setengah jam mobil itutidak berhenti-henti , Chila baru sadar lalu ia melepaskan headseat nya melihat ke arah luar .

"Bang , ini kan bukan jalan buat nuju ke jalan kemang?"

"Ini bisa kok dedek cantik , ini jalan pintas nya biar cepet ." Supir itu tertawa jahat , tampak dari kaca mobil .

Chila sadar ia telah dibawa kabur , jalanan sini sepi . Chila tidak pernah melewati jalan ini , setahu Chila tidak ada jalan lain yang bisa dilewati untuk menuju jalan kemang kecuali jalan yang biasa ia lewati.

"bang puter balik atau gue teriak sekarang!" Bentak Chila . Chila sangat takut , jantungnya berdebar kencang , dangan nya dingin ia takut supir itu berubah menjadi jahat.

"Teriak aja neng sepuasnya nggak bakalan ada yang denger." Ucap knet yang duduk disamping Chila . Knet itu mencolek dagu Chila , Chila menepis tangan itu dengan kasar .

"Jangan macem-macem." Chila bangkit , ia nekat untuk meloncat dari angkot itu lalu berlari meminta pertolongan .Tapi , Chila ditahan oleh knet itu . tangan Chila dipegang kuat , Chila tidak tahan lagi ia syok dan mata nya perih .

"Tolong!!!" Chila berteriak sekuat mungkin , dalam hatinya semoga ada orang yang lewat dan menolongnya.

"Diem!" Bentak knet itu.

"Tolong!!!" Chila berteriak lagi.

Chila sangat takut , ia tidak bisa menahan air matanya lagi yang membendung dikelopak matanya . Chila menangis sejadi-jadinya , ia tidak tahu bagaiman nasibnya kelak.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang