Chila menjalani hari-harinya seperti biasa. bangun pagi , mandi , beribadah , sarapan , berangkat kesekolah , belajar dan berkumpul dengan teman-temannya di sekolah .
Chila sangat bersemangat kesekolah , baginya sekolah adalah rumah kedua setelah rumah yang dibangun oleh tukang yang disuruh oleh ayah dan bundanya .
Chila juga lebih merasa senang jika dirinya berada dilingkungan sekolah , dirinya tidak akan merasa kesepian seperti yang sering ia rasakan ketika berada dirumah sendirian . bertemu dengan sahabat-sahabat gilanya , itulah hal yang paling ia tunggu.
"Eh Chil , gue lihat lo sekarang deket ya sama cowok dingin itu? jangan- jangan lo PDKT-an yaa?" Sisy menunjuk ke satu arah dengan dagunya , sisy tersenyum menggoda Chila .
"ehm " Chila tersedak , ia langsung meraih air minum di botol yang dibawanya lalu meneguk minuman itu.
"Temenan , jangkrik!" Chila melihat Sisy yang tertawa lalu menoleh ke orang itu , dua laki-laki yang tertawa riang dan satu laki-laki yang hanya diam di ujung sudut kantin .
"aduhh! ngegas mak!" Sheina tertawa , Reina , Aurora , Sisy dan Kate juga ikut tertawa . Chila hanya diam , ia melihat ke arah Arkana , Daren dan Fahri .
Arkana dan temannya yang lain menoleh ke arah Chila hal itu sontak membuat Chila membuang arah pandangannya ke arah lain . sekilas Daren tersenyum kepada Chila dan temannya , Fahri hanya tersenyum tipis , Arkana ? sama sekali tidak . ia hanya memasang wajah dingin nya .
"Nah loh , diliatin tuh sama orangnya." Aurora menyenggol Chila pelan sambil melirik Arkana . Chila menghabiskan makanannya dengan cepat , lalu Chila pergi meninggalkan temannya.
"Gue duluan para kutu sapi!"Teriak Chila diiringi dengan tawa .
"Kamprett lo dogeng ayam!"Sahut Kate yang juga ikut tertawa.
Chila berlari ke toilet , bukan untuk buang hajad but Chila hanya ingin bercermin , melihat wajahnya yang kini ia yakin sudah blushing .
"Pipi gue , pipi gue. aduh bahaya ni bahaya!" Chila menatap dirinya di cermin dengan menepuk pelan kedua pipinya yang terlihat memerah karena malu .
Chila mengusap wajahnya menggunakan air dari wastafel dan kemudian menyisir rambut panjangnya itu . ketika sudah merasa lebih baik , Chila keluar dari toilet hendak ingin kembali kekelas karena lima menit lagi bel masuk akan segera berbunyi.
Langkah Chila harus terhenti ketika dirinya baru keluar beberapa langkah dari pintu toilet .
"Lo? ng--ngapain disini?" Chila terlihat gugup , ia menatap kiri dan kanan koridor kelas yang terlihat sudah sepi . hanya satu dua orang saja yang lewat .
cowok itu menatap Chila lekat dan dingin , ia melipat kedua tangannya didepan dada dan bersender di dinding . siapa lagi kalau bukan cowok kutub yang bernama Arkana.
Chila masih gugup ia memainkan jari-jarinya dan sesekali membetulkan rambutnya .
Arkana menunjuk arah pintu toilet itu tanpa bicara sepatah kata pun . Chila mengerutkan alis kebingungan lalu ia menoleh ke arah yang ditujukan oleh Arkana .
"Astaga!" gumam Chila sangat pelan sambil menepak jidat nya pelan.
"Maaf , gue ng-nggak tahu . bener..." Chila mengacungkan kedua jarinya berbentuk V .
Arkana hanya memasang wajah datarnya bodo amat dengan kelakuan cewek absurd ini . Chila menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu tersenyum kikuk .
Malu . itulah yang dirasakan oleh Chila saat ini . dalam hati ia mengerutuki dirinya sendiri karena ceroboh . bagaimana bisa ia salah masuk toilet?
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen FictionChila sosok wanita yang ramah ke semua orang , dia bukan wanita cantik dengan bodygoals nya . badan nya mungil dan wajahnya manis . sosok wanita yang selalu ceria ini bertemu dengan lelaki yang mempunyai sikap bertolak belakang dengan Chila . Arkana...