2 hari berlalu, Rei dan Riska tidak chattingan sama sekali, hal itu tentu membuat Riska gelisah, orang yang selalu chattingan dengan nya tiba-tiba menghilang bagaikan di telan bumi.
Riska beberapa kali mengecek kontak Rei, dan tetap sama, kontak nya tertulis Online . Riska hanya berani menatap, melihat, dan menulis pesan di atas papan ketik, tanpa Riska kirim kepada Rei.
Hingga akhirnya kontak Rei berubah menjadi Offline. Riska sedikit menyesal tidak mengechat Aldo. Tapi rasa sesal nya terkalahkan dengan gengsi nya yang cukup tinggi. Tentu saja, Riska memiliki gengsi yang cukup tinggi.
---
"Lo lagi badmood ya Ris?" Tanya Dita yang sejak tadi berada di samping riska.
"hmmm." Jawaban yang cukup singkat padat dan jelas.
"Kenapa deh? Cerita dong" Seru Laras.
"Ka Rei sama sekali gak chat gue selama 2 hari ini, bahkan udah 3 hari."
"Yailah cuma gara-gara itu doang." Celetuk Inka.
"Lo gatau rasa nya gimana sih ka, di buat baper berhari-hari eh besok nya ditinggal." Spontan Riska yang sedikit Sewot dengan ucapan Inka tadi.
"Iya juga sih, lagian Ka Rei kenapa begitu terus." Seru Laras.
"Bodo amat gue gak ngurus."
---
"Gue block kontak Ka Rei aja kali ya?, percuma punya kontak nya tapi ga chattingan." Gumam Riska bertanya kepada diri sendiri.
Niat nya terurung saat notifikasi berdentang di layar handphone nya.
"Ka Aldo? Ngapain ngechat gue, tumben, lagi gak ada yang ngechat apa gimana tiba-tiba ngechat gue haha." Pekik Riska yang berusah tidak merespon pesan yang baru saja di kirim oleh Rei.
Tapi niat nya untuk mengabaikan pesan dari Rei di batalkan. Rei orang yang Riska suka, mana mungkin Riska mengabaikan chat dari Rei.
Knp?, Oh, wkwk, iy, :v, :/. Hanya itu yang sejak tadi Riska balas kepada Rei.
"Buat apa gue ngerespon ka Rei? Nanti juga di tinggal lagi, dateng sejenak cuma buat ngebaperin. Ngechat gue karena gak ada yang ngechat, alah basi banget." Emosi Riska tidak terkontrol.
Gubrakan meja terdengar sangat keras, hingga Ibu Riska yang sedang di dapur, mendengar gubrakan itu.
"Riska, ngapain sih gubrak-gubrak meja?." Suara ibu yang terdengar cukup marah.
"Maaf bu maaf tadi ada nyamuk di meja, makanya gak sengaja meja nya Riska pukul hehe." Saat ini Riska hanya bisa berbohong kepada Ibunya.
"Kenapa ka Rei bisa suka sama, Savira sih?. Dekel yang baru masuk aja udah di sukain. Kayanya Savira juga suka deh sama ka Rei. Ko ngeselin sih jadi dekel?" Mood Riska yang sejak tadi berantakan, hingga sekarang malah menjadi-jadi.
Savira ananda. Orang yang bisa disebut saingan Riska saat ini. Menurut Riska dia Biasa saja, hanya Alis nya yang cukup tebal, membuat kaka kelas cowo tertarik padanya.
Memang, sejak MPLS dia di cengcengin oleh kakel, karena suka sama Rei. Dan Rei nya juga merespon dia. Riska hanya bisa mendukung, tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan dia senang meledeki Rei tentang Savira.
Rei juga sering minta bantuan ke Riska, salah satunya meminta tolong untuk mendapatkan nomor telepon Savira. Riska cukup senang bisa membantu Rei, meskipun agak sedikit sakit. Orang yang di suka malah mendekati orang lain.
Hingga saat ini. Riska selalu berfikir, saat Rei tidak chattingan dengan nya, dia sedang chattingan dengan Savira.
Setiap kali dia membuka kontak Aldo dan tertulis Online, dia juga mengecek kontak Savira. Tak jarang kontak savira tertulis Online saat Rei sedang Online.
Karena Riska penasaran, akhir nya dia bertanya kepada Savira. Apakah dia sedang chattingan dengan Rei? Namun jawaban Savira selalu sama. "Iya ka aku lagi chattingan dengan ka Aldo."
"Apa gue terlalu baper sama Ka Rei? Sampe-sampe gue kaya gini?" Yang riska maksud itu, sampe-sampe Riska dibuat kecewa, karena terlalu baper dengan gombalan-gombalan yang Rei berikan.
Wajar aja dong kalo cewe baper, kan emang kodrat nya cewe itu gampang baper, gampang nyaman, gampang kecewa.
Dan wajar aja dong kalo cowo suka ninggalin tiba-tiba, karena yang cowo fikir itu. Cewe nya aja yang ke baperan, orang ngetik pake jari eh dia baca nya pake hati.
Lalu, siapa yang salah?. Cewe yang terlalu baper, atau cowo yang terlalu cepat mengambil kesimpulan?.
---
TBC
Vomment nya mksh❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Rumit
Fiksi RemajaJika melupakan itu mudah, apakah berpindah hati itu menyenangkan?. Riska hanya bisa menerima takdir, bahwa dia harus jatuh cinta dengan Kaka kelas yang terkenal cogan di sekolah nya. Cogan? Pasti famous. Yang di kenal, dan di sukai kalangan remaja...