Namjoon tersenyum saat Seokjin meliriknya. Dia merasa bahwa dirinya serasa hidup. Entah perasaan hangat apa yang telah meruntuhkan segala es yang telah menyelimutinya selama ini. Namjoon dikenal dengan orang yang dingin, jarang tersenyum, dan selalu memasang wajah yang serius. Tapi, Namjoon sekarang dapat menemukan pencerah hidupnya. Walau Namjoon tidak tahu perasaan apa yang ia rasakan saat berada di dekat Seokjin tapi dia merasa sangat nyaman.
"lihat.. Itu bagus Namjoon.. Bisakah aku membelinya?"
"tentu saja. Apapun.." jawab Namjoon pelan.
Namjoon mengikuti Seokjin kesalah satu toko pernak-pernik disana. Seokjin memilih beberapa jepit rambut dan gelang yang terbuat dari kayu. Serta melihat beberapa barang yang di pajang di etalase. Namjoon masih setia berdiri di samping Seokjin dan melihat Seokjin sedang memilih beberapa perhiasan.
"hmm apa ini cantik Namjoon? Bagaimana menurutmu?"
"bagus. Tapi mungkin warna lebih gelap lebih bagus untuk kulitmu yang putih" goda Namjoon.
"aww.. Kau menggodaku.. Oke.. Sesuai saranmu aku pilih yang ini saja." Ucap Seokjin kepada pelayan yang ada disana.
"baik Noona.." jawabnya.
Seokjin keluar dari toko itu dengan senyum lebar. Dia memandang gelang yang baru saja dia beli. Gelang yang cantik dengan pertama indah di dalamnya. Seokjin tak tahu itu gelang palsu atau asli yang penting Seokjin suka dengan itu. Lagian Namjoon yang membayar semua itu. Seokjin berhenti di hadapan Namjoon. Namjoon mendadak berhenti saat Seokjin berdiri di hadapannya.
"ada apa?"
"pakai ini!"
Seokjin menyematkan gelang yang sama dengannya di tangan Namjoon. Namun dengan warna yang berbeda. Kalau Seokjin berwarna hitam, Namjoon memakai warna putih.
"auhh.. kau membeli dua?"
"iya.. Aku ingin kau juga memakainya."
"hahha pantas saja harganya mahal." Tawa Namjoon.
"ohh benarkah? Memang ini berlian asli ya?"
"hmm"
"wow. Seharusnya aku tidak membelinya jika ini asli.." jawab Seokjin.
"tidak apa. Aku senang jika kau senang." Ucap Namjoon tulus.
"hmm.. Jangan menggodaku seperti itu."
"aku tidak menggodamu.." sangkalnya.
"ohh ya.. Terserah.. aku ingin naik bianglala itu.. Kurasa itu indah" Ajak Seokjin sambil menunjuk lingkaran besar dengan kelap-kelip yang indah. Memang sudah hampir petang karena Seokjin dan Namjoon sudah berada disana sejak siang.
"hmm oke.."
Seokjin mendengus sebal saat melihat antrian yang cukup panjang menuju bianglala itu. Dia kemudian menatap Namjoon yang ada di belakangnya dengan wajah cemberut. Seakan tahu apa yang dipikirkan Seokjin Namjoon segera menarik Seokjin pergi dari sana dan berjalan-jalan.
"ngg aku tahu apa maksudmu.. kita bisa jalan-jalan dulu jika kau mau.." ucap Namjoon sembari merangkul Seokjin.
"hmm.. Tapi jika nanti semakin banyak gimana?"
"kita usir mereka.."
"memang bisa?"
"bisa.."
"oke.. Hehe"
Namjoon merangkul Seokjin dan mengajaknya ke dalam keramaian. Sebenarnya jika tidak ada Seokjin, Namjoon ogah-ogahan menghadari acara seperti ini. Baginya ini hanya akan membuang-buang waktunya dan pekerjaannya akan tertunda. Tapi, perasaan Namjoon saat ini benar-benar tidak bisa di jelaskan. Dia berharap bahwa hari ini tidak akan berakhir. Entah apa yang merasuki Namjoon tapi saat bersama Seokjin, melihatnya tersenyum bagaikan dunia milik mereka. Namjoon merasa sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamJin] What The Fuck Season 1 - Life Mirror
Fantastik[END] Hanya sebuah kisah abal-abal yang terjadi dari sebuah kehidupan seorang gadis. Pencarian sebuah jati diri yang melahirkan sebuah peristiwa besar. Kepingan demi kepingan dia punguti, menyusunnya pelan-pelan agar tak hilang satupun. Seperti tum...