part 13

95 9 2
                                    

Berjam jam waktu yang Ulan habiskan, dan berkilo-kilo meter sudah jalan yang ia lewati. Bagaimana tidak? Jarak sekolah menuju rumahnya cukup jauh, entah sampai mana ia harus berjalan dibawah guyuran hujan yang begitu deras.

Ulan terus berjalan walau ia merasa nyeri di bagian lututnya, dan badan yang terasa begitu dingin menusuk tulang belulang.

Dengan wajah pucat pasi ulan memeluk tubuhnya sendiri yang menggigil kedinginan. Ulan benar-benar merasakan lelah luar biasa saat ini, namun karena hasrat ingin cepat-cepat pulang ke rumah dan tidur ditempat ternyamannya. Ulan harus menahan semua rasa sakit itu.

Malam kini semakin larut.
Namun, ulan kali ini merasa beruntung, kareana beberapa lampu di pinggiran jalan masih dibiarakan hidup.

Ulan meringis, menahan rasa sakit dikedua lututnya. Ia kini merasakan akan tak mampunya melakukan perjalanan.

“Tidak adakah angkot atapun ojek lain?” ucap ulan sambil menyeret tasnya malas dan terus berjalan dengan menunduk.

Dan tanpa ia sadari, sebuah mobil sport merah sedang melaju kencang kearahnya.

Brukkkkkkk

Ulan kini terhempas jauh dalam kondisi menggenaskan.

Entahlah ulan kini merasa sekujur tubuhnya terasa nyeri, ia sangat-sangat merasakan kesakitan yang mendalam disekujur tubuhnya hingga untuk berucap sesuatu dari mulutnya pun tak bisa ia lakukan.

“ya Allah, inikah akhir hidupku yang telah engkau gariskan. Walapun itu iya, aku tetap merasa bahagia menerima takdirmu. Cukup sudah selama ini aku merasakan sakit, aku hanya bisa berharap ‘semoga hambamu yang hina ini bisa diterima di sisimu’. Maafkan aku ka woo, aku harus pergi-”ucap batin ulan pilu.

Kini ulan tersenyum saat melihat kedua orang tuanya tersenyum kearahnya dan menjulurkan salah satu tangan mereka berdua, dan dengan senyum merekah ulan membalas uluran itu disaat bersamaan pula ia merasakan waktu telah berhenti dan rasa nyeri di sekujur tubuhnya tak lagi ia rasakan.

Seakan tau keadaan saat ini, hujan itu kini turun semakin deras dengan kilat dan betir yang semakin beradu.

Si pengendara kini turun dengan senyum puas diwajah tampannya yang dipenuhi dengan memar kebiru-biruan, dan seragam putih kusut juga tidak lupa dengan bercak darah di seragam putihnya.

Dan yah, orang itu adalah Alex.

Dengan senyum yang masih merekah diwajah tampannya, ia menghampiri tubuh ulan yang berlumuran darah bercampur air hujan dan wajah pucat pasi itu terdapat darah segar dari mata, hidung, bahkan telinga ulan.

“Dengan begini, gue bisa miliki lo seutuhnya. Gak ada lagi yang harus gue takutin, takut lo didekati cowok lain walau cowok itu kaka kandung lo sendiri. Fuck, gue gak rela. Hi is mine, camkan itu. Hahaha..-” ucap alex yang saat ini sedang memeluk tubuh kaku ulan.







***


Huaaaaaa, sorry yah aku up nya lama. Soalnya ada accident dikit.
Oya, jangan lupa follow, vote and comment.
See you😘💕
***

I Hate you, psychopath.!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang