Siapakah yang tahu tentangku?
Aku hanya mempunyai kenangan buruk di masalaluku yang kelam. Hidupku hampa dan kosong tanpa tujuan, itu membuatku seperti mayat hidup. Aku ingin bangun dari jiwa penuh luka, dan melarikan diri dari sakit yang menjeratk...
Saat Ulan menengok ke belakang, ia melihat Nathan yang tersennyum dan mengucapkan sesuatu kemudian menghilang bersamaan dengan hembusan angin. Meskipun hujan turun begitu deras dan angin yang begitu kencang, tapi Ulan masih bisa mendengar Nathan mengucapkan kata 'terimakasih' yang terdengar seperti suara bisikan.
Dengan mata setengah terbelalak dan mulut terbuka setengah, ulan terdiam disana beberapa saat.
"Jadi, tadi yang bawa gue kesini itu adalah arwahnya-" batin Ulan kaget sekaligus tak percaya.
Ulan termenung di samping jasad Nathan, dan tanpa ia sadari air mata mulai mengalir dari sudut matanya.
Ulan yang merasa kakinya yang mulai melemah pun terduduk di lantai dingin terdapat bercak² darah yang mulai kering. Kedua tangannya memeluk erat kakinya yang ditekuk.
Sungguh saat ini Ulan ingin meminta tolong, tapi pada siapa? Tersadar akan keadaan diluar ruangan yang berdebu dan gelap ini, hujan turun begitu deras ditambah lagi hari yang mulai gelap membuat Ulan tidak bisa berbuat apa² lagi.
"Hiks...hiks...hiks-" Isak Ulan pilu, dalam hati ia bertannya-tanya siapakah yang tega membunuh sahabatnya ralat lebih tepatnya hanya teman sekelasnya saja.
Ulan semakin terisak sambil memeluk lututnya dengan sangat erat, hingga terdengar suara keras yang membuat Ulan tersentak kaget.
"Diam-" sentak seseorang dengan keras.
Nafas Ulan terasa tercekik saat mendengar suara keras yang terdengar dingin itu, membuat tubuhnya terasa membeku. Bagaimana tidak? Ia seperti mengenal suara itu. Suara seseorang yang membuatnya selama ini seperti hidup dalam sangkar.
"Apasih yang lo harapkandaricowokbrengsek, pengecut, dansialankayadia" ucap orang itu lagi dengan kasar, membuat Ulan sontak mengangkat kepalanya dengan posisi yang masih sama sembari memeluk lutunya.
Dan sekarang, hal pertama yang dipikirkan Ulan adalah mencari siapa pelaku yang dengan tega membunuh Nathan. Dengan perasaan sedikit kesal dan takut, Ulan mengamati sekitarnya.
Ulan mengernyit dan memicing pandangannya pada seseorang yang tengah duduk di lantai sembari menundukkan kepala dengan tangan yang ditumpu pada sebelah kaki yang dilipat ke atas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ulan membeku, ia mengenal seseorang yang dilihatnya sekarang. Walau orang itu dengan posisi wajah menunduk, tapi Ulan dapat mengenal gaya rambutnya khas anak badboy yang setiap harinya keluar masuk ruang BK.
...Ya tidak salah lagi orang itu adalah Alexander Nicholas Max Evendy.
Dengan kaki yang terasa lemah, Ulan pun berdiri dan melangkah pelan menghampiri Alex dengan air mata yang tak henti-hentinya keluar dari mata indah ulan.
Tak disangka olehnya, ternyata lelaki yang selama ini menjaganya dengan sikap posesiv dan egoisnya adalah seorang pembunuh.
Sampai dihadapan Alex, Ulan menghela nafas panjang ia terlalu lelah. "Lo yang udah bunuh Nathan?-" tanya Ulan lirih, sontak Alex mendongak menatap tajam Ulan dan dengan cepat ulan mengalihkan pandangannya saat melihat sorot mata biru milik Alex menyulutkan amarah yang begitu besar.
Alex tersennyum miring sembari berdiri dan mendekatkan wajahnya ke wajah Ulan, hembusan nafas Alex membuat Ulan dikelilingi rasa takut yang begitu mendalam.
"Hiks..hiks..hiks" Tangisan itu terdengar sangat pilu. Tanpa memperhatikan isakan pilu Ulan, dengan kasar Alex mencengkram pipi chubby Ulan dan mengalihkan pandangan Ulan agar menatapnya. Nafas keduanya dapat dirasakan karena jelas hidung mereka sudah menempel. Ulan hanya diam dengan suara isakan, entahlah Ulan merasa mulutnya terasa terkunci dan lidahnya terasa beku.
"Kalaumemangiyakenapa?-" Tanya Alex menekan setiap kata-katanya.
"Laki-laki bajingan" Teriak Ulan histeris.
PLAKKK
Tamparan ulan mendarat kasar di pipi kanan Alex.
"kau " Ucap Alex geram, rahangnya mengeras. Ia berusaha menahan gejolak emosi agar tak meluapkan amarah yang begitu besar yang bisa saja melukai Ulan wanita yang sangat ia sayangi.
"Lo bilang Nathan cowok pengecut, brengsek, dan sialan, padahal cowok itu adalah diri lo sendiri. Cowok yang bunuh orang lain tanpa pikir apapun terlebih dahulu itu brengsek-" Ucap Ulan dengan lirih dalam ketakutan dan tangis yang semakin membasahi wajahnya.
Ulan melangkah ingin menjauh pergi dari Alex, namun dengan cepat Alex mencekal kuat tangan Ulan. "Alex lepas" Ucap Ulan sambil menahan sakit di pergelangan tangannya yang di cengkram kuat oleh Alex.
"Gak akan" Ucap Alex kasar, dengan mengarahkan tenaga yang ada spontan Ulan mendorong tubuh Alex hingga Alex tersungkal ke lantai. Tanpa pikir lama lagi, Ulan langsung menggunakan kesempatan itu untuk kabur dari devil dihadapannya ini.
Dengan kaki yang terasa lemah, ditambah lagi tadi Ulan hujan²an membuat tubuh Ulan terasa sangat lemah. Jujur sekarang ini ia merasa sangat-sangat lelah, tapi Ulan tetap memaksakan untuk berlari agar dapat keluar dari tempat ini dan lebih pentingnya lagi ia bisa jauh dari Alex.
Hi readers qutercinta, janganlupa vote and commet. Sorry baruup Hm, ada yang kangengaksamaaaaaaaaa,,samasiapa yah? Au,a lol.