part 3

9 2 0
                                    

"Kamu lupa,apa pura pura lupa?" Tanyanya dengan nada kesel. Dan akunya hanya diam tak menjawab.

"Sampai kapan aku harus nunggu?"
Tanyanya lagi. Dan aku hanya diam menatap keluar jendela mobilnya.

Ciiiiiit.
Dia menghentikan laju mobilnya dengan tiba tiba,untung pake sabuk pengaman,coba kalo gak pake bisa benjol ni keningku. Hadeh.

"Apaan si Rus,main rem aja,kalo aku kejedot gimana?" Protesku. Dia merubah posisi duduknya menghadap aku. "So,what is the answer?"

"Kamu berhak dapet sarung" jawabku
"Eh jawaban apa itu?" Sahutnya dengan bingung atas jawaban yang aku berikan.

"Kamu sudah tanya hal yang sama denganku sebanyak 3 kali,jadi kamu berhak dapet sarung" jelasku asal.

Spontan dia tertawa dengan kerasnya
"Bhuahahahhaha" setelah tertawa kencang dia menatapku dengan serius dan mengajukan pertanyaan yang sama.
"Sekali lagi aku tanya,what is the answer? Jawab ngaco,aku cium kamu"

"Eits" spontan aku menjauhkan diriku dari Rusdi. Rusdi menatapku lekat, tatapan matanya Tuhan bikin jantungku berdetak gak karuan.

Tiiiin tiiiin tiiiin
Suara klakson mobil belakang bersahutan menyuruh kita untuk menjalankan mobil. Secara emang mobil yang aku tumpangi berhenti di tengah tengah jalan.

"Rus,udah di bel in orang tuh"

"Bodo" jawabnya asal.
Hadeh ni anak ya keras kepala amat sih.

"Woooooiii ,jalan woooiiii, kamu pikir ini jalan nenek moyang kamu" teriak pengemudi mobil belakang

"Rus,jalanin mobilnya" pintaku
"Jawab dulu" jawabnya
"Ok ok aku jawab,tapi jalanin dulu mobilnya,malu tau di bel in orang banyak"

Tak lama dia pun menjalankan mobilnya. " so? ",tanyanya singkat.
"Nanti sambil makan"jawabku.

"Kamu sudah suruh aku nunggu ,awas kalo jawabannya kamu tolak aku Nin" ancamnya

"Eh, kok gitu?" Protesku. "maksa banget Rus"

"Kadang kala sedikit memaksa itu diperlukan" jawabnya enteng sambil tersenyum tipis.

"Gila" gumamku.
"Iya aku emang gila,gila akan kamu"
Aku hanya menarik nafasku sambil meliriknya.

------------------------------------

"Ok kamu mau pesen apa" tanyanya sambil buka buku menu.

"Aku pesen eehhmm .... " jawabku lama sambil buka buka buku menu.

"Saya pesan nasi madura, minumnya blackcurent ya mbak" pesannya
"Kamu Nin?"

"Aku,nasi ayam geprek aja deh,minumnya es teh leci ya mbak"
Jawabku

"Ok ,di tunggu ya kak" jawab si mbak weitress.

"So?"

Mulai deh dengan pertanyaan yang sama

"Ehm...ok aku akan jawab"

"Ok deal,kita sekarang pacaran" jawabnya langsung

"Hah?" Spontan aku kaget "aku kan belum jawab " protesku

"Kelamaan,jadi aku putusin sendiri" jawabnya asal

"Eh ... gak boleh gitu.aku gak mau" jawabku ketus

"Maksudmu? Kamu nolak aku?" Jawabnya tidak terima sambil menatapku tajam

"Maaf" jawabku lesu " maaf aku gak bisa terima."
Ya Tuhan dengan berat hati aku bilang gini ke dia.jujur aku juga cinta ama kamu Rus,tapi aku gak bisa,aku takut Rus. Aku takut jika nanti di tengah tengah perjalanan cinta kita,kita dihadapkan dengan suatu keadaan yang mengharuskan kita harus berjalan sendiri sendiri. Aku takut akan berpengaruh terhadap persahabatan kita. Secara,aku sudah sangat nyaman dengan keadaan seperti ini.

"Why?" Tanyanya singkat

"Gak papa ,aku gak bisa aja" jawabku sambil nunduk.

"Look at me,and answer me" dia nyuruh aku jawab sambil ngeliat mukanya. Ya Allah,tambah berat aja ni mulut buat berkata kata.

"I know you love me,but why you said  no"

Aku menarik nafas dalam dalam "aku hanya gak pengen ngrusak hubungan persahabatan kita. Bisa kamu bayangkan,seandainya ada apa apa di tengah tengah kita pacaran terus kita putus,aku jamin hubungan kita gak bakal kayak gini lagi,gak bisa lagi saling cerita,gak bisa lagi ketawa bareng dan lain lain" jelasku panjang lebar.

" so, the point is you love me too right?" Tegasnya. Dan aku hanya menunduk. Rusdi memegang daguku dan dia bilang " jangan takut apa yang akan terjadi di kemudian hari, itu sama artinya kamu menyerah sebelum berperang. Jika memang apa yang kamu takutkan itu terjadi,aku akan berusaha untuk takkan berubah akan hubungan persahabatan kita. Aku janji, dan lagi siapa juga yang mau putus ,kalo kamu takut kita bakal putus ,kita nikah aja sekarang gimana" jawabnya panjang lebar.

"Tambah gila aja lo" jawabku spontan.

" silahkan di makan kakak" kata mbak weitress yang membawa pesanan kami.

"Makasih mb" sahutku.

------------------------------------

Selama perjalanan pulang, kita hanya diam tanpa kata-kata.
Akhirnya aku sadar kalau ini bukan jalan menuju rumahku.

"Kita mau kemana lagi?" Tanyaku sambil menatapnya

"Ke apartemenku" jawabnya singkat tanpa menoleh ke arahku

"Ngapain? Aku capek,aku pengen tidur."

"Kita belum selesai bicara"

Fiuh.mau ngomongin apa lagi si Rus. Tanyaku dalam hati, aku tarik nafasku dalam-dalam. Tuhan ,bantu aku supaya dia mengerti. Aku sudah nyaman dengan hubungan kami sekarang. Meskipun aku mencintainya tapi aku gak mau hubungan kami rusak hanya karena cinta.

Kita sudah sampai di basemant apartemen. "Turun" perintahnya.

Aku turun dari mobil dan menuju lift apartemen. Dan kami tetap diam seribu bahasa.

Sesampainya di dalam apartemen, dia meletakkan kunci mobil di atas meja makan.

"Mau minum apa" tawarnya

"Gak usah, gak haus" jawabku sambil duduk di sofa ruang tengah.

"Ok...lets talk" ujarnya sambil duduk bersebelahan denganku

"Kamu yakin Nin?"

Aku mengangguk pelan. Rusdi menarik nafasnya dalam-dalam sambil menghempaskan punggungnya disandaran sofa.

"Alasanmu gak masuk akal Nin" gumamnya pelan sambil memijat ujung hidungnya.

Aku pegang tangannya "aku sudah nyaman dengan hubungan kita sekarang. Aku gak mau merusak hubungan yang sudah nyaman ini, aku harap kamu ngerti" jelasku sambul mengusap usap buku tangannya.

Rusdi menegakkan duduknya dan menatapku lekat-lekat. Dia mendekatkan wajahnya sehingga jarak kita hanya beberapa senti aja.
Rusdi memiringkan wajahnya dan semakin mendekat. "Please" dan aku hanya diam menatap wajah ganteng pemuda didepanku yang sudah gak berjarak lagi.

Bibir kami bersentuhan, aku merasakan hangat menjalar ke tubuhku.seolah ingin meresapi rasa itu,aku memejamkan mata.
Rusdi melumat bibirku dengan lembut dan berkata "buka mulutmu Nin" ,dan akupun membuka mulutku. Rusdi memainkan lidahnya menyusuri lebih jauh. Ya Tuhan, nikmat mana lagi yang akan ku dustakan.

Dia melepaskan ciumannya dan berkata dengan pelan "i love u, i love u so much Nin." Saat itu otak dan mulutku sudah gak singkron,niatnya bilang tidak, aku malah mengatakan " i love u too".

Rusdi tersenyum, dan aku mengatakan "boleh lagi?" Tanyaku.
Ya Tuhan Nina, kamu minta di cium lagi.
Dan tanpa menunggu lebih lama lagi kamipun melakukannya lagi.

------------------------

Maaf maaf kalo jadinya gak bagus,dan jg gak jelas.

Loosing You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang