Thr33

322 36 30
                                    

Keadaan kantin fakultas seni hari ini sangat ramai, Yugyeom mendesah kecewa ia lapar sekali tapi ia malas jika harus mengantri makanan,tenaganya seakan terkuras habis sejak dikelas tadi.

"Aku duduk saja dulu," Yugyeom memutuskan untuk duduk di bangku kosong di pojok kantin,untung saja tadi sebelum ke kantin ia sempat menitip iced choco pada temannya jadi setidaknya ia tidak akan terlalu kelaparan.

"Jika kau terus seperti ini,kupastikan kau akan mati kelaparan," Yugyeom mendongakan kepalanya sosok itu hadir lagi. "Aku tau kau ingin nasi curry, cepat habiskan," Kim Mingyu tau apa yang Yugyeom mau. "Hm, terimakasih," Sebenarnya Yugyeom enggan memakan makanan dari Mingyu tapi apa daya perutnya lapar tak bisa diajak kompromi.

"Setelah itu minum obat ini," Mingyu mengeluarkan sekaplet obat dari saku jaketnya,Yugyeom menatap Mingyu meminta jawaban. "Kau kemarin menerobos hujan tan-".

"Kau tak perlu khawatir aku menjaganya dengan baik," Jungkook tersenyum remeh, "ah kookie, ingin makan bersama," tanya Yugyeom canggung, sungguh atmosfer di sekitarnya mendadak tak enak.

"Ayo pergi," Jungkook menarik tangan Yugyeom kasar, Mingyu berdiri dari duduknya memasang wajah geram.

"Tak bisakah kau tak berbuat seenaknya?," tanya Mingyu geram.

Jungkook menarik tubuh Yugyeom untuk berdiri di sisinya, "bukankah kata itu lebih cocok aku tanyakan pada mu Mingyu-ssi? Aku bahkan yakin kalau kau tak memiliki hati," Jungkook berucap sarkastik, meninggalkan Mingyu yang hanya mematung mendengar ucapan Jungkook. Ucapan Jungkook bagaikan tamparan keras yang telak mengenai ulu hatinya.

Disinilah akhirnya Jungkook membawa Yugyeom, sungai Han.

Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore,keduanya merapatkan mantel masing-masing,ini masuk akhir bulan Desember, dimana musim dingin mulai menyapa.

"Maaf aku membawa mu kesini, kau pasti kedinginan," Jungkook jadi merasa bersalah faktanya pemuda manis berkulit pucat di sampingnya ini tidak kuat dingin, bahkan tangan,pipi serta hidung si pemuda manis itu sudah sangat merah.

"Tidak apa-apa, aku lebih baik kedinginan dari pada harus berlama-lama bersama Mingyu," Yugyeom terkekeh lirih sambil mengusap kedua telapak tangannya guna mengantarkan hangat ketubuhnya.

Jungkook yang duduk di sebelah Yugyeom menggeserkan tubuhnya lebih dekat pada pemuda manis itu, ia menarik tubuh besar si manis kepelukan hangatnya.

"Lupakan rasa cintamu, dan bahagia bersamaku".

Cukup, Yugyeom benci rasa ini, rasa dimana ia merasa menjadi orang paling jahat di dunia, di satu sisi dia bahagia karna faktanya Jungkook si pemuda baik hati itu mencintainya, di sisi lain ia merasa bersalah karna ia takut hanya akan menjadikan Jungkook sebagai pelarian, sungguh Yugyeom bingung harus bagaimana.

"Hiks, aku benci diriku," Yugyeom terisak, isakan yang keluar dari bibir Yugyeom sukses membuat sang dominan terkejut.

"Yugyeom-ah kenapa menangis?," Jungkook menghapus air mata dari pipi tembam sang terkasih.

"Aku benci diriku hiks, aku malah lebih mencintai pria brengsek seperti Mingyu, jika aku bisa memilih, bisa kah aku hanya mencintai mu  hiks," Yugyeom meremat mantel Jungkook, suara tangisan teredam masih terdengar, Jungkook tak berniat untuk meredakan tangisan si manis, Jungkook hanya membiarkan Yugyeom menangis, agar lebih tenang jika semua emosinya tercurahkan.

Beberapa menit kemudian tangisan Yugyeom mereda, tangan Jungkook mengapit dagu si manis diantara ibu jari dan jari telunjuknya.

Cup

Cup

Jungkook mengecup kedua mata sayu Yugyeom, "kau bisa memilih, cukup buka hatimu untukku".

Cup

Cup

Kemudian Jungkook mengecup kedua pipi gembil yang merona itu, "aku disini, bersama mu, untuk mu, dan selamanya akan begitu"

Cup

Lagi, Jungkook mengecup hidung bangir sang submissif, "tetap di sampingku, dan jangan pernah berfikiran untuk melepas genggamanku."

Cup

Jungkook mempertemukan kedua belah bibir itu, menyelipkan kecupan seringan kapas itu diantara belah bibir merah merekah favoritnya, "ayo berjanji untuk berbahagia bersama,saranghae Yugyeomie,"

Tidak, tidak bisa. Yugyeom tidak bisa untuk tidak menangis, bukan menangis karna sedih, tapi karna bahagia, sungguh ada rasa lega yang menjalar hangat kehatinya dan itu hanya ia rasakan saat bersama pria di sampingnya ini.

"Jungkook-ah terima kasih, mungkin saat ini aku belum biasa menjawab 'nado saranghae'  tapi kupastikan, aku akan menjawabnya dengan rasa cinta yang amat dalam, jadi ayo kita bahagia bersama," Yugyeom tersenyum bahagia, Jungkook lebih bahagia lagi, ia tarik tubuh si manis menubruk dada bidangnya, menyalurkan kehangatan cinta di senja hari.






"Musim dingin, senja, malam natal, dan kau adalah hal terindah yang aku cintai di dunia ini"  -Jeon Jungkook










































Bayangin Yugyeom nya ky gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bayangin Yugyeom nya ky gini...

Trus Jungkooknya gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Trus Jungkooknya gini

Ok Tq:)

I'll be here Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang