Takut

110 23 0
                                    

Adapun hal yang paling aku takuti adalah ketika kau menjauh hati-hati lalu perlahan-lahan pergi.
-Farel
***

"Panggil sayang!" pinta Farel.

"Ga mau, geli!" tolak Viola.

"Giliran sama Dino aja pasti saling manggil sayang tiap hari." Terlihat aura kesal dari wajah Farel.

"Sotoi lo Rel!"

"Sayang kan?" goda Farel. Viola menutup wajahnya.
Farel tidak tergolong dalam kategori romantis, hingga jarang sekali bersikap manis. Farel menatap Viola yang menyembunyikan wajahnya, ia menarik tangan Viola.

"Lo sayang kan?" tanya Farel, Viola mengangguk.

"I-iya," jawab Viola gugup.

Rio dan Vani selaku orang tua Viola tersenyum geli melihat tingkah anak bungsunya dari kejauhan.

Dor!

"Huaaaa!" Suara tembakan misterius mengagetkan orang tua Viola. Viola yang mendengar teriakan langsung menuju arah suara.

"Vino! Kamu ini kebiasaan ya ngagetin mama mulu, kamu mau mama kutuk jadi batu terus gak laku-laku?" Ancam Vani yang terlihat marah dengan Vino, sedangkan Vino hanya mengeluarkan senyum termanisnya.

"Lo bukan Jefri Nicol. Ga usah senyum!" ucap papanya datar.

"Ehh ada ka Aulia, ayo masuk kak! Tumben kesini!" ucap Viola ramah.

"Ma, Pa, kenalin pacar Vino," ucap Vino ke orang tuanya.

"Wiih cantik sekali. Nama kamu siapa, Nak?" Tanya mamanya Vino.

"Aulia, Tante," jawab Aulia.

"Ayo, Nak duduk!" sambung si papa.

Drtt.. Ponsel Viola bergetar. Ia menggeser layar HP nya dan terlihatlah chat dari Evely.

From: Evely
Vio, gue ke rumah lo ya?

Viola:
Iya^^

"Siapa?" tanya Farel, jangan lupakan Farel si kepo dari lembah Pluto.

"Evely. Dia mau kesini," jawab Viola. Farel ber oh ria.

"Entah mengapa, aku cemburu kau memiliki teman baru. Bukan apa-apa, tapi aku takut waktumu untukku, terbagi untuk sahabat barumu." Bathin Farel.

"Lo kenapa, Rel?" tanya Viola yang menyadari perubahan ekspresi Farel.

"Ga ada," jawab Farel setenang mungkin.

Tok.tok..

"Permisi? Viola?" Itu suara Evely.

"Hei, ayo masuk!" ajak Viola.

"Hmm gausah Vio, aku mau ngajak kamu jalan-jalan berdua. Bisa kan?" Tanya Evely. Viola menatap Farel, Farel tersenyum mengiyakan.

"Iya. Bentar ya!" ucap Viola mengambil tas nya.

Dari kejauhan Farel melihat Viola pergi dengan Evely.

"Apa ini namanya cinta? Kok nyessek ya?" tanya Farel ke dirinya sendiri.

"Ma, Pa, Farel pulang dulu ya," pamit Farel.

"Loh kok cepetnya, Nak?" tanya mama Vani.

"Iya, Ma. Farel ada urusan!" jawab Farel sopan.

Vino menatap Farel. "Hati-hati, Farel," ucap Vino. Farel mengangguk tersenyum.

Sesampaimya di rumah Farel membaringkan tubuhnya di sofa. "lo dari rumah Viola?" tanya Dino. Dino sudah mengetahui bahwa Farel adalah pacar dari Viola.

"Kenapa?"

"Lo kenapa, Rel?" tanya Aurel ke sepupunya.

"Terus mana Viola?" tanya Dino.

"Viola itu milik gue, lo lupain Viola!" ucap Farel tajam.

"Dia cuma pacar lo, bukan istri!" jawab Dino tak kalah. Mendengar kata Dino. Ingin sekali ia melamar Viola saat ini.

"Tadi gue lihat Viola sama Evely jalan-jalan," sambung Aurel.

"Terus?" sahut Farel malas.

"Heran aja, gak sama lo," ucap Aurel, tidak ada tanggapan dari Farelm

To: Viola
Lo dimana? Udah pulang?

To: Viola
Kalau pulang kabarin!

5 menit kemudian, tidak ada balasan dari Viola. Farel terlihat gusar.

Matematika Cinta (Sudah Terbit✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang