Cinta itu ada

138 24 7
                                    

Aku ingin bercerita bahwasanya aku sedang bahagia bersama euforia indah bernama cinta.
_Farel

Adapun ketika seorang jatuh cinta, hal yang pertama dilakukan adalah memendam. Jika tidak sanggup barulah ia memulai menyatakan. Dan ketika ia siap menyatakan cinta, akan terciptalah dua jawaban. Dua jawaban itulah yang memberikan kenyatan antara jatuh cinta atau saling cinta.

Seperti Farel, ia sudah mengungkapkan segalanya. Saat ia mulai yakin bahwa Viola adalah bagian hidupnya. Lalu kabar baiknya, Viola sepaham denganya. Jika sudah begitu, perasaan bahagia yang mana yang Farel dustakan.

"Aku ingin bercerita bahwasanya aku sedang dijajah oleh cinta. Parahnya cinta yang ku maksud adalah bentuk lain dari kamu." Untuk pertama kalinya Farel mengajak Viola menikmati senja indah dengan perasaan yang megah.

Viola menatap lekat mata indah Farel, mencari titik kebenaran dari sang pemilik mata. "Aku tidak menemukan kejujuran di matamu, aku juga tidak menemukan kebohongan disana," sahut Viola.

"Lalu apa yang kau temukan?" Farel memicingkan matanya untuk menatap gadisnya.

"Kulihat matamu melihatku," jawab Viola enteng.

"Kau romantis sekali," ucap Farel datar. Viola merasa lucu dengan tingkah Farel.

"Aku bangga dengan diriku," sahut Viola.

"Aku ingat kau pernah bilang bahwa cinta itu tidak ada, semua hanya fiksi, mereka yang jatuh cinta hanya mencintai bukan saling cinta," Farel menatap lekat Viola di tengah kata-katanya.

"Lalu?"

"Aku ingin kau menarik kata-katamu! cinta itu ada, aku buktinya," ucap Farel.

"Bagaimana aku bisa percaya?" Pancing Viola. Farel tersenyum mendengarnya.

"Hei, jika aku tidak cocok dijadikan bukti. Jadikan aku jaminan bahwa aku mencintaimu." Viola salah tingkah dengan kalimat terakhir Farel. Ia bisa merasakan ratusan bintang berterbangan dalam perutnya.

Viola hanya tersenyum kecil menyembunyikan kondisi jantungnya yang berdetak lebih cepat. Farel yang sedikit peka menautkan jari-jarinya di sela jari-jari Viola. Ia mengajak Viola menelusuri pantai.

Ada yang berbeda dengan senja kali ini, jika senja biasanya Viola mengingat kenangan dengan Dino. Sekarang Farel yang menemaninya menikmati senja yang mempesona.

"Rel, lo sama Dino ada hubungan apa sih?" tanya Viola.

"Kamu kenapa penasaran banget sama Dino?" tanya Farel datar.

"Ga gitu, cuma pengen tau antara kamu sama Dino," tukas Viola.

"Dino itu.."

Tak sengaja mata Viola menuju ke arah Vino. Vino tidak sendiri, ia bersama seorang perempuan yang Viola yakini perempuan itu adalah pacar baru Vino.

"Eh, itu kayaknya Vino deh, samperin yuk!" ajak Viola memotong suara Farel. Ia menarik tangan Farel dan lupa apa yang ditanyakan ke Farel barusan. Bukan Amnesia bukan pula faktor usia. Tapi tentang terobsesi dengan rahasia, rahasia tentang pacar baru Vino.

Terlintas ide untuk mengerjai Vino, seringai aneh muncul diwajah Viola dan Farel.

Dorr..
Hening, tidak ada reaksi dari Vino.

"Astaga!"

"Kejutnya telat bang," ucap Viola datar. Bagi Viola, nyessek adalah ketika ia gagal mengerjai kakaknya.

"Wiihh, itu siapa Vin?" tanya Farel.

"Pacar guelah, cantik kan?" Bangga Vino, sedangkan perempuan disampingnya menunduk. Farel ber oh ria.

"Kenalin, aku Viola. Adiknya Vino," ucap Viola yang diangguki oleh perempuan yang tampaknya baik dan pendiam.

"Aku Aulia, senang bertemu denganmu," jawab Aulia sopan.

"Wihh, beda banget tuh sama Aurel, Vin," sambung Farel.

"Loh kenapa dibandingin sama Aurel?" tanya Viola yang memang tidak mengerti.

Ayo Aurel siapanya Vino?

Matematika Cinta (Sudah Terbit✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang