Siapa Dino?

216 49 22
                                    

Bugh, Remot yang dipegang Viola langsung mendarat sempurna di muka Farel.

"Hahahaha," tawa Vino dari kejauhan. Sedangkan Farel sudah menobatkan Vino sebagai daftar nama orang-orang yang akan dibuang ke gurun sahara.

"VINO VIOLA!" Farel terlihat sangat kesal dengan Vino dan Viola.

"Hiks hiks," Vino langsung menghampiri Viola yang ingin menangis. Farel tidak mengerti, harusnya dia yang sedih karena wajah yang masuk nominasi paling tampan harus merah-merah akibat remot Viola.

"Kenapa, Vio?" Vino yang mulai khawatir dengan Viola.

"Duh kamu kenapa?" tanya Farel yang juga bingung dengan Viola.

"Remotnya Rusak.."

Terjadilah adegan slowmotion antara Farel dan Vino. "Itu adik lo?" tanya Farel yang terlihat seperti orang bodoh.

"Bukan, dia adek angkat dari iparnya temen tetangga sebelah gue," jawab Vino menahan kesalnya terhadap Viola.

***
Sudah seharian penuh Farel di rumah Viola dan Vino. Dari dulu ke rumah Vino adalah rutinitas Farel setiap hari libur. Tapi berbeda dengan minggu ini. Jika minggu yang lalu seharian penuh ia bermain game dengan Vino, minggu ini ia lebih sering memperhatikan Viola.

"Viola, lo pernah jatuh cinta?" Farel ingin tahu lebih dalam tentang Viola.

"Iya," jawab Viola dengan nada lesu.

"Siapa?"

"Laki-laki," jawab Viola tanpa ragu. Farel mengangguk tanda sabarnya.
"Maafkan dosa anak ini Tuhan," bathin Farel.

"Menurut lo cinta itu apa?" Kini giliran Viola yang bertanya.

"Cinta itu indah," jawab Farel yang di dengar oleh Vino. Vino sengaja pergi tanpa mengganggu 2 makhluk astral yang menurut ramalan Vino akan ada curhat akbar di rumahnya.

"Salah," sela Viola, tentu saja membuat Farel penasaran dengan balasan Viola.

"Cinta itu tidak ada, semuanya fiksi belaka. Mereka yang jatuh cinta hanya mencintai, bukan saling cinta," jeda Viola ditengah kata-katanya.

"Ck, Tadi kau bilang kau jatuh cinta dengan laki-laki," ungkap Farel dengan nada sinis.

"Itu kebodohanku."

"Semoga kau selalu menjadi orang bodoh sekali lagi," ucap Farel yang menghadirkan senyum kecil Viola.

"Kau ingin mendengar ceritaku?" tanya Viola yang entah sejak kapan mulai akrab dengan Farel.

"Apapun," jawab Farel dengan senyumnya.

"Ada seekor ikan yang jatuh cinta pada buaya,"

"Of dulu, cerita macam apa ini?" potong Farel.

"Denger dulu, si Buaya sama Ikan pacaran, terus Buaya selingkuh sama si Kepiting, terus Ikannya patah hati, si Ikan ingin bunuh diri tapi takut mati, jadi Ikannya pergi ke tengah laut, selesai." jelas Viola panjang kali lebar.

"Kasihan si Ikan," sahut Farel yang berpura-pura menikmati cerita amburadul Viola.

"Lo jangan jadi Buaya, Rel." Pesan Viola hangat. Farel tersenyum melihat Viola yang sekarang bukan putri Es atau ratu monster yang ia kira.

"Pasti!" jawab Farel.

Tok..tokk..

"Kak, bukain pintu!" perintah Viola. Vino langsung bergegas membuka pintu.

"Iya, bentar!" sahut Vino dari kejauhan.

"Dino,"

Viola yang mendengar nama Dino langsung menuju pintu diikuti Farel yang penasaran dengan Dino. Namun saat Farel melihat Dino dari jauh, Farel urungkan niatnya untuk keluar

"Viola," lirih Dino saat melihat kedatangan Viola.

"Ada apa?" tanya Viola. Ia tak menyangka Dino ada di Jakarta dan tahu tempat tinggalnya.

"Aku minta maaf," ucap Dino lemah.

Farel yang melihat Vino masuk duluan langsung mendekati Vino, "siapa Dino?" Vino tau betul Farel sangat penasaran tentang apapun yang berkaitan dengan Viola.

"Kau pernah mendengar kisah ikan sama buaya?" tanya Vino. Fix Farel langsung mengerti semua jawabannya.

"Sudah malam, pulanglah," ucap Viola secara tidak langsung mengusir Dino. Dino mengangguk mengerti.
Namun sebelum pergi ia menghentikan langkahnya.

"Aku merindukanmu," ucap Dino lalu masuk ke mobilnya.

Matematika Cinta (Sudah Terbit✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang