Yang Tulus Itu Ada

128 23 3
                                    

Aku akan selalu bertahan hingga habis usia. Biar kamu percaya, yang tulus itu benaran ada.
-Farel.

Pagi-pagi sekali Farel sudah sampai sekolah, ia tidak sabar bertemu Viola. Apalagi sejak kemarin Viola tidak membalas pesannya.

"Farel?" sapa Viola yang baru memasuki kelas. Farel tersenyum seakan ia baik-baik saja.

"Rel, maaf ya, semalam HP aku mati jadi ga bisa bales chat kamu." tambah Viola merasa bersalah.

"Iyaa," balas Farel lembut. Viola bersandar di bahu Farel. Mencari kenyaman dari kekasihnya.

"Aku kangen!" jujur Viola.

"Kangen ga gini caranya Viola," bathin Farel.  Bagaimana tidak sejak subuh tadi ia menerima pesan gambar dari email yang tidak dikenal terlebih isinya hanya ada Viola dan Dino.

"Rel?" Viola merasa aneh dengan Farel.

"Lo kemarin jalan sama Dino?" Akhirnya Farel membuka suara. Viola mengangguk lemah.

"Kenapa ga bilang?" tanya Farel halus, seketika Viola menyadari ada tatapan kecewa di mata Farel.

"Aku gak," Farel mendekap Viola. Untung saja suasana kelas masih sepi.

"Lain kali bilang, biar aku gak khawatir." Lagi-lagi Farel berbicara dengan khas lembutnya.

"Kamu ga marah?" Viola memberanikan diri menatap laki-laki yang sangat ia cintai.

"Buat apa? Itu hak kamu," jawab Farel.

"Kamu gak cemburu?" tanya Viola lagi.

"Aku cemburu, sayang," ucap Farel dengan tatapan sendunya.

"Sini Hp kamu!" pinta Viola.

"Buat apa?" ucap Farel lalu memberikan ponselnya.

Viola tampak sibuk menggeser layar ponsel Farel hingga Terlihatlah email asing yang mengirimkan Fotonya dengan Dino. Viola terkekeh geli.

"Kenapa ketawa?" tanya Farel. Viola menyandar lagi dibahu Farel seakan-akan tempat itu adalah lembah ternyaman di dunia.

"Ini foto zaman lama, ga pinter banget nih orang yang neror. Pasti nih yang ngerjain belum sarjana!" jelas Viola.

"Maksud kamu?"

"Nih liat!" Viola membuka akun Facebook lamanya. Terlulis tanggal dan tahun pengiriman foto tersebut. Farel terlihat lega dengan bukti Viola.

"Maaf!" Farel memeluk Viola erat. Sampai teman-teman kelasnya satu-persatu masuk.
"Ciee yang pacaran mulu," ucap Reva, Viola dan Farel tersenyum menanggapi.
***

"Farel?" panggil Viola ditengah acara makannya.

"Kenapa?" tanya Farel.

"Gue penasaran sama yang ngirim foto ini." jujur Viola.

"Menurut lo, siapa?" tanya Farel balik.

"Kek nya Aurel, siapa lagi orang yang ga suka gue berpijak di bumi kan cuma Aurel," opini Viola.

"Hsst.. ga boleh gitu, Aurel memang benci sama kamu, tapi ia tidak akan menyakiti kamu lewat aku. Karena aku tahu, Aurel sangat menyayangiku." jelas Farel, Viola menimbangkan tuduhannya.

"Terus siapa?"

"Dino kayaknya," jawab Farel.

"Hmm.. bisa jadi," ucap Viola setuju.
Mereka melanjutkan makannya.

Setelah selesai Viola dan Farel kembali ke kelas.

"Viola!" Panggil Dino menghampiri Viola. "Buat lo," sambung Dino sambil memberikan cokelat untuk Viola  seakan-akan tidak menganggap Farel ada.

Viola mengambil dengan senyum ramah lalu menatap Farel yang tidak suka dengan adegan itu. "Rel, nih buat lo." Cokelat yang diberi oleh Dino diberikan lagi untuk Farel. Setidaknya Farel menebarkan senyum kemenangan.

"Makasih Dino," ucap Farel lalu mengajak Viola pergi.

"You're the best kamvret Farel!" lirih Dino datar.

"Farel? Jangan pergi yak! Aku tuh susah move on orangnya," pesan Viola.

"Aku ga bakal pergi, hingga habis usia. Biar kamu percaya, yang tulus itu beneran ada," jawab Farel dengan gaya sok romantisnya. Dalam hitungan 1 2 3 sudah dipastikan Viola menutup mukanya.

Matematika Cinta (Sudah Terbit✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang