"Park Jihyo.. " gumam pria berwajah pucat itu melihat kertas yg ada pada tangannya saat ini.
Manik hitamnya menelusuri huruf demi huruf yg tertera dikertas itu, lalu memicing saat matanya menangkap tulisan 'profesi : psikolog' dihadapannya, lalu dengan tanpa sadar bibirnya melengkung, membuat smirk khasnya itu muncul secara spontan.
Ia menekan interkom dimejanya lalu dengan lugas berbicara pada sekretarisnya agar segera memasuki ruangannya sekarang.
"Ada apa hyung?" Ucap pria jakung yg kini menghampiri pria berkemeja biru dongker dengan dua kancing yg ia sengaja buka sebelum berangkat kekantornya.
"Cari keluarga gadis ini dan pastikan ia mau bekerja untukku" ucapnya datar seraya melempar setumpuk kertas yg terjatuh tepat dimeja dekat sofa yg diperuntukan bagi para tamu yg ingin berkunjung menemuinya.
"Jika kau sudah mendapatkannya, atur jadwalku agar bisa menemuinya" lanjut pria itu yg setelah itu terlelap dengan kaki yg berselonjor diatas meja kebanggannya.
Kim Taehyung, pria tinggi dengan mata tajam itu adalah sekretaris sekaligus sahabat bagi bosnya itu, orang yg selalu menjadi tangan kanan Yoongi jika ia memerlukan sesuatu.
Pria itu menunduk, memberi hormat pada atasannya lalu pergi meninggalkan ruangan pria kejam nan manis itu.
Kejam? ya, siapapun pasti akan menilai pria pucat itu sebagai badboy kelas kakap yg akan membantai siapapun yg tidak menuruti kemauannya, namun ia bukanlah Mafia ataupun berbisnis dalam dunia gelap, ia hanya memiliki sifat gelap tetapi tak akan terjun dalam hal yg menurutnya hina itu, ya, pria itu mempunyai prinsip bahwa sebejat apapun ia, ia takkan pernah menyentuh dunia bisnis penuh kegelapan itu, sampai kapanpun.
***
Tubuh mungil itu menggeliat, merasakan tusukan sinar mentari yg sedari tadi mengganggu tidur cantiknya, tak lama setelah itu ia pun memutuskan bangun dan beranjak kekamar mandi sebelum dirinya turun dan menyapa keluarga yg selalu terlihat bahagia itu.
"SELAMAT PAGI IBU, SELAMAT PAGI AY-" teriak Jihyo yg terpotong saat pupil coklat tuanya menatap heran kedua orang yg berpakaian rapi dengan kacamata hitam yg bertengger diwajah kedua orang itu.
Seperti malaikat pencabut nyawa saja, memakai baju hitam dan putih-ucap Jihyo dalam hati.
Ya mereka berdua adalah manusia biasa sebelum ayah Jihyo Park Ji Boum menyerahkan sebuah kertas putih dengan materai yg tertera disana,
Jihyo pun mengerutkan keningnya lalu mengambil kertas yg membuat wajah kedua orang tuanya itu pucat seperti mayat hidup.
Oh shit! Seketika semua menjadi kacau, gadis itu menatap tajam kedua malaikat pencabut nyawa- ah maksudnya kedua manusia laknat itu dengan jantungnya yg terus berdegup tanda ia menahan emosinya.
"Punya hak apa kalian menyita rumahku? bahkan kertas ini tidak cukup untuk membiarkan kalian mengusir kami darisini" ucapnya mencoba setenang mungkin, karena ia tak mau perdebatan itu berlanjut pada sebuah perkelahian yg amat Jihyo benci.
Kedua orang itu menatap satu sama lain, dan ketika salah satu diantara mereka ingin berbicara, tiba2 pintu rumah kecil itu terbuka dan menampakan seorang pria yg kini melepas kacamata beningnya lalu melangkahkan kakinya memasuki rumah kecil namun asri itu.
Jas coklat muda dengan kemeja hitam serta dasi yg senada dengan jasnya itu bertengger dileher seorang pria dengan wajah tak kalah dari seorang selebritis sekalipun, ia berjalan memasuki ruang tamu keluarga kecil dengan anak tunggal yg menjadi pusat perhatiannya saat ini.
"Maaf karena aku sedikit terlambat" ucap pria itu lalu dengan tak disuruh pun duduk disofa berukuran sedang dengan corak bunga merah yg mengitarinya.
"Siapa kau?!" ucap Jihyo yg kini mendelik melihat kehadiran pria yg ia yakini sebagai atasan dua Jeosongsaja ini.
"Aku, Kim Taehyung, sekretaris dari Min Yoongi, CEO Min Corporation" ucap Taehyung angkuh, namun tetap memberikan senyuman paling manis.
"Dan kau, kau pasti Park Jihyo bukan?" Lanjut pria itu masih dengan tatapan datarnya.
"Lalu apa maumu sampai datang kerumahku lalu memberi kertas omong kosong ini?!" Ucap Jihyo tertahan karena dirinya masih dibatas kesabarannya.
Mata hitam legam lelaki itu menatap tajam kedua pria yg berada disampingnya, membuat orang yg dianggap Jihyo malaikat pencabut nyawa itu kini bergidik ngeri. Ia mengakhiri sesi tatapan tajamnya lalu beralih dengan menatap jihyo datar.
"Sepertinya anak buahku terlalu cepat memberikan surprise untukmu, maafkan aku" ucapnya dengan terkekeh.
"Tak usah berbelit-belit, katakan apa maumu?!" ucap Jihyo tak tahan lagi.
"Mauku? aku hanya ingin kau bekerja untuk Min Corp, dan untuk Tuan Min tentunya" ucapnya menyeringai.
"Dan jika aku tidak mau?" Ucap Jihyo menantang.
"Mudah saja, jika kau tak menerimanya, maka akan kupastikan kertas yg kau bilang omong kosong itu akan mengosongkan rumah ini dalam 2 hari" ucap Taehyung yg kini menyilangkan kakinya keatas kaki lain.
Jihyo menggeram, ia memandang kedua orang tuanya, khususnya ibunya, yg sekarang sudah menangis didada sang ayah, Jihyo bingung, ia tak mungkin memberikan orang2 sialan ini rumah yg sudah membesarkannya selama ini, rumah yg selalu turun temurun menjadi hak keluarga nya harus jatuh ketangan orang2 brengsek ini, dan jika ia menganggap ini hal sepele, ia harus membuang pikiran tersebut karena ia tidaklah bodoh, didalam surat itu sudah tertera materai dan ditandatangani oleh kepala daerah tempatnya berada jadi mana mungkin ini hanya sebuah tipuan belaka.
Jihyo sejenak berpikir, dan menatap manik hitam legam itu dengan manik coklat tuanya yg menyala2, ia menghela nafasnya kasar lalu dengan tenang membalas ucapan pria itu.
"Baiklah, aku menerimanya tapi aku memiliki syarat" ucap Jihyo.
"Katakan apa itu?" Ucap Taehyung kembali menurunkan kakinya kelantai.
"Aku ingin membuat perjanjian tertulis, jika aku bekerja di Min Corp kau dan para orang brengsek mu itu tidak boleh menyentuh ataupun mengganggu keluargaku lagi." Ucap Jihyo tegas.
Taehyung tertegun, mendengar ucapan frontal gadis yg bahkan lebih muda darinya ini, pantas saja bos muda nya itu menginginkannya, pikirnya sejenak. Lalu dengan datar menjawab.
"Baiklah, aku akan membuat perjanjian itu dan akan segera mengabari kapan kau akan bekerja di perusahaan kami, dan ya, kau tidak perlu berkutat dengan segala komputer yg berada digedung itu, kau hanya perlu fokus pada bosku saja" ucap Taehyung.
'dan juga mengendalikan kegilaan pada bosku itu' ucap Taehyung dalam hati yg secara tak sadar menampilkan seringaian yg membuat Jihyo memandangnya acuh.
Setelah semua kejadian itu mereka pun pergi dan meninggalkan keluarga kecil itu sendirian.
Ibu Jihyo memandang anaknya kasihan, bagaimana diusia muda ia harus dihadapkan dengan serangkaian peristiwa yg tak mengenakan ini,
Jihyo yg melihat tatapan ibunya langsung memeluk ibunya seraya tersenyum lebar, agar kedua orang tuanya tak perlu khawatir akan dirinya.
Min Yoongi? Siapkan dirimu!-ucap Jihyo dalam hati yg berapi-api.
Park Jihyo.. aku akan menunggumu.-Min Yoongi dengan smirknya yg khas.
Hal yg sama terjadi, keduanya bergumam dalam hati sambil mengeluarkan senyum sinis mereka dengan hati yg tak bisa dikendalikan, lalu terlelap dengan pikiran masing2.
.
.
..
.
.
Maaf kalau ceritanya jelek,
Keep voment guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry For Loving You (YoongiXJihyo) *HIATUS
FantasiTak perlu waktu lama hanya dengan menemukan cinta sejati, jika kau yakin hatimu ingin meledak saat kau bertemu seseorang, maka kau berhasil menemukannya.-Min Yoongi. Lakukan sesukamu, aku disini, masih dengan ego ku, maaf, namun aku terlalu sakit un...