***
"The power of emak : ketika lo gak bisa berkutik dari perintah yang dikehendakinya"--- Abang Kafka yang nelangsa
***
"Kaka bangunnn..."
"Ehhmmm..."
"Ih Kaka... ayo bangunnnn"
"Hmm"
"Kaka..... buruan bangun ihhhh, bangunnn..."
"Akhh... brisik..."
"Kaka...!!!!" Panggil gadis itu lagi sambil menggoyang-goyangkan bahu si empu-nya nama sesekali menepuk pipinya agar kesadarannya kembali dan terbangun dari tidur panjangnya.
"Akhhh...!!! Ngapain sih lo pagi-pagi di sini???!!!" Seru lelaki yang dipanggil tadi dengan kesal sambil membenarkan selimutnya dan menyipitkan mata. Serius, ini masih terlalu pagi untuk disebut bertamu ke rumah tetangga. Apalagi sampai membangunkannya di pagi buta pukul 05.25 WIB, masih terlalu pagi bukan untuk ukuran bangun tidur di akhir pekan?
"Ihh.. Kaka gimana sih, lupa ya kalo kita mau jogging pagi?" kata gadis itu lagi sambil mengerucutkan bibirnya. Iya, dia Rica. Si tuan putri Kafka yang selalu merengek padanya dan memanggilnya dengan sebutan 'Kaka'.
"Bisa diem gak sihhh!!!" Pekik Kafka tertahan sambil memposisikan diri untuk duduk
"Gak bisa sebelum Kaka nepatin janji buat jogging sama Rica!!!"
"Heh Rica-Rica denger ya, sejak kapan gue janji sama lo mau jogging hah???!!! Udah deh sana keluar!" Jelas Kafka sambil mendorong kening Rica dengan jari telunjuknya.
"Ihhh.. sakit Kaka!!! pokoknya Rica gak mau tahu, hari ini Kaka harus jogging sama Rica, titik." Perintahnya tak mau kalah sambil bersedekap dan mengangkat dagu setinggi-tingginya.
"Bo.do.a.mat" balas Kafka tak peduli lalu kembali memposisikan diri berbaring di ranjangnya dan melanjutkan tidur panjangnya di hari libur. Sontak saja hal tersebut membuat Rica geram dan kesal setengah mati. Dengan ancang-ancang pita suara yang siap menggema merdu, Rica pun memulai aksi jitunya.
"MAMAAA!!!! KAKA NAKAL SAMA RICAAAAA........" pekiknya lantang memanggil mama-nya Kafka yang entah berada dimana.
Kafka yang mendengar pekikan Rica yang tak sedikit pun aduhai itu pun langsung terlonjak bangun dari tempat tidurnya dan berlari menghampiri Rica yang berada beberapa langkah dari ranjangnya. Segera saja ia bungkam mulut comel ekstra chili milik Rica dengan tangannya agar tak kembali mengadu pada mama-nya yang tidak-tidak. Bisa runyam masalahnya kalau mama ikut turun tangan.
"Lo!!!!!" Geram Kafka masih sambil membungkam mulut comel ekstra chili si Rica. "Lama-lama gue robek juga ini mulut. Bisa diem gak? Mau ini mulut gue robek hah??!!!" Ancam Kafka teramat kesal, untung mamanya tak sampai mendengar.
"Keluar sana" usirnya setelah melepaskan bungkaman tangannya di mulut Rica.
"Tapi Kaka harus jogging sama Rica sekarang," ucap Rica yang suangat keras kepala dan membuat Kafka kembali murka. Tapi tenang, Kafka adalah orang pengendali marah dan penyabar terbaik saat meladeni sikap Rica. Jadi dengan segenap raga dan jiwa, ia telan rasa marahnya bulat-bulat itu.
"Kenapa gue harus ikut jogging sama lo hm? Kenapa lo gak jongging sendirian aja?" Tanya nya lembut dengan tatapan sulit diartikan sambil melangkahkan kakinya perlahan mendekati Rica.
Rica yang melihat aura berbeda dari Kafka hanya dapat meneguk ludah. Ia pun mulai awas dengan pergerakan Kafka yang mendekatinya perlahan, sehingga tanpa sadar dirinya berjalan mundur berusaha menjauhi Kafka tapi tatapannya tetap tertuju padanya.
"Ka- Kaka mau apa?" Cicitnya terbata
"Gue cuma mau tanya sama lo, kenapa harus sama gue Rica?? Kenapa gak orang lain?" Balasnya dengan nada selembut sutra, dan yapp!!! Sekarang Kafka telah berada tepat di hadapan Rica dan percaya atau tidak Rica sekarang tak dapat berkutik di hadapannya, karena langkah mundurnya menjauhi Kafka telah dihalangi tembok di belakang tubuhnya.
Kafka yang melihat reaksi Rica pun tersenyum miring dan memanfaatkan nya untuk menggertak Rica agar tak selalu merengek padanya yang notabene hanya sebatas tetangga bukan lebih. Ia lalu meletakan kedua tangannya di sebelah kiri-kanan telinga Rica yang sukses membuat Rica tak berkutik sekalipun. Ia juga memajukan wajahnya lebih dekat dan berbisik di telinga Rica yang sukses membuat Rica merinding seketika.
"Sekarang lebih baik lo kelu---"
"Kafka ada apasih ribut-ri-----HEH!!! KALIAN NGAPAIN???!!!! " pekik sebuah suara perempuan paruh baya dari balik pintu kamarnya yang terbuka dan sukses memotong ucapan Kafka. Yaaappp!!! Itu suara mama Kafka yang memergokinya tengah mengancam Rica dengan kurungannya. Jika dilihat dari belakang, memang posisi Kafka seperti tengah mencium Rica jadi otomatis pasti si mama berpikir yang macam-macam melihatnya.
"Mama??"
"Kamu ini ya, mau apa kamu hah mojok-mojokin Rica???!!!! Mau apa?? Siapa yang ngajarin kamu kayak gitu Kafka??!!!!" Hardik mama sambil menjewer telinga kiri Kafka lalu menyeretnya agar menjauhi Rica. Rica pun akhirnya bernafas lega dan langsung lemas dibuatnya.
"Ampun mah, ampunnnn.. Kafka gak ngapa-ngapain mahh.. suwer gak nga---...aduh...duh" bela Kafka sambil merintih kesakitan karena jeweran maut sang mama.
"Suwar, suwer, suwar, suwer awas kamu ya kalo sampe ketahuan mau gituan lagi sama si Rica, mama gorok kamu!!" Ancamnya sadis. "Mandi sana, terus sarapan di bawah!" Perintah mama.
"Iya ma,"
"Ayo Rica kita keluar" ajak mama yang langsung diangguki Rica.
Sialan!!! Dasar anak tetangga! Batinnya.
***
"Kafka... buruan sini sarapan" Panggil mama dari meja makan
"Iya, ma." Sahut Kafka lalu berlari-lari kecil menuruni tangga menuju meja makan.
Sesampainya di meja makan Kafka langsung duduk di hadapan Rica dan mengambil nasi beserta lauknya ke dalam piring tanpa menoleh ataupun menyapa si Rica. Sepertinya ia masih kesal karena insiden barusan di kamarnya.
"Ekhem." Itu suara Rica yang berdehem, tapi tak membuat Kafka menoleh ataupun meliriknya sedikit pun.
"Kaka..."
"Hm"
"Jadikan hari ini kita jogging?"
"Hah...." lemas Kafka seketika mendengar pertanyaan Rica. Benar-benar tidak habis pikir Kafka pada si Rica-Rica bahkan setelah insiden tadi ia masih menayakan perihal 'jogging'????
"Kafka...." tegur mama melihat respon Kafka yang tanpa minat.
Dan sudah Kafka pastikan, untuk kesekian kalinya ia tidak bisa membantah perintah dari rengekan Rica apalagi di sini ada mama yang mendukungnya. Sialan!! Batinnya.
***
Hay ceman-cemanss....!!! Masih ada yang belom tidur??? Hehe sengaja up sekarang biar bisa buat sarapan besok gengs hiyahiyahiya😅ocaaayyy jan lupa vote, komen dan share ke temen-temenmu ya gengsss..... baybaybayyyyy😍😘😗😙
Salam,
Inces__yang pingin goyang nasi padang😍
KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGA RICA-RICA
Подростковая литератураIni tentang anak tetangga yang nyebelinnnnnnnn buangettt!!!! Udah manja, cengeng , cerewet, tukang ngadu dan jago membual lagi orangnya. Sumpahh, pengin deh rasanya gue tenggelemim tuh anak ke laut. Udah gitu sukanya nempelin anak tetangga lagi, pok...