Sepanjang pelajaran bu Endah berlangsung, Rio tak henti-hentinya mengajak Rica mengobrol. Rica yang diajak mengobrol pun tak sungkan menanggapi obrolan yang dibahas Rio. Terlebih Rio tipe orang yang menyenangkan saat diajak mengobrol itu menurut Rica sih, daripada ia mengobrol dengan Kaka nya si Kafka.
Interaksi antara Rica dan Rio pun tak luput dari pendengaran Kafka yang memang duduk di depan meja mereka meski arah pandangnya masih tertuju ke arah bu Endah yang menerangkan, tapi tidak dengan telinga nya yang fokus menangkap obrolan Rica dan Rio yamg terasa menyebalkan didengar oleh Kafka.
Entahlah Kafka merasa sangat sebal mendengarkan keakraban mereka. Menurut Kafka Rio itu sungguh menyebalkan karena sok akrab dengan Rica, padahal mereka baru berkenalan beberapa menit yang lalu. Tapi Kafka bisa apa? Ingin menghentikannya pun tak ada alasan mengapa ia melakukannya. Jadi yang bisa Kafka lakukan adalah menguping pembicaraan mereka. Meski ada rasa kesal saat mendengarkannya, apalagi saat Rica tertawa kecil menanggapi ucapan si Rio-Rio anak baru itu.
Tak lama dari itu, bu Endah mengakhiri pelajarannya karena bel istirahat telah berbunyi. Semua murid di kelas 11 IPA 3 itu pun bersorak gembira adapula yang mengucap syukur pada Tuhan karena akhirnya dipertemukan dengan jam istirahat.
"Ibu akhiri pelajaran hari ini sampai di sini, selamat siang..." tutup bu Endah lalu keluar kelas menenteng buku-bukunya entah apa.
"Siang buu...!!!" Ucap murid-murid di kelas itu dengan semangat lalu berhamburan keluar kelas menuju surganya anak sekolah, kantin.
"Ca, boleh nggak lo temenin gue keliling sekolah ini? Gue kan anak baru jadi belom lumayan paham lah seluk beluk nih sekolah," pinta Rio setelah merapikan bukunya kepada Rica yang tengah menata alat tulisnya di tempat pensil.
"Hemm?? Keliling sekolah?" Tanya Rica balik seolah-olah ia tidak jelas mendengar ucapan dari Rio. Kafka yang mendengarkan ajakan dari Rio itu pun langsung membalikkan tubuh dan wajahnya menghadap belakang berharap Rica tak menyetujui ajakan Rio tersebut. Entahlah Kafka masih kesal dengan Rio karena sedari tadi mengalihkan perhatian Rica melulu. Dan sekarang, Rio juga akan membawa Rica berkeliling selama jam istirahat dan meninggalkannya di kelas seorang diri? Rasanya ada sesuatu yang hilang dari diri Kafka. Eh, ini Kafka kenapa?
"Iya? Gimana, lo keberatan?" Balas Rio meyakinkan Rica yang tengah menimang ajakannya itu.
"Eemm.. gimana ya Yo, Rio tau sendiri kan sekolah ini kan luaaaasssss..... bangetttt, nanti kalo Rica keliling nih sekolah bisa-bisa Rica pingsan, terus ngerepotin Rio, terus nanti Rio ga mau temenan sama Rica lagi, terus nanti Rica gapunya temen kaya Rio lagi, terus nanti Rica sendirian, terusss...."
"Ssshhhuuuttt!!!!" Interupsi Rio memotong ucapan Rica yang terlalu lebay menurutnya.
"Udah-udah Ca, lo gak usah khawatir. Gue nggak ngerasa direpotin elo kok nantinya kalo misal lo pingsan karna nemenin gue keliling nih sekolah. Malah gue seneng kalo merasa bermanfaat jadi temen lo karena bisa lo repotin waktu lo membutuhkan. Jadi gimana, mau ya?" Bujuk Rio lagi. Kafka yang mendengar ucapan Rio pun mendengus semakin kesal.
"Eemm...? Rio mau jawaban jujur atau bohong?"
"Jujur dong"
"Ricaaa..... nggak mau, eh maksud Rica nggak bisa!! Iya Rica nggak bisa, karna Rica... Rica-eh.. Rica ngantuk hehe... jadi nggak bisa temenin Rio keliling sekolah deh. Maaf ya Rio," sesal Rica yang dibuat-buat hanya untuk alasan karena Rica tipikal cewek pemalas yang tidak suka menghabiskan waktunya untuk keliling sekolah yang menurutnya membosankan ini.
Kafka yang mendengar jawaban penolakan dari Rica pun hanya tersenyum miring yang tak disadari oleh mereka lalu kembali menghadap depan dan mulai mengeluarkan ponselnya untuk bermain game. Lain halnya dengan Rio, ia malah merasa sedikit kecewa mendengar penolakan dari Rica sedangkan Rica bersandiwara merasa menyesal di depan Rio karena tolakan tawaran dari Rio, padahal mah aslinya si Rica-Rica malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGA RICA-RICA
Teen FictionIni tentang anak tetangga yang nyebelinnnnnnnn buangettt!!!! Udah manja, cengeng , cerewet, tukang ngadu dan jago membual lagi orangnya. Sumpahh, pengin deh rasanya gue tenggelemim tuh anak ke laut. Udah gitu sukanya nempelin anak tetangga lagi, pok...