6. Api

365 43 1
                                    

Update setiap Kamis


Liveo bergerak dari satu bayangan ke bayangan lain.

Warga mengunci pintu rumah masing-masing, membawa keranjang makanan atau gentong minuman. Berbondong-bodong mereka pergi bersama obor dan lentera menuju istana.

Liveo menjadi asap di antara mereka, berbaur tanpa terlihat. Dia bergerak lebih cepat dengan meloncati atap-atap rendah.

Di atas kepalanya, menggantung bola yang bulat putih di angkasa hitam. Bulan Sisi Baik yang berukuran tak sebesar Sisi Buruk yang merah.

Bulan itu adalah satu-satunya benda di Sisi Baik yang membuat Liveo menoleh.

Bulannya aneh, dipenuhi gerigi dan lubang-lubang kawah. Yang lebih aneh lagi, seluruh permukaannya putih mutiara, dan sinarnya mewarnai tanah kelabu muda. Meski hari sudah malam, Sisi Baik masih berpijar dengan benderang. Dari lampion, obor, gigi-gigi penduduknya yang digosok sampai mengilat, bintang yang bertabur seperti gula-gula, dan juga bulan itu.

Liveo menghabiskan waktu sekitar semenit lalu berdecih pergi.

Tak ada waktu untuk menyukai bulan dan langit malam Sisi Baik.

Halaman istana sudah penuh. Liveo berjalan memutar gerbang belakang, yang pagar pembatasnya ditutupi tumbuhan merambat hijau kuning. Dia memanjat dengan cepat lalu berhenti.

Di antara barel-barel dan gentong makanan yang dikumpulkan, ada tikus.

Tikus yang gembul perutnya dan tinggi badannya.

Seorang pria misterius mengendap sambil memeluk dua barel sekaligus. Liveo mengira pria itu bermaksud merapikan gudang makanan, tetapi malah mengantongi roti panggang lalu berjalan keluar istana.

Rupanya seorang tikus pencuri.

Si tikus berlari tergopoh karena terlalu banyak membawa gentong makanan. Dia menoleh kanan dan kiri, memastikan tak siapa pun yang melihat. Dia melempar gentong keluar pagar, dan bersiap memanjat.

Belati Liveo menancap tepat di dinding yang dipanjat tikus itu.

Menjerit, si tikus terjatuh dari pagar. Refleksnya cepat, dalam sekejap dia sudah berguling dan berdiri lagi. Dia meninggalkan barang curiannya dan melarikan diri memutari pagar istana.

Ini menandakan betapa penduduk di sini sangat ketakutan bila ketahuan berbuat jahat.

Liveo mengejar dari belakang. Mereka memutari taman dan menerobos dinding menuju luar istana. Si tikus berlari menuju areal pedesaan dan ladang yang sudah ditinggalkan penduduknya berpesta. Meski tubuhnya besar, dia pandai berkelit dari kejaran.

Sang Pencipta tolol di negeri ini sedang memberi Liveo kesempatan.

Mencuri makanan sama dengan tindak kejahatan, kan? Rakyat Sisi Baik tak mungkin diam. Tikus ini akan segera ditangkap lalu dibuang ke Sisi Buruk karena ketahuan berbuat jahat. Saat itu terjadi, Liveo tinggal mengikuti ke mana tikus itu pergi, dan menyelinap masuk ke gerbang Sisi Buruk bersama-sama.

Si tikus bersembunyi di kandang kuda, mengintip apakah si pengejarnya masih mengincar.

Tepat di sampingnya, Liveo sudah berdiri.

Tikus memaki dan bermaksud kabur lagi. Liveo segera memitingnya ke tanah.

"Kau pencuri."

"Tidak! Aku tidak mencuri!"

"Aku melihat apa yang kaukerjakan!" Liveo merogoh kantong si tikus, dan menemukan roti panggang yang dicurinya. "Lihat. Apa ini?"

Si tikus mencoba merebut. Liveo menangkap tangan itu dan mematahkan pergelangannya. Si tikus meronta hebat. Teriakan sakit menggema di sepenjuru ladang.

SEGREGATE (Mali & Liveo Story) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang