10. Perburuan

204 26 1
                                    

Bab 9 dan 10 sudah up! Bab ini juga panjang. Selamat menikmati.


Di kehidupan lamanya, berburu adalah cara bagi dirinya dan Liveo mengatasi bosan melihat langit yang selalu malam.

Miris di kehidupan barunya, berburu adalah cara untuk mengatasi bosan berpesta, dan untuk berteduh dari langit cerah. Di bawah kanopi pepohonan hutan, Mali merasa sedih harus menyembunyikan diri beberapa saat dari terik matahari.

Pagi ini Raja sendiri yang menjemput Mali di kamar. Ia terlihat lebih antusias dari yang biasanya, bercerita banyak dengan mata yang sipit dan tubuh yang terus bergetar-getar ketika tertawa. Ia membawa Mali ke ruang makan yang pada mejanya telah terhidang sarapan terbaik di seluruh kerajaan.

Perburuan—salah satu tradisi kecil kerajaan ini untuk menghabiskan waktu secara bersama-sama. Sebagai kegiatan alternatif mengatasi kebosanan berpesta. Berburu di negeri ini bisa di lautan maupun dalam hutan. Di luar dugaan Mali, Raja loyo keriput lebih suka menyusuri hutan ketimbang menyelam. Jika ditanya mengapa, ia akan menjawab bahwa semasa mudanya, ia sudah cukup bosan menelan garam lautan.

Mali belajar bahwa sesuatu yang baik secara berlebih-lebihan pun bisa menjadi momok. Berbahagia, berpesta tujuh hari tujuh malam rupanya bisa membuat penduduk negeri ini bosan. Benarkah itu? Bermandi di bawah cerah langit dan menikmati panas matahari bukanlah sesuatu yang paling disyukuri? Penduduk negeri ini bukan hanya sinting, tetapi juga konyol.

Butuh waktu lebih lama dari perkiraan Mali untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru.

Raja meminjamkan Mali pakaian berburu yang indah. Terdiri dari jalinan serat kuat, beraksen bulu dan dibalut ketebalan kulit yang dianyam. Zirah yang tak mudah terkoyak oleh cakaran hewan buas.

Bila belum memuaskan hati, Raja loyo keriput juga membekali Mali dengan sebuah busur dan panah yang dipahat dari kayu dan tulang, dengan tas panah yang terbuat dari kulit sapi. Busur dan panah itu merupakan milik Raja, yang selalu digantung di atas lemari pakaiannya. Tak pernah disentuh, kecuali untuk dipamerkan.

Untuk Mali disiapkan seekor kuda putih bersih. Untuk Raja adalah kuda berbulu kuning lembut. Pengawal-pengawal Raja ikut serta dalam perburuan. Sekurangnya dua puluh pengawal. Dengan tiga dayang-dayang yang menyiapkan segala kebutuhan sang raja, dari kantong air, bekal daging bumbu, dan jubah mewah untuk raja berganti pakaian satu jam sekali. Rombongan yang berlebihan, lebih pantas disebut berpiknik ketimbang berburu. Bila Liveo ada di sini, ia pasti menyindir kasar.

Putri Maria minta ikut berburu. Ia mengenakan gaun juga zirah kulit yang disamak, dengan perhiasan sederhana sebuah liontin air pemberian Raja. Ia didampingi sekurangnya lima pengawal dan satu dayang. Menurut Raja, sang putri tak pernah ingin ditinggal sendirian di istana. Bukankah Maria adalah putri yang manja juga pemberani? Membuat orang lain terkagum-kagum.

"Maaf, Rajaku, terkadang seorang perempuan. bila tak mau ditinggal pergi oleh lelakinya, adalah tipikal perempuan pencuriga. Dia memilih ikut pergi sebab tak sudi melihat pasangannya mencumbui gadis pelayan yang mereka temui di tengah jalan."

Raja tertawa senang. "Tak ada gadis pelayan di tengah hutan. Yang ada singa betina yang akan mencakarku jika kupegang."

Mali melirik Maria menunggang kuda di sisinya. Kudanya putih, meski tak seputih Maria. Tubuh perempuan itu ringan. Bila kudanya tersandung batu, Maria bisa terlempar dan menyangkut di pepohon. Tangannya pun begitu langsing dan rapuh, membuat orang-orang di sekitar khawatir apakah ia bisa mengendalikan tali kekang dengan benar. Oh, mungkin hanya Mali yang tahu betapa besar kekuatan yang perempuan itu sembunyikan, terutama ketika berurusan dengan tali.

SEGREGATE (Mali & Liveo Story) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang