"Makasih Kak Lala? Ck, Kakak"Ada rasa tak rela ketika matanya membaca deretan kata yang melintas di lini masa akun Twitter nya. Sebuah tweet milik rekan satu generasinya di JKT48. Dan ya, Kita tak perlu menjelaskan apa itu JKT48 'kan?
Nabila Fitriana, cantik? Menarik? Pandai mengayomi? Oshieble? Kita punya satu jawaban "iya" untuk semua yang bertanda tanya itu. Lalu apalagi? Sempurna? Tidak, tidak.. masih ada Shani. Kekekek
Wajah itu merengut sebal, apa-apaan, kenapa cuma kakak?
Ia terus memprotes diam-diam."Woy! Muka gak enak banget" teguran seseorang yang datang tak santai.
"Liat~ masa Kakak sih?" Dia mengadu, menunjukan ponselnya pada sosok yang baru datang barusan.
Dahi itu mengernyit, bergantian menatap Lala dan layar ponsel. "Ya terus kenapa?"
"Ya masa "udah kayak kakak aku sendiri". Hih, kirain selama ini baik gara-gara itu..."
Dua orang yang sama-sama baru saja selesai latihan dan sedang menunggu pesanan kendaraan online masing-masing itu menampakan ekspresi yang berbeda. Amel yang memutar bola matanya sebagai tanggapan atas ucapan Lala barusan hanya berdecak malas.
"Bales aja dulu" sarannya.
Sejenak Lala berpikir, mencari balasan terbaik untuk tweet tersebut. "Udah tuh"
"Ya udah kalo udah"
"Dih Amel" Lala merasa tak terima atas balasan Amel yang terkesan tak mau tahu.
"Kenapa lagi?"
"Kesel ah"
"Yeuu.. makanya jangan Baperan jadi orang.
Baper kok sama bocah, kocak" cibir Amel, mengabaikan kedua Bola mata Lala yang nyaris saja keluar mendengar kata-katanya."Lo butuh cermin gak sih?"
"Buat apa? Gak perlu di kacain juga gue sadar kok, kalo gue emang cantik" dia menjawab tanpa melepas pandangannya dari ponsel ditangan. Membuat Lala mencibir lagi, kali ini ia melongok, mengintip apa yang Amel lakukan pada ponselnya.
"Kenapa baru bales? Jwb"
"Ih ngatain orang Baperan, sendirinya apaan? Bucinan?" Lala menyindir setelah berhasil membaca sebaris pesan yang Amel kirimkan pada Erika, lalu ia tertawa meledek.
Cepat-cepat Amel jauhkan ponselnya, ia masukan kedalam saku celana.
"Heh ngintip ngintip"
"Mel, Lo beneran sama Kak Erika?"
"Enggak lah"
"Terus itu, mamah-papah-an?"
"Gimmick doang itu" Amel membalasnya acuh tak acuh, ia kembali fokus pada ponselnya.