Persiapan menuju sonichi setlist Pajama Drive dari academy class a. Jelas bukan hanya anak-anak academy saja yang sibuk, beberapa yang bersangkutan seperti Kinal, Melody dan para pelatih lainnya juga tak tinggal diam. Di gemblengnya habis-habisan untuk pematangan.
Seperti saat ini, setelah menguras tenaga anak-anak dengan latihan gerakan, saat ini mereka tengah khidmat menyimak petuah dari salah satu seniornya sambil rehat.Kinal, Haruka, dan Melody ada pada bagian paling belakang anak didiknya, sambil ikut menyimak apa yang tengah Viny sampaikan. Sedangkan di salah satu sudut, Beby ikut serta memerhatikan bersama botol minum di tangannya, barusan ia juga ikut serta dalam melatih gerakan, meski memang tak terlalu lama.
"... Banyak juga yang awalnya naik tapi lama-lama turun, atau yang tadinya biasa-biasa aja jadi naik..."
Ada beberapa yang mengangguk-angguk dan sisanya hanya diam menyetujui dalam hati.
"Maksudnya kalau kalian berusaha pasti kedepannya akan ada hasilnya gitu"
Viny meneruskan, tidak sampai satu jam, kemudian ia tutup dengan kalimat penyemangat, bermaksud membangkitkan mental junior-juniornya setelah di gembleng habis-habisan.
Setelah Melody memberi waktu istirahat, semuanya membubarkan dirinya. Beberapa di antara mereka memilih untuk merebahkan tubuhnya sembarangan, meski tak banyak yang bergegas mengambil minum dan makan.
"Widih calon" Beby datang dengan senyum menggoda. Menghampiri Viny yang sedang duduk-duduk santai. Ia menyodorkan botol minumnya, menawarkan.
"Calon apaan?"
Di terimanya botol minum itu, meski memang Viny tak merasa begitu haus, ia hargai saja kebaikan Beby.
"Calon ex-member hehe"
"Yee lisan Lo"
"Lah? Emang Lo mau selamanya jadi member?"
"Ya gak juga sih"
Beby menjentikkan jarinya. "Nah itu" katanya.
Kemudian tak ada lagi yang berbicara. Mereka malah sama-sama mengedarkan pandangan mengabsen satu persatu penghuni ruangan ini tanpa suara. Memperhatikan tiap-tiap anak yang akan melanjutkan perjalanan mereka.
"Kira-kira mereka bisa gak ya bertahan sampai lebih dari lima tahun?"
Viny menoleh pada Beby yang berucap. Wajah itu tidak sama sekali berpaling arah. Ada satu titik yang Beby incar, namun ketika Viny ikuti, ternyata disana tak ada apa-apa.
Ia mengangkat bahu. "Semoga aja bisa"
Sebuah anggukan dalam di Sertai sepasang mata yang memejam lama. Mendadak Beby terpikirkan sesuatu. Generasinya saja yang berjumlah cukup banyak, yang bertahan hingga saat ini hanya tinggal beberapa orang. Apalagi mereka, dua generasi yang di gabungkan saja masih kalah jumlah dengan angkatannya dulu. Dan apakah JKT masih bisa bertahan hingga selama itu?
Sedangkan Viny yang masih duduk di sebelahnya mulai menatap khawatir. Ia tepuk pelan punggung Beby. "Lo mikirin apa sih?" Tanyanya.
Kali ini ia menoleh, memasang senyum lebar lalu menggeleng.
"Gue cuma heran. Anak-anak sekarang belum kena bedak aja udah cakep-cakep banget ya. Gak kayak gue dulu, rasanya seumuran Yori tuh masih dekil banget deh" Beby tertawa di akhir kalimatnya, sangat natural.
Meski tahu ada yang sengaja tak ingin Beby bahas, mendengar kalimat tersebut Viny jadi lebih semangat untuk memberi pukulan di punggungnya. Sedetik kemudian Viny pun ikut tertawa, apalagi melihat ekspresi kesakitan Beby.
"Sakit kali. Main hantem aja" Beby menggerutu.
"Ya lagian. Gue kira Lo lagi mikirin apaan, taunya malah liatin Yori. Jaga pandangannya bang boy"