"Jangan ngebut bawa mobilnya, santai aja ya. Gak lagi buru-buru juga 'kan?"Sebuah pesan penuh perhatian, Shani sampaikan sebagai bentuk terima kasih karena Beby sudah mengantarnya ke sekolah, lagi.
Mengukir senyum manis di bibir si pengemudi yang melongokkan kepalanya diantara jendela samping mobil."Iya, aku gak suka kebut-kebutan kok. Kamu juga, belajar yang rajin ya"
Shani mengangguk. Sebelum akhirnya Beby melambaikan tangan berpamitan. Ia bertahan dengan berdiri memandangi mobil yang Beby kendarai hingga benar-benar hilang dari pandangannya.
"Cie dianterin siapa tuh?"
Suara seorang teman membuatnya mau tak mau harus menoleh. Dua gadis remaja teman satu kelasnya. Shani mengenali sebagai Anin dan Gracia.
"Kenalin dong kenalin" dengan jahil Anin menyenggol Shani dengan sikunya beberapa kali.
"Kayaknya ganteng juga tuh? Eh jelas lah, pasti ganteng. Ya 'kan Shan?" Tanya sendiri, jawab sendiri. Dasar Gracia.
Wajar ketika Gracia menerka seberapa tampan sosok yang mengantarkan Shani barusan. Karena kebetulan saat kepala Beby melongok keluar jendela samping mobil, sosok itu sengaja menutup kepalanya dengan Hoodie, seperti sudah biasa. Membuat yang terlihat hanya wajah samping yang nampak tak begitu jelas dari arah Gracia dan Anin berasal barusan.
Namun tak ada satupun yang mendapat respon dari yang bersangkutan. Shani hanya mengibaskan tangannya tanpa ingin membahas."Udah ah gak usah di bahas. Gak penting" putus Shani sebelum mengajak kedua temannya untuk melanjutkan perjalanan ke kelas.
"Masa sih gak penting?"
"Iya ih, Shani pelit deh. Cuma mau tau doang juga"
Oke, Shani mengalah. Demi sahabat-sahabatnya yang cerewet ini.
"Bukan siapa-siapa. Cuma saudaranya kak Viny kok" balas Shani seadanya.
Keduanya membulatkan mulut masing-masing secara bersamaan. Berbunyi "oh" panjang sangat kompak.
Shani sedikit lega, ia berharap tak akan ada pertanyaan lagi.
"Ngomong-ngomong kak Viny, dia kemana ya Shan? Biasanya yang anter jemput kamu 'kan dia"
Ah sialan, baru saja tenang, pertanyaan lain kembali bermunculan.
"Iya iya baru ke ingetan. Gimana kabarnya kak Viny, Shan? Udah lama gak liat"
Saling bergantian memberi pertanyaan. Betapa perhatiannya ke dua sahabat Shani ini.
Sebelumnya baik Anin maupun Gracia, tak ada satupun di antara mereka yang mengetahui bahwa Shani pernah menjalin hubungan dengan Viny, jadi jangan beri tahu mereka ya. Yang lalu biar jadi rahasia saja."Ada kok, kak Viny baik-baik aja. Cuma lagi sibuk skripsian aja kayaknya"
Kayaknya. Sebuah kata penuh ketidakyakinan. Terang saja, Shani sudah lama tak berkomunikasi dengan Viny, baik via telepon atau langsung. Mereka merenggang sejak kejadian beberapa pekan lalu. Jadi, mana ia tahu Viny sedang sibuk apa akhir-akhir ini.
"Oh pantesan. Eh tapi beneran 'kan itu saudaranya kak Viny emang ganteng?" Tahu siapa yang bertanya? Sekali lagi, Gracia.
"Iya, ganteng"
Biar cepat.
"Serius? Id LINE nya apa Shan? Mau dong mau"
"Iya Shani, mau dong. Atau enggak Instagramnya deh"
Huftt. Ternyata tidak bisa secepat yang ia kira. Dasar Anin Gracia.
***
Sepulang sekolah Beby tak langsung mengantar Shani ke rumah. Bukan kemauannya, tapi Shani sendiri yang meminta untuk mampir dulu sebentar. Karena katanya, kebanyakan di rumah juga bosan.
Maka disinilah sekarang mereka berada. Di sebuah cafe yang tak terlalu jauh dari tempat Shani bersekolah, sederhana namun cukup nyaman untuk tempat ngopi-ngopi, dan terpenting adalah free WiFi.