Prolog

38 5 0
                                    

"Nih!"

Aku yang sedang meluruskan kakiku seketika menatap ke arah atas. Pria itu sedang menyodorkan sebuah botol minuman.

"Malah ngelamun!" Botol itu terlepas bebas dari tangannya. Untung saja aku cekatan menangkapnya. Jujur saja aku tidak melamun sama sekali. Aku sedang mengatur napasku yang tersengal-sengal. Lari satu keliling alun-alun bikin tepar begini.

"Makasih, Vin." Aku menatap ke sekelilingku. Orang-orang yang berada di ambang batas kesadarannya terduduk di atas rerumputan.

"Semua ambil alatnya masing-masing! Dalam waktu sepuluh menit, kalian sudah kumpul di Pendopo!" Suara yang tak ingin aku dengar akhirnya bergema juga. Baru saja mengumpulkan nyawa yang hampir terlepas, malah disuruh bawa alat.

"Mau gue bawain, Vid? Kayaknya lo capek banget." Aku menoleh ke arah datangnya suara. "Tolong ya, sebelumnya makasih." Dyah mengangguk dan beranjak pergi.

"Orang lain juga capek kali! Sana gih, ambil sendiri! Atau lo pengen dapet hadiah?" Aku langsung menoleh. Niskala berdiri di belakangku. Aku langsung bangkit dan berlari meninggalkannya.

"Mana lagi Si Dyah!" Aku terus berlari mencari perempuan itu. Ah! Itu orangnya. Wanita itu menenteng sebuah tas dan mengenakan sebuah carry yang tersemat sebuah bass drum.

"Dyah siniin, biar gue aja yang bawa! Kak Niskala udah negur gue!" Aku membantunya melepaskan carry.

"Bentar dong! Sakit ih!" Ia berkata ketus saat aku terus menerus menarik carry-nya. Ya, aku sedang panik. Panik sekali. Niskala itu most hated person. Kenapa dia dibenci? Sudahlah, banyak sekali alasannya. Aku akan menjelaskannya satu per satu.

***

Yeayy Romance novel republish dari Paradoks,,,
Semoga suka;)
Bantu promot dan jangan lupa votmentnya,,
Maaf masih newbie:")

OBSESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang