Blood 11: Pulang

55 12 0
                                    

Sekarang Yamanbari sudah bersih, wangi, rapi, dan kenyang tentunya. Baju pemberian Chougi cukup pas di badanya. Yah ... setidaknya Yamanbagiri tidak memakai baju yang bisa mengundang tatapan mesum. Well, jika dari kemarin malam dia dikurung dalam kamar mewah, sekarang Yamanbagiri digiring ke ruang keluarga yang berkali-kali lipat lebih mewah dari kamar itu.

Jangan lupakan tigaー Ah, sekarang menjadi lima laki-laki yang duduk di sekitarnya. Mereka semua berpakaian rapi dan stylish. Persis seperti karakter laki-laki kaya di dalam manga shoujo atau Dorama.

Di sisi lain, entah kenapa Yamanbagiri merasa seperti sedang duduk di ruang persidangan. Kalau memang benar Yamanbagiri akan disidang ... kira-kira kesalahan apa yang dia lakukan?

Oh! Apakah ini karena ia menampar Chougi sebanyak dua kali saat di kampus?

Uhm ... benar juga. Chougi adalah salah satu anggota keluarga ini. Dan bisa dipastikan Lima laki-laki dewasa di sana adalah kakak-kakaknya.

Pemuda pirang itu menghela napas berat. Pasrah. Bahkan sampai sekarang Yamanbagiri masih bertanya-tanya, kenapa dirinya bisa terdampar di rumah super mewah ini? Maksudnya, kenapa harus Chougi yang menolongnya? Seingatnya, kemarin malam kakak sulung Yamanbagiri menyuruhnya membeli bahan makanan untuk makan malam di minimart terdekat. Karena tutup, Yamanbagiri terpaksa belanja di minimart lain. Lalu, ketika dalam perjalanan pulang Yamanbagiri dicegat beberapa pria berpakaian serba hitam, dan mereka memiliki taー

"Nee, Kuni-chan!"

Pemuda itu terkesiap kaget di tengah-tengah usahanya mengumpulkan kepingan memori kemarin malam.

"Ha-hai'!" Yamanbagiri tidak mampu mengangkat wajahnya. Entah malu karena ketahuan melamun, atau menahan amarahnya pada Chougi. Mungkin keduanya.

"Hei, hei ... jangan kaku begitu." Daihan terkekeh geli melihat tingkah Yamanbagiri yang menurutnya agak lucu, "Kita hanya ingin berkenalan denganmu, bukan mengadilimu. So ... tolong rileks sedikit, okay?"

Jujur si pirang sempat terkejut karena Daihan mengetahui, apa yang dia pikirkan. Apakah dia memiliki suatu kemampuan khusus? Bisa membaca pikiran orang?

"Kuni-chan?" Kini giliran Azuki yang memanggil.

"Y-ya?"

Dengan ragu Yamanbagiri sedikit mengangkat wajahnya. Diam-diam memperhatikan kelima pria  di sana satu per satu. Mereka memang terlihat seperti orang baik, tapiー Serius? Apakah rumah bak istana negara ini hanya dihuni beberapa laki-laki saja?

Oke! Abaikan itu!

"Ekhem!" Seperti biasa, Mitsutada mengawali pidatonya dengan berdehem elit. "Supaya lebih akrab, kami akan memperkenalkan diri padamu sekali lagi."

Yamanbagiri mengerjap bingung. Apakah itu diperlukan? Maksudnya perkenalan ini. Toh, dari awal Yamanbagiri memang tidak mengenal mereka. Meski tadi sempat berkenalan dengan tiga penghuni rumah, dan mungkin dia tidak ingin mengenal keluarga, -yang menurutnya aneh-, ini lebih jauh. Satu-satunya hal yang diinginkan Yamanbagiri hanyalah ... pulang ke apartementnya dan pergi kuliah.

Oih, dia ada kelas siang ini.

"Aku, Shoukudaikiri Mitsutada. Kepala rumah tangga di mansion ini. Salam kenal, ya ...," ucapnya sembari tersenyum charming.

Last Blood!! [ChougiKuni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang