Joging

83 5 0
                                    

Semerbak harum nan menyejukkan hati. Sementara mentari belum menampakkan wujudnya . Gigil terus menyerang tubuh. Ayam jantan terus berkonser dengan kokoknya.

_______________________________________

Tok tok tok...

"Siapa nih yang datang subuh-subuh?"

Ku ambil kerudung. Lalu berlari kecil menuju pintu. Tiada gledek tiada hujan. Apakah gerangan sahabatku itu. Pagi-pagi buta datang kerumah tanpa mengabariku terlebih dahulu. Padahal sebelumnya, inginku melanjutkan sleeping beauty setelah sholat tadi. Namun sepertinya harus kuurungkan.

Aku memandangnya dengan tatapan tajam. Ku lirik pakaiannya dari atas sampai bawah. Dia nampak memakai setelan baju untuk joging. Aku memandangi nya lagi.

"Ngapain lo pake pakaian begituan? Terus kenapa pagi-pagi begini kerumah gue?" Tanyaku mengintrogasi.

Amel. Yeah! Dia yang datang kerumahku pagi-pagi buta begini.

"Maaf ya Ta, gue lagi pengen joging, makanya subuh-subuh begini gue dateng. Kalo nanti ya udah kecolongan sama matahati tau!"

"Kan libur semester Ta. Jonging yuk." Kata Amel dengan andalan puppy eyes nya.

"Pantesan pake sepatu, sama celana training. Jonging toh. Tapi gue ngantuk Mel. Lain kali kek."

Aku memutar bola malas. Kesal dengan Amel. Ingat kalau Amel itu sabahat yang baik. Aku tak ingin membuatnya bersedih, lalu merajuk.

"Oh gitu, yaudah masuk. Duduk sini tungguin bentar. Mau ganti baju, sama pamit orangtua dulu." Kataku.

5 menit kemudian.

Aku telah rapi memakai baju, celana training longgar, krudung instan, dan sepatu olahraga. Namun, kantuk masih menggangguku sedari tadi.

"Eh Mel, bawa HP gak?" Tanyaku.

"Terserah Ta. Gue sih bawa aja. Kali-kali ada cogan yang mau minta nomor hp gue haha." Ucap Amel dengan pedenya.

Aku mengangguk. Kembali lagi ke kamar untuk membahwa hp serta tas punggung kecil berisi minuman dan beberapa uang untuk jaga-jaga. Dari pada beli lebih baik bawa sendiri. Hemat!

"Mel, emangnya kita mau joging kemana?" Tanyaku.

"Di alun-alun aja ta, disana enak untuk joging." Kata Amel

"Yaudah, yuk keluar."

Ku tutup pintu dan saatnya joging. Aku memang sudah lama tidak joging. Mungkin saat jam olahraga saja. Sebelum kami tiba di alun-alun, kami berjoging melewati kampung-kampung terdekat. 15 menit, akhirnya kita sampai di alun-alun.

"Ta, udah sampai di alun-alun nih. Mau lanjut jogingnya apa istirahat dulu?" Ucap Amel.

"Istirahat dulu deh. Gue capek daritadi." Kataku.

Lalu kami mencari tempat duduk terdekat. Sambil menunggu kepenatan menghilang. Ku buka hp kemudian menghidupkan kamera belakang. Aku memang hobby memotret sejak SMP. Aku selalu mengabadikan moment yang ada. Seperti saat ini. Sengaja memotret pengunjung di sekitar alun-alun, kendaraan yang lalu-lalang, pepohonan yang rindang, ibu-ibu pedagang, langit fajar yang indah, dan si kunyuk satu ini. Amel!
Aku terkekeh ketika menunjukkan betapa lucunya wajahnya saat dipotret. Dia lantas menyubit lenganku, memintaku agar menghapusnya. Aku kembali tertawa sembari menghapus fotonya.

"Jahat lo Ta! Udah ah ayo kita balapan aja gimana. Siapa yang sampai duluan berhak ditraktir oleh yang kalah. 2 Kali putaran. Mau gak?" Kata Amel menantang.

"Aduh Mel, gue capek. Tapi ayo kalo gitu. Kalo gue menang lo harus traktir gue mie ayam 2 porsi selama 3 hari. Sanggup kan?" Jawabku.

"Oke. Kalo gue menang, lo harus traktir gue bakso, mie ayam, nasgor!" Kata Amel.

Aku mengangguk. Gila! Dia mau makan semuanya. Tapi gue yakin. Gue bakal menang. Liat aja nanti.

Aku bersiap siap untuk ancang-ancang. Sambil berdoa semoga aku yang menang. Biarin aja Amel kalah, yang penting menang.

"Oke. Satu.... Dua..... Tiga...."

Aku lari dengan sekuat tenaga. Mengitari alun-alun yang besar dan luas ini. Aku memang masih unggul di depan. Sesekali aku menengok Amel yang nampak kualahan mengejarku. Ini mungkin kesempatanku. Hehehe...

Aku mempercepat lariku. Sekuat tenaga bagaikan atlet lari maraton, aye-aye. Lagi-lagi aku menengok pada Amel. Nyatanya memang aku akan memenangkannya. Saat pandanganku kembali tertuju kearah depan. Tiba- tiba saja ....

Brukkkkkk ....

"Aww." Ringisku.

Aku terjatuh setelah bertubrukan dengan seseorang. Orang itu mungkin hanya sedikit terjungkal. Lalu orang itu membantuku berdiri. Amel yang melihat aku terjatuh nampak histeris.

"Aduh Ta. Lo gak kenapa-kenapa kan? Ada yang luka gak? Sakit gak?" Tanya Amel khawatir.

"Gue aman Mel. Gak usah lebay gitu ah. Jatuh biasa kok." Kataku sembari mengelap-elap bajuku.

Aku belum melihat siapa orang yang aku tubruk tadi. Lalu setelah aku ngamati. Sepertinya aku mengenal sosok tersebut. Aku sontak terkaget!




















"Kamu...!"

*****





















Tidak memaksa kalian memberi vote/comment.
Ini cerita sederhana, ditulis dengan penulis yang amatiran.

People From The PastWhere stories live. Discover now