Amel Ngambek

37 2 0
                                    

Malam ini, bulan dikelilingi oleh ribuan bintang. Memancarkan gemilang cahaya, memberi secercah harapan dimalam yang penuh makna.

_______________________________________
Malam tahun baru.

Gilang menggajakku untuk menikmati malam tahun baru bersama. Kami memilih menikmati di alun-alun saja. Seperti biasanya, Gilang meminta izin kepada kedua orangtuaku. Alhamdulillah, mereka memberiku izin, mereka memberi wejangan kepada Gilang agar aku dipulangkan setelah pesta kembang api.

Aku dan Gilang berjalan mengitari pedagang-pedagang sekitar. Membeli makanan dan minuman untuk kami berdua.

Masih pukul 10 malam tapi pedagang masih ramai saja. Aku dan Gilang memilih duduk bangku yang tersedia di dekat alun-alun.

"Ta, bagi martabaknya dong." Gilang memohon dengan mengedipkan kedua matanya berkali-kali.

'Aduh matanya dikondisikan bangg'

"Udah habis ya punya kakak?" Tanyaku. Padahal aku sudah tahu jikalau punya dia emang sudah habis dimakannya.

"Iya hehe. Habisnya gue pengen lagi Ta, enak." Jawabnya.

'Bilang aja laper'

"Yaudah beli lagi aja dong, itu abang-abangnya masih ada disitu." Aku menunjuk pedagang martabak yang tadi kami beli.

"Ah yaudah deh. Aku beli dulu. Jangan rindu ya." Katanya.

Aku mengangguk.

'Ya Allah sebenernya dia kenapa'

Setelah kepergian Gilang, aku membuka ponselku. Beberapa notifikasi dari sahabatku. Amel. Aku lupa mengajaknya, pasti dia mengoceh tak karuan.

Amel Corn : Woy gue mau otw kerumah lo. Pastikan lo udah siap-siap.

Amel Corn : Eh gue udah nyampe.

Amel Corn  : Wah gue keduluan sama kakak kesayangan lo itu. Ah pupus sudah ....

Amel Corn : Tega sekali dirimu wahai Gita. Gue udah dandan dari subuh, niat banget kan gue, mau ngajakin lo tahun baruan sama gue. Tapi lo udah janjian sama kak Gilang, lo bahkan gak ngomong dulu ke gue. Sebel gue ama lo!

'Seperti yang gue duga'

Me : Maafin gue deh ya, gue juga lupa Mel. Dia dadakan kesini, mau gimana lagi. Lo juga gak kasih tau gue kalau lo mau ngajakin gue juga.

Amel Corn : Au ah, sebel gue!!!!

Me :  Sorry Mel. Udah dong jangan ngambek.

Puk

'Waduh sapa yang nyentuh pundak gue, please jangan nakut-nakuitin'

"Gita,"

Aku menoleh ke samping kanan.

"Tuhkan bener, kamu." Dia langsung duduk disampingku, yang awalnya diduduki oleh Gilang.

"Iya." Kataku sempat terkejut.

'Kalau datang itu salam dulu kek, gue kan punya trauma'

"Kamu kesini sama siapa? Kok sendirian aja?" Tanya Dzaki.

Dzaki adalah kakak kelasku. Kami kenal karena dia adalah kakak asuhku waktu kami MPLS. Aku dulu sempat menyukainya, dia tampan, baik, ramah, sopan banget, cowok basket lagi. Tapi aku sadar diri, dia banyak banget penggemarnya. Mungkin juga dia sudah punya kekasih.

People From The PastWhere stories live. Discover now